MCI Serukan Umat Islam Sumbar Dukung Pembebasan Dai Mentawai

MENTAWAI (Jurnalislam.com) – Dipenjaranya dai asal Mentawai, Farhan Muhammad disikapi oleh Ketua Mualaf Center Indonesia (MCI) Steven Indra Wibowo. Steven menyerukan umat Islam terkhusus di Mentawai dan Sumatera Barat (Sumbar) untuk mendukung pembebasan Farhan.

“Bantu dan support mualaf Sumatera Barat dan spesial di Mentawai. Karena Mentawai pulau yang terjadi pemurtadan cukup besar,” ujar Steven kepada Hidayatullah.com, Senin (24/11/2014).

Steven mengatakan, umat Islam di Sumbar jangan sampai lupa, bahwa ulama mereka adalah ulama-ulama kelas dunia.

“Dan mereka adalah putra asli daerah pencetak ulama-ulama sejati. Saatnya mereka berdakwah langsung di lapangan (termasuk dengan membebaskan Farhan. Red),” lanjut Steven melalui jaringan seluler.

Steven pun setuju, kasus yang menimpa Farhan bukan sebatas persoalan hukum, tapi juga moril.

“Betul (soal moril juga). Ada mualaf di Jogja sedang mengalami hal serupa. Kami dukung secara moral dan bantuan hukum,” ujarnya.

Terkait persoalan hukum Farhan yang dulunya juga seorang mualaf, Steven enggan berkomentar. Ia mengaku belum bisa memberikan bantuan hukum untuk Farhan dan Mayarni Mzen yang turut dipenjara atas kasus yang sama.

“Untuk mualaf yang dipenjara itu saya mungkin belum mau comment, karena anak di bawah umur dilindungi undang-undang anak. Jadi mungkin semangat (kedua)nya baik. Namun jangan sampai juga melanggar hukum,” ujarnya.

Sementara MCI, kata Steven, saat ini belum punya perwakilan di Mentawai maupun Sumbar.

“Dulu pernah ada. Namun orangnya setelah menikah mengundurkan diri. Kami masih mencari relawannya. (Yang) banyak relawan dari kota besar,” jelas mantan penganut Katolik ini.

Ia mengaku belum begitu kenal dengan Farhan yang juga bernama lain Ramses Saogo itu. Namun, katanya, ada beberapa mualaf di Mentawai yang mengontak dan meminta bantuan MCI.

“Kami masih belum bisa bantu. Benar-benar ironis memang,” ujarnya tanpa menjelaskan lebih lanjut soal ironi yang dimaksud.

Seperti diketahui, Farhan adalah dai lulusan sebuah pesantren di Bogor, Jawa Barat. Guna memajukan tanah kelahiranya di Mentawai, Sumbar, ia termotivasi untuk menyekolahkan anak-anak Mentawai ke Jakarta, agar kelak kembali menjadi lebih baik.

Sementara Mayarni Mzen adalah seorang ibu muda yang rencananya akan memfasilitasi pertemuan para dermawan yang akan membiayai pendidikan anak-anak tersebut.

Sayangnya, keduanya kemudian ditangkap oleh Polresta Padang dengan dakwaan pasal berat, perdagangan anak.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.