Komisi Pemilihan Umum Irak Tolak Usulan Milisi Syiah Masuk dalam Daftar Peserta Pemilu

Komisi Pemilihan Umum Irak Tolak Usulan Milisi Syiah Masuk dalam Daftar Peserta Pemilu

BAGHDAD (Jurnalislam.com) – Komisi pemilihan resmi Irak pada hari Ahad menolak usulan untuk memungkinkan Hashd al-Shaabi, sebuah kelompok payung milisi Syiah pro-rezim Irak, untuk mendaftarkan diri sebagai partai politik sebelum pemilihan dijadwalkan untuk tahun depan, Anadolu Agency melaporkan Senin (29/08/2016).

Keputusan itu muncul satu hari setelah tokoh Syiah ekstrim Muqtada al-Sadr menyatakan bahwa pemerintah mendatang negara itu akan menjadi “pemerintah milisi Syiah” jika Hashd al-Shaabi diizinkan maju sebagai kandidat di pemilihan dewan provinsi dan parlemen yang masing-masing dijadwalkan berlangsung pada tahun 2017 dan 2018.

Dalam sebuah pernyataan hari Ahad, komisi mengatakan telah mendasarkan keputusan pada fakta bahwa Hashd al-Shaabi merupakan “organisasi militer dengan link ke badan keamanan Irak.”

Partai Politik Hukum Irak, yang telah diratifikasi oleh parlemen tahun lalu, kemudian menjelaskan melarang pendaftaran “organisasi militer atau paramiliter” sebagai partai politik.

Pada tanggal 20 Juli, komisi pemilihan memulai proses pendaftaran bagi partai politik yang direncanakan untuk berpartisipasi dalam pemilu mendatang.

Menurut juru bicara Sekte Syiah, Hashd al-Shaabi Karim al-Nouri, tanggung jawab utama kelompok milisi Syiah saat ini adalah untuk berusaha melawan kelompok Islamic State (IS), di wilayah Irak yang dilanda perang. (baca juga: Irak Lakukan Penangkapan atas Pelanggaran Kemanusiaan Milisi Syiah di Fallujah)

“Kehadiran kami di medan perang saat ini adalah untuk menghadapi ISIS,” kata al-Nouri kepada Anadolu Agency pada hari Ahad.

“Kami tidak ingin mempersenjatai diri, tapi situasi keamanan negara yang mencekam memaksa kita untuk berubah dari sebuah organisasi sipil menjadi sebuah organisasi militer,” katanya.

Dia menambahkan, “Beberapa pemimpin Hashd al-Shaabi, termasuk Hadi al-Amiri (mantan menteri transportasi Irak dan komandan Organisasi Al-Badr yang berafiliasi Hashd saat ini) pada dasarnya adalah seorang politisi, bukan seorang tokoh militer.” (baca juga: Milisi Syiah Irak Bunuh 31 Warga Sipil Fallujah)

“Perhatian utama kami sekarang sedang berusaha memerangi ISIS,” al-Nouri menegaskan.

Irak telah mengalami kekosongan keamanan yang menghancurkan sejak pertengahan 2014.

Dalam beberapa bulan terakhir, tentara Irak – yang didukung oleh serangan udara yang dipimpin AS dan sekutunya di darat, termasuk milisi Syiah Hashd al-Shaabi – merebut banyak wilayah dari ISIS.

 

Deddy | Anadolu Agency | Jurnalislam

 

 

 

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.