Mengubah Mindset Ilmu Dalam Peradaban

Mengubah Mindset Ilmu Dalam Peradaban
Umumnya manusia beranggapan bahwa kecerdasan itu berkorelasi kuat dengan kemampuan daya cipta dalam hal sains dan teknologi. Tetapi, lupa mengaitkan secara erat dengan pengamalan agama sehingga kehidupan dunia yang sejatinya sarana malah berubah menjadi tujuan.
Kita pernah memiliki sejarah, ketika kemajuan ilmu dan teknologi juga beriringan dengan Tauhid dan akhlaq. Ketika itu peradaban islam dalam puncak kejayaan, The Islamic Golden Ages.
Tak lain dan tak bukan semuanya itu atas kehendak Allah ﷻ Sang Pencipta, dan peran para Ulama serta ilmuwan Muslim yang sudah tidak diragukan lagi keimanannya serta jasa ilmunya yang dapat membangkitkan lagi Peradaban Islam pada masanya.
Para ahli ilmu dari Islam ketika itu menafsirkan ilmu sebagai landasan utama untuk membangun peradaban islam, dan sekaligus menyampaikan dakwah atas apa yang dipelajari sesuai Al-quran dan As Sunnah.
Sampai sejarawan Eropa beraliran konservatif, Montgomery Watt, menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa ”Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu dengan yang lain, dijalankan dalam satu tarikan nafas. Pengamalan syariat Islam, sama pentingnya dan memiliki prioritas yang sama dengan riset-riset ilmiah.”
.
Semua itu mulai berubah ketika fase mundurnya peradaban Islam, dimana Kaum Muslimin mulai berhenti membaca buku, mulai lalai mengkaji semesta, dan di saat yang sama tak lagi menyentuh Al Qur’an.
Sadar atau tidak sadar, semua itu diciptakan para musuh islam untuk merusak pikiran-pikiran umat islam di era modernisasi ini, menjauhkan antara Din dan ilmu.
Ustaz Budi Ashari dalam ceramahnya mengatakan “Jika masyarakat lebih menghargai hiburan dibandingkan ilmu dan Ahli ilmu maka itu bukti masyarakat islam jatuh.”
Dan sudah sangat terbukti ketika era modernisasi ini, banyak di antara kita yang menganggap Islam hanyalah ibadah ritual saja tanpa ada pengorbanan dan peran strategis untuk ikut andil dalam kerja besar membangkitkan peradaban.
Sebagian besar dari kita, menganggap hiburan adalah suatu sarana untuk menghilangkan kejenuhan dan hiruk pikuk dunia dan sudah menjadi suatu kewajiban.
Ada yang fatal dalam hal ini. Mari kembali, sudah seharusnya dari Al-Quran lah kita jadikan landasan, dan sebagai Muslim menyadari bahwa ilmu yang dilandaskan atas keImanan dan keTaqwaan akan lebih berarti dan membuat peradaban Islam bangkit.
Oleh: Muhammad Dyan
Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.