Meningkatnya Islamophobia di Inggris Ancam Jutaan Tenaga Kerja Muslim

Meningkatnya Islamophobia di Inggris Ancam Jutaan Tenaga Kerja Muslim

LONDON (Jurnalislam.com) – Pria dan wanita Muslim di Inggris cenderung tidak berhasil di pasar tenaga kerja daripada komunitas agama lainnya karena Islamophobia, diskriminasi dan rasisme yang merajalela, sebuah laporan komisi pemerintah memperingatkan.

Penelitian yang dirilis oleh Komisi Mobilitas Sosial pada hari Kamis (7/9/2017), mengatakan bahwa pemuda Muslim yang tinggal di Inggris “menghadapi tantangan mobilitas sosial yang sangat besar dan tidak dibebas mencapai potensi penuh di setiap tahap kehidupan mereka”, lansir Aljazeera.

Laporan tersebut menemukan beberapa “hambatan signifikan terhadap peningkatan mobilitas sosial dari sekolah melalui universitas dan ke tempat kerja” karena “Islamofobia, diskriminasi dan rasisme” yang dilaporkan oleh banyak pemuda Muslim.

Akibatnya, kaum muda Muslim lebih cenderung menganggur, setengah menganggur, dalam pekerjaan yang tidak aman dan / atau menerima gaji rendah, kata periset.

Temuan tersebut terungkap setelah sebuah tim akademisi di Sheffield Hallam University melakukan wawancara untuk memeriksa persepsi dan pengalaman Muslim usia sekolah bertumbuh dan mencari pekerjaan di Inggris.

Menurut data yang dikutip dalam dokumen tersebut, 20 persen Muslim di Inggris dan Wales bekerja dalam waktu penuh.

Jumlah ini sebanding dengan satu dari tiga dari keseluruhan populasi berusia antara 16 sampai 74 tahun.

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa hanya enam persen Muslim yang berada dalam “pekerjaan manajerial, administratif dan profesional yang lebih tinggi” dibandingkan dengan 10 persen dari keseluruhan populasi.

Wanita Muslim di Inggris tiga kali lebih mungkin tidak aktif secara ekonomi, kata laporan tersebut.

Wanita Muslim juga merasa bahwa mengenakan jilbab di tempat kerja merupakan penanda visual tambahan yang mereka rasakan dan alami menjadi penyebab bertambahnya diskriminasi.

Ada sekitar tiga juta Muslim yang tinggal di Inggris.

Islamophobia dan diskriminasi telah mengalami lonjakan dramatis di negara tersebut setelah serangan di London dan Manchester awal tahun ini.

Kejahatan kebencian Anti-Muslim di London meningkat lima kali lipat pada bulan Juni sejak insiden mobil London Bridge bulan Juni dan serangan penusukan, yang menewaskan sedikitnya tujuh orang, menurut laporan yang dikeluarkan oleh Sadiq Khan, walikota Inggris.

Sementara itu, polisi setempat melaporkan lebih dari 500 persen peningkatan kejahatan rawan anti-Muslim di kota utara Manchester menyusul pemboman martir yang mematikan di sebuah konser pop di bulan Mei.

“Muslim dikucilkan, didiskriminasi, atau gagal, pada semua tahap transisi mereka dari pendidikan ke pekerjaan,” Profesor Jacqueline Stevenson, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan.

Alan Milburn, ketua komisi, menambahkan: “Laporan ini melukiskan gambaran yang mengganggu mengenai tantangan yang dihadapi [kaum muda Muslim] untuk membuat kemajuan sosial yang lebih besar.”

Para periset merekomendasikan mentoring dan program dukungan lainnya untuk anak-anak usia sekolah demi mendapatkan inklusivitas yang lebih baik.

Bagikan