Menko Damin Angkat Bicara Soal Jebloknya Kinerja BUMN

Menko Damin Angkat Bicara Soal Jebloknya Kinerja BUMN

JAKARTA(Jurnalislam.com) – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tak henti-hentinya digoncang masalah. Pemerintah pun buka suara terkait masalah pelik yang terjadi di Garuda, Pos Indonesia, Krakatau Steel, Bank Mandiri, Pertamina, hingga PLN baru-baru ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, masalah yang dihadapi sejumlah perusahaan pelat merah tersebut hanya merupakan musibah yang bisa dihindari dan tidak.

“Ya namanya bencana, ya tetap saja bencana,” kata Darmin di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (7/8).

Menurut dia, semua pihak harus menunggu terlebih dahulu hasil penyelidikan yang sedang berlangsung. Sehingga keputusan yang final bukan berdasarkan logika-logika ataupun asumsi semata.

Masalah pelik yang terjadi di perusahaan negara tersebut cukup pelik. Terakhir, PT PLN mengagetkan publik dengan masalah pemadaman listrik di separuh Pulau Jawa selama berjam-jam, akhir pekan lalu.

Penanggulangan pemadaman listrik di hari selanjutnya pun diwarnai dengan adanya pemadaman bergilir di sejumlah wilayah.

Sebelumnya juga diketahui, nasabah PT Bank Mandiri (Persero) mengeluhkan perubahan saldo di rekening tabungannya Juli kemarin.

Keluhan bahkan sempat meramaikan lini masa sejumlah media sosial dan bertahan menjadi trending topic Twitter selama dua hari berturut-turut.

Di Juli itu juga terdapat insiden kebocoran minyak milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java, di perairan Karawang.

Kasus ini menyebabkan sejumlah aktivitas lingkungan, sosial, bisnis, dan pariwisata terganggu.

Sebelumnya, PT Garuda Indonesia (Persero) juga mengagetkan publik dengan memoles laporan keuangannya dari rugi menjadi untung. Akibat itu, Garuda diwajibkan merevisi laporan keuangannya yang ternyata merugi pada Juli lalu.

Sumber: republika.co.id

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.