JAKARTA(Jurnalislam.com)–Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai pelayanan rumah sakit (RS), terutama di Jakarta, kondisinya serius lantaran terus bertambahnya pasien positif virus corona (Covid-19). IDI pun menyarankan pemerintah menambah jumlah RS Rujukan pasien covid-19.
“Saya masih merasakan bahwa kondisi seminggu ini berat sekali [untuk rumah sakit] karena kenaikan kasus Covid-19, antisipasinya RS rujukan ditambah, dari 59 jadi 100,” kata Ketua Satuan Tugas Kesiapsiagaan Covid-19 IDI Zubairi Djoerban melalui sambungan telepon, Jumat (14/8).
Ia menekankan rumah sakit rujukan saat ini hanya merawat pasien dengan gejala sedang-berat, atau dengan gejala berat. Dengan dua kriteria itu pun, menurut Zubairi, rumah sakit sudah kewalahan.
“Bagaimana kalau ke depannya orang tanpa gejala tapi positif Covid-19 juga harus mendapatkan perawatan? sekarang untuk gejala berat saja sudah penuh, makanya saya sebut ini kondisinya serius,” ucap dia.
Gubernur DKI Anies Baswedan sebelumnya telah mengakui terjadi peningkatan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rumah sakit Jakarta. Dia bilang, saat ini bed occupancy RS di Jakarta sudah mencapai 65 persen.
“Selama 2 pekan terakhir terjadi tren peningkatan ruang isolasi dan ICU di Jakarta. Dari 4.456 tempat tidur isolasi, 65% sudah terisi saat ini,” kata Anies dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/8).
Selain itu, menurut Anies, kapasitas ruang ICU juga meningkat. Dari 483 tempat tidur di ICU, saat ini 67 persen sudah terisi dengan pasien Covid.
Salah satu rumah sakit yang kapasitasnya telah penuh akibat Covid adalah RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Wakil Kepala RSPAD Gatot Subroto, Brigadir Jenderal TNI Budi Sulistya mengatakan ruang ICU untuk perawatan pasien Covid-19 di RSPAD sedang penuh. Diharapkan pasien dengan gejala ringan dapat isolasi mandiri, sementara untuk gejala berat dapat mencari RS rujukan lain.
Sumber: cnnindonesia.com