SOLO (jurnalislam.com)– Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surakarta menggelar dialog Ideologi, Politik, dan Organisasi (Ideopolitor), di Auditorium ITS PKU Muhammadiyah Surakarta bertajuk Menguatkan Pemahaman dan Komitmen terhadap Nilai-Nilai Dasar Persyarikatan Muhammadiyah, Minggu (8/12/2024).
Setelah salat Maghrib di Masjid Baitul Ghufran Kadipiro Solo, acara dilanjutkan dengan ceramah oleh Dwi Jatmiko anggota pimpinan MPKSDI.
Dalam kultumnya, Jatmiko menekankan pentingnya pimpinan Muhammadiyah jangan sampai meninggalkan generasi penerus yang lemah akidah, ibadah, ilmu, dan ekonominya di hadapan sebanyak 60 peserta terdiri dari unsur Pimpinan Cabang Muhammadiyah Solo Utara, Banjarsari dan Kotta Barat.
“Agar tidak meninggalkan generasi lemah, maka sebagai warga persyarikatan Muhammadiyah apalagi menjadi pimpinan harus gemar ngaji, ngaji dan ngaji minimal setelah Maghrib baca Al Quran disertai terjemahan,” ungkap Jatmiko, yang juga menjabat Wakil Kepala SD Muhammadiyah 1 Solo.
Lemah aqidah merupakan hilangnya jati diri sebagai orang Islam yang kebetulan berbangsa Indonesia, suatu generasi yang pengikut yang tak punya prinsip, atau generasi pecundang.
Lemah akhlaq yaitu generasi kehilangan kepribadian karena buruk perilakunya, tidak bersopan santun, tidak berbudaya sehingga budaya bangsa sendiri yang adi luhung mau ditukar dengan budaya asing yang amburadul.
Kemudian dia membacakan surat an-Nisa ayat 9, hendaklah orang-orang takut jika meninggalkan generasi yang lemah, maka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berkata dengan perkataan yang benar.
“Ini waktunya 3 KSB yaitu Kotta Barat, Solo Utara dan Banjarsari untuk bangkit bergerak. Ranting itu Penting, Cabang harus Berkembang, Masjid Makmur Memakmurkan, dan Muhammadiyah Unggul berkemajuan,” bebernya.
Umat Islam diperintahkan Allah Tuhan Yang Maha Esa menjadi umat terbaik dan menjadi umat yang tangguh, yang mampu menghadapi segala tantangan zaman. Untuk itulah, mendidik generasi dengan mengedepankan karakter unggul dan kuat harus terus dipesankan kepada orang tua.
“Fathul Qulub adalah panduan tadarus bisa digunakan berbagai macam pelatihan di berbagai tingkatan untuk pengembangan kepribadian kader,” imbuhnya.