Lagi, Sniper Zionis Yahudi Tembak Kepala Remaja Palestina Hingga Tewas

Lagi, Sniper Zionis Yahudi Tembak Kepala Remaja Palestina Hingga Tewas

GAZA (Jurnalislam.com) – Seorang remaja Palestina ditembak mati oleh seorang tentara penjajah Israel di Jalur Gaza selatan selama demonstrasi, kata Kementerian Kesehatan dan anggota keluarganya di Gaza.

Mo’men Abu Ayadeh, 15 tahun, ditembak di kepala oleh seorang sniper Israel pada Rabu malam di dekat pagar timur Rafah, juru bicara kementerian kesehatan Ashraf al-Qidra mengatakan.

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan tentara mereka diserang di pagar, dengan batu dan bom yang dilemparkan kepada mereka. Amunisi hidup ditembakkan sesuai dengan “peraturan tembakan terbuka (open-fire regulations)”, katanya.

Tidak ada korban dari pihak Israel yang dilaporkan.

Menurut keluarga Mo’men, dia ikut aksi protes untuk mengakhiri blokade 12-tahun Israel dan hak kembali atas pengungsi Palestina sebagai bagian dari unjuk rasa the Great March of Return yang dimulai pada 30 Maret.

Baca juga: 

Ayahnya, Ibrahim Abu Ayadeh, mengatakan kepada Al Jazeera, Kamis (20/9/2018) bahwa Mo’men bergabung dalam protes secara ikhlas.

“Mo’men sangat peduli tentang demonstrasi pawai,” kata pria berusia 46 tahun itu. “Dia sangat terpengaruh oleh ketidakadilan kehidupan sehari-hari di Jalur Gaza, blokade yang sedang berlangsung dan situasi hidup yang sulit.”

Remaja itu, bersama dengan teman-temannya, adalah anggota unit baru yang dipimpin oleh pemuda dari aksi protes populer yang disebut Irbak al-Leili, atau “gangguan malam hari (nocturnal disturbance)”. Para anggota melancarkan aksi protes di dekat pagar mulai petang hingga tengah malam dan berpartisipasi dalam sejumlah taktik tak bersenjata seperti mengarahkan lampu laser pada penembak jitu Israel yang ditempatkan di belakang pagar.

Taktik lain termasuk mengumandangkan lagu-lagu nasional dengan pengeras suara, serta mengirim pesan suara ke pemukim di sekitar daerah kantong yang terkepung berisi pesan bahwa mereka tinggal di tanah Palestina yang dicuri.

Baca juga: 

Mo’men, kata ayahnya, ditembak langsung di kepala oleh penembak jitu sekitar pukul 11:30 (20: 00GMT).

“Putraku protes dengan damai dalam gerakan rakyat yang damai,” katanya, seraya menambahkan bahwa penjajah Israel menganggap normal penargetan perempuan, anak-anak dan orang tua.

“Kami memiliki hak sebagai warga Palestina untuk memprotes blokade dengan cara apa pun,” lanjutnya.

“Jika pengepungan itu dicabut, maka tidak akan ada lagi protes. Tapi kami ingin hak kami, dan protes tidak akan berhenti dengan pembunuhan putraku.”

Sedikitnya 173 orang Palestina telah dibunuh oleh pasukan penjajah Israel sejak dimulainya protes lima bulan lalu, dengan 18.000 lainnya terluka.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.