IRAK (Jurnalislam.com) – Kurdi Suriah akan dilindungi dari ancaman militer Turki, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan kepada para pemimpin Kurdi di wilayah semi-otonomi Kurdistan pada hari Rabu (9/1/2019), selama kunjungan mendadak ke Erbil, lansir Aljazeera.
Diplomat tinggi AS itu sebelumnya bertemu dengan para pemimpin Irak di Baghdad sebagai bagian dari perjalanan Timur Tengahnya untuk meyakinkan sekutu tentang rencana kejutan Presiden Donald Trump untuk menarik pasukan dari Suriah.
Di Irak, Pompeo juga berusaha untuk memperlancar hubungan setelah para pemimpin politik marah ketika Presiden Trump mengunjungi pasukan AS setelah hari Natal di pangkalan udara gurun terpencil tanpa singgah di Baghdad atau bertemu dengan pejabat Irak.
Banyak politisi dari koalisi yang berkuasa terutama partai Syiah menyebut kunjungan Trump sebagai pelanggaran atas kedaulatan Irak dan menuntut AS menarik pasukan.
Pompeo bertemu dengan Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi, Presiden Barham Salih, Menteri Luar Negeri Mohamed Alhakim dan Ketua Parlemen Mohamed al-Halbousi, The Associated Press melaporkan pada hari Rabu.
Departemen Luar Negeri AS tidak segera mengomentari laporan kunjungan Pompeo ke Irak.
“Ini adalah kesempatan untuk menyatakan terima kasih kami atas dukungan yang kami terima dari Amerika Serikat selama bertahun-tahun. Tentu saja dalam perang melawan IS juga yang paling penting,” kata Salih kepada wartawan di hari Selasa.
Dia menambahkan bahwa meskipun kelompok Islamic State (IS) telah dikalahkan secara militer, “masih banyak yang harus dilakukan, misinya belum tercapai”.
Baca juga:
-
Dituduh Targetkan Warga Kurdi, Erdogan Kecam Klaim Penasihat Keamanan AS
-
Erdogan Ajak Semua Kepentingan Bergabung dengan Pasukan Turki di Suriah
-
Turki dan Integritas Teritorial Suriah
-
Warga Kurdi Siap jadi Tameng Hidup saat Turki Memasuki Kota Afrin
Pada hari Selasa, Mahdi, perdana menteri, menolak untuk mengkonfirmasi rumor tentang kemungkinan kunjungan oleh Pompeo, tetapi mengatakan setiap pertemuan dengan menteri luar negeri AS akan melibatkan diskusi tentang bagaimana memperdalam hubungan Irak dengan koalisi pimpinan AS yang memerangi IS.
Sementara itu, Pompeo mengatakan pada konferensi pers di ibukota Yordania, Amman, pada hari Selasa bahwa pertempuran untuk mengalahkan sisa IS dan Iran tetap menjadi masalah yang paling mendesak di wilayah tersebut.
Pasukan AS telah bekerja bersama milisi Kurdi, yang mengendalikan petak-petak wilayah timur laut Suriah, pijakan Washington dalam konflik yang terjadi di Suriah, dimana Rusia, Iran, Turki, dan kekuatan regional lainnya.
Washington telah berulang kali mengatakan sekutu Kurdi akan tetap aman meskipun pasukannya ditarik mundur. Tetapi Turki, yang menganggap milisi YPG Suriah yang didukung AS sebagai organisasi “teroris”, telah berulangkali bersumpah untuk menghancurkan kelompok itu.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengecam kunjungan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton pada hari Selasa karena menyarankan bahwa melindungi Kurdi akan menjadi prasyarat penarikan AS, sebuah saran yang disebut Erdogan “kesalahan serius”.
Ketika ditanya di Erbil apakah penolakan Erdogan untuk melindungi Kurdi membuat penarikan itu beresiko, Pompeo mengatakan kepada wartawan: “Tidak. Kami sedang berbicara dengan mereka bahkan ketika kami berbicara tentang bagaimana kami akan menjalankan ini dengan cara yang dapat melindungi pasukan kami.
“Sangat penting bahwa kami melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan bahwa orang-orang yang bertempur dengan kami dilindungi dan Erdogan telah membuat komitmen, ia memahami itu,” tambah Pompeo.
3 thoughts on “Menlu AS: Kurdi Suriah akan Kami Lindungi dari Ancaman Militer Turki”