Masjid Desa Harus Bersinergi dengan Pemerintah Salurkan Bantuan

Masjid Desa Harus Bersinergi dengan Pemerintah Salurkan Bantuan

JAKARTA(Jurnalislam.com)–Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengimbau para pengurus masjid untuk menggunakan masjid sebagai posko penanggulangan Covid-19.

Wakil Ketua DMI Syafruddin mengatakan, manakala penyebaran Covid-19 terus berkembang, orang yang sakit dan meninggal terus bertambah.

 

Masyarakat mematuhi peraturan pemerintah yang sudah disepakati bersama seluruh rakyat Indonesia. Yakni tinggal di rumah, menjaga jarak fisik dan sosial.

Tentu akan banyak lahan pekerjaan yang tertutup dan persediaan logistik akan terbatas atau bahkan kekurangan.

 

Karena itu DMI menyarankan agar masjid dijadikan tempat penampungan dan pendistribusian logistik. Karena ada sekitar 800 ribu sampai 900 ribu masjid yang tersebar di berbagai daerah dan pelosok Indonesia.

“Sekarang penyakit ini sudah sampai ke desa-desa, akibat pergerakan manusia dari kota ke desa-desa, walau mudik dilarang tapi sudah ada banyak yang mudik,” jelasnya.

Ia menjelaskan, sekarang buktinya sekitar 60 persen sampai 70 persen kabupaten/ kota sudah terpapar virus corona. Maka tidak menutup kemungkinan wabah ini akan terus menyebar ke desa-desa.

Untuk itu, masjid-masjid siap membantu pemerintah dan lembaga yang akan mendistribusikan bantuan berupa sembako atau makanan siap saji. Karena kalau disalurkan ke kelurahan hanya akan ada satu titik pendistribusian bantuan di satu desa yang luas.

 

Tapi bila disalurkan ke masjid-masjid karena di satu desa ada beberapa masjid di dusun-dusun, maka masyarakat tidak akan berkumpul di satu titik saja.

“Masjid tempat orang-orang bertakwa, berperilaku adil, ikhlas, kepercayaan masyarakat manakala masjid mengelola ini semua akan sangat perca, saya tidak membandingkan dengan yang lain, tapi kalau masjid pasti orang percaya karena di sana tempat berkumpulnya orang bisa dipercaya,” jelasnya.

Syafruddin juga menyampaikan, remaja masjid siap membantu pemerintah dan lembaga apapun untuk menyalurkan bantuan dari masjid-masjid. Daripada mencari dan membayar tenaga relawan, lebih baik menggunakan tenaga remaja masjid yang jumlahnya 1,8 juta jiwa tersebar di berbagai daerah.

“Tidak perlu direkrut lagi, tak perlu digaji dan dibiayai lagi karena mereka siap dengan tenaga dan pikiran,” kata Wakil Ketua Umum DMI ini.

Sumber: republika.co.id

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.