LONDON (Jurnalislam.com) – Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman berada di balik dugaan pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi, mantan kepala badan intelijen Inggris MI6 mengatakan pada hari Jumat (19/10/2018).
Berbicara kepada BBC, Sir John Sawers mengatakan teori yang menyatakan bahwa ada unsur-unsur nakal di dalam militer Saudi yang bertanggung jawab adalah “fiksi yang menyolok,” lansir Anadolu Agency.
Komentar Sawers mengikuti pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa Khashoggi diduga tewas dan konsekuensinya bagi Arab Saudi akan “berat” jika para pemimpin Saudi ditemukan memerintahkan pembunuhan yang dituduhkan kepadanya.
Baca juga: Turki: Kasus Khashoggi Kami akan Sampaikan ke Dunia Secara Tranparan
“Saya pikir Presiden Trump dan tim kementeriannya sadar betapa berbahayanya jika orang bertindak dengan perasaan bahwa mereka memiliki kekebalan dalam hubungan mereka dengan Amerika Serikat,” kata Sawers.
“Jika terbukti, dan tampaknya sangat mungkin terjadi, bahwa [Pangeran Salman] memerintahkan pembunuhan sang jurnalis, itu adalah langkah yang terlalu jauh; yang harus ditanggung oleh Inggris, UE, dan AS.”
Sawers menggarisbawahi bahwa teori tentang “persengkokolan jahat” atas kematian jurnalis “benar-benar tidak masuk akal” dan malah “lebih jauh merongrong rasa hormat terhadap Amerika ketika jika memaksakan fiksi terang-terangan seperti itu”.
“Rincian yang keluar dari sumber keamanan Turki sangat jelas bahwa beberapa bentuk bukti rekaman (audio/video) memang ada,” katanya, memuji pekerjaan dinas intelijen Turki dalam kasus tersebut.
“Tingkat detail sangat memberatkan tim pembunuh, dan [identitas mereka yang dilaporkan] menunjukkan seberapa dekat mereka dengan putra mahkota.”

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt mengatakan akan ada “konsekuensi” yang akan mempengaruhi hubungan Inggris-Saudi jika Khashoggi dibunuh dengan cara brutal di konsulat Saudi di Istanbul.
Hunt mengatakan, dugaan pembunuhan Khashoggi “benar-benar tidak dapat diterima” bagi Inggris.
Namun, ia juga mengisyaratkan bahwa respon Inggris akan “dipertimbangkan” terhadap sekutu mereka dalam perang melawan terorisme tersebut dimana mereka juga memiliki kontrak senjata senilai multi-miliar poundsterling.
Baca juga: Ketika Semua Mata Tertuju ke Turki atas Jawaban Terbunuhnya Khashoggi
“Mari kita perjelas: jika cerita yang kita baca memang benar, dan jika Anda bertanya kepada saya apakah itu akan memiliki konsekuensi bagi hubungan dengan Arab Saudi, maka, ya, tentu saja karena apa yang diduga telah terjadi adalah benar-benar tidak konsisten dengan nilai-nilai kita … bukan hanya kebrutalannya, jika itu terjadi, tetapi juga fakta bahwa dia adalah seorang jurnalis,” kata Hunt, berbicara kepada BBC.
“Sebagian dari reaksi kita akan bergantung pada reaksi Saudi, dan apakah kita merasa bahwa mereka menganggapnya serius seperti kita memperlakukan masalah ini dengan serius. Tapi ini masalah yang sangat, sangat serius.”
Hunt mengatakan hubungan “Inggris dengan Saudi adalah hubungan strategis juga”.
“Tanggapan kami akan dipertimbangkan … (tetapi) pada akhirnya, jika kisah-kisah ini benar, kita harus benar-benar menegaskan; itu tidak konsisten dengan nilai-nilai kami,” tambahnya.
Pada hari yang sama dengan hilangnya Khashoggi, 15 warga Saudi lainnya, termasuk beberapa pejabat, tiba di Istanbul dengan dua pesawat dan mengunjungi konsulat ketika dia masih di dalam gedung, menurut sumber-sumber polisi Turki.
Semua individu yang diidentifikasi telah meninggalkan Turki.
Investigasi atas hilangnya Khashoggi terus berlanjut.
One thought on “Mantan Ketua M-16: Pangeran Arab di Balik Pembunuhan Khashoggi”