Kongres Halal Internasional MUI Akan Dihadiri Perwakilan 30 Negara

Kongres Halal Internasional MUI Akan Dihadiri Perwakilan 30 Negara

JAKARTA(Jurnalislam.com) –Kongres Halal Internasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang akan berlangsung pada 14-18 Juni 2022 di Bangka Belitung ini rencananya akan dihadiri oleh berbagai tamu baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Wakil Sekretaris Organaizing Commite (OC) Kongres Halal, Amirah Nahrawi mengatakan, kongres halal internasional MUI ini akan dihadiri oleh tamu undangan yang merupakan perwakilan dari 30 negara sahabat.

“Undangan lain dari luar negeri akan hadir secara offline maupun online,” kata Amirah saat dihubungi MUIDigital, Jumat (10/6/2022).

Amirah mengungkapkan, jumlah tamu undangan dalam gelaran kongres ini diperkirakan mencapai 450 peserta, termasuk yang menjadi narasumber.

“Para peserta dari luar negeri di antaranya berasal dari Australia, German, Brunei, dan Malaysia. Bahkan diperkirkan melebihi undangan,” imbuhnya.

 

Sementara itu, kata Amirah, narasumber yang berasal dari luar negeri di antaranya dari Taiwan, Malaysia, jepang dan Spanyol.

“Mereka akan menjadi narasumber pada sesi ketujuh, pada 15 Juni,” jelasnya.

Amirah yang juga wakil ketua Komisi Hubungan Luar Negeri MUI ini menjelaskan, para tamu undangan yang akan menjadi peserta maupun narasumber ini berasal dari perwakilan lembaga-lembaga halal.

Lebih lanjut, Amirah menjelaskan bahwa para perwakilan dari lembaga atau organisasi halal ini baik yang berasal dari pemerintah maupun kelembagaan di negaranya.

“(Juga) yang sudah bekerja sama dengan MUI dan LPPOM,” ungkapnya.

Apalagi, kata Amirah, para narasumber yang berasal dari luar ini dipilih karena memang selama ini memiliki kerja sama khusus dengan MUI.

 

“Dalam hal ini mengembangkan produk-produk halal luar negeri,” tuturnya.

Selain itu, pada gelaran kongres ini juga akan dimeriahkan oleh para kedutaan besar yang akan mengirimkan para ambasadornya.

 

 

 

 

 

 

Sebelumnya, Ketua Umum IAEI yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan bahwa pandemi Covid-19 tidak menyurutkan anggota IAEI untuk terus melakukan kajian, pengembangan, pendidikan, dan sosialisasi ekonomi Islam demi kemajuan ekonomi nasional.

“Pada tahun 2020 hingga 2021, program IAEI berfokus pada pembahasan isu-isu penting yang membuat IAEI semakin relevan di dalam pembangunan ekonomi syariah yang lebih inklusif di Indonesia,” paparnya.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menuturkan bahwa IAEI berkontribusi mengarusutamakan ekonomi syariah dalam membahas dan memberi solusi terhadap isu-isu strategis global dan nasional, seperti COP 26 yang membahas perubahan iklim, presidensi G20 Indonesia, RUU Ekonomi Syariah, RUU Harmonisasi Peraturan Perpajakan, RUU Hubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, serta pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

“IAEI di dalam melakukan kegiatan juga terus mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan penelitian-penelitian ekonomi syariah dan memberikan solusi _mismatch_ antara industri dan ekonomi syariah serta perguruan tinggi,” ungkapnya.

Selain Sri Mulyani, tampak hadir dalam acara ini, Wakil Ketua Umum I IAEI Munifah Syanwani, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarudin Umar, Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Heru Pambudi, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu Astera Primanto Bhakti, Direktur Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu Hadiyanto, Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata, serta segenap anggota IAEI yang bergabung baik secara luring maupun daring.

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.