Memperingati Hari ‘ Nakba ‘ Dua Warga Palestina Ditembak Mati Tentara Israel

PALESTINA (jurnalislam.com) – Ramallah, Tepi Barat – Sumber-sumber medis Palestina menyebutkan dua warga Palestina – Mohammad Abu Thaher dan Nadim Nuwara – ditembak mati oleh pasukan Israel saat perayaan "Hari Nakba" dekat pangkalan militer Israel di Ofer, di luar Ramallah.

Pada tengah hari di hari Kamis (15/5/14), suasana mencekam terasa di Kota Ramallah Tepi Barat saat sirine berkumandang selama 66 detik.

 

Ratusan warga, tua dan muda, bersama barisan marching band yang memainkan alat music bagpipe dan beberapa kelompok pramuka lokal melakukan pawai mulai dari Mausoleum mendiang Presiden Yasser Arafat, lalu berkumpul di pusat kota untuk memperingati 'Nakba' atau 'bencana' yang menimpa warga Palestina dalam perang tahun 1948.

 

Mereka berbaris sambil membawa peta Palestina yang bersejarah dan kunci logam besar – simbol dari rumah yang hilang pada dekade yang lalu dan simbol hak kepemilikan untuk dikembalikan kepada mereka. Para aktor berdiri di atas sebuah truk stasioner memerankan kembali adegan yang menggambarkan peristiwa Nakba.

Mohammad Eliyan, ketua Komite untuk memperingati Nakba, mengatakan hak Palestina kembali ke rumah leluhur mereka adalah kunci solusi yang adil untuk mengakhiri konflik. "Tanggal 15 Mei ini, seperti kita amati dari acara sedih ini, kita katakan bahwa kita lebih kuat dan lebih bertekad untuk berdiri melawan kebijakan pemerintah Israel yang terus mengusir warga Palestina," katanya.

Pawai serupa terjadi di kota-kota Tepi Barat seperti Bethlehem, Nablus, dan Tubas untuk memperingati hari tersebut. Setidaknya lima warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan tentara Israel di lingkungan Ramallah dan selatan kota Hebron, saat pengunjuk rasa berhadapan dengan api, gas air mata dan peluru baja berlapis karet. Dua di antaranya telah dinyatakan mati.

Rabu malam sebelumnya, menjelang peringatan, warga Palestina memakai kemeja hitam membawa 66 obor melalui jalan-jalan Ramallah.

 

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi lokal, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menuduh pemerintah Israel mempersulit solusi dua – negara, sehingga hanya tersisa satu dari dua kemungkinan : “negara bi – nasional atau rezim apartheid rasis “.

"Setelah 66 tahun, kami buktikan bahwa kami akan membawa Palestina kembali diakui sebagai negara berdaulat yang independen dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya," kata Abbas.
 

Pada tahun 1948, lebih dari 800.000 warga Palestina (atau 67 persen dari populasi saat itu) melarikan diri atau diusir secara paksa dari rumah mereka dan dicegah agar tidak bisa kembali.

Angka yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik yang berbasis di Ramallah pekan ini menyebutkan jumlah pengungsi Palestina yang terdaftar berjumlah 5,3 juta. Para pengungsi tinggal di 58 perkemahan PBB di Suriah, Lebanon, Yordania, Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Pemimpin Fatah, Marwan Barghouti, yang dipenjara di Israel atas tuduhan pembunuhan, mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa, "Hak bagi para pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah mereka dari tempat mereka telah dipindah secara paksa adalah hak suci bagi pengungsi Palestina yang tidak bisa dikompromikan, hak yang dijamin oleh hukum internasional dan diabadikan dalam resolusi 194 Majelis Umum PBB," katanya.

Di Gaza, puluhan warga Palestina berdemonstrasi di pagar yang memisahkan tanah Palestina dan Israel di utara Jalur Gaza sambil mengibarkan bendera Palestina dan spanduk yang menekankan komitmen mereka terhadap tanah dan hak mereka untuk kembali.

Di kota Beit Hanoun di Gaza utara, faksi Palestina menandai hari Nakba dengan memberikan pidato yang menekankan hak untuk kembali. "Hak pengembalian warga akan tetap menjadi subjek bulat oleh semua orang Palestina di mana-mana," kata Zakaria al – Agha, seorang anggota komite eksekutif PLO.

Ia menegaskan bahwa Palestina menolak setiap solusi alternatif lain selain kembali . (ded412/aljazeera)

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.