Koalisi Arab Bantah Targetkan Warga Sipil Syiah Houthi di Yaman

YAMAN (Jurnalislam.com) – Koalisi Arab yang memerangi pemberontak Syiah Houthi di Yaman membantah menargetkan warga sipil setelah serangan udara mereka menghantam pasar di timur laut ibukota Sanaa, dilaporkan menewaskan sedikitnya 40 orang, Aljazeera melaporkan, Ahad (28/02/2016).

Serangan Sabtu (27/02/2016) di distrik Nehm provinsi Sanaa juga melukai 30 orang, warga mengatakan kepada kantor berita Reuters, menambahkan bahwa sebagian besar korban adalah warga sipil.

Tapi Brigadir Jenderal Ahmed Asseri, juru bicara koalisi, mengatakan pada hari Ahad bahwa laporan korban tersebut dibuat oleh Houthi.

Koalisi menargetkan barak yang diduduki oleh Houthi dan pasukan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh, katanya.

Koalisi Arab, yang dibentuk Arab Saudi, berjuang melawan pemeberontak Syiah Houthi sekutu Republik Syiah Iran dalam upaya memulihkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional.

Nasseri mengatakan wilayah yang mereka targetkan tidak terdapat warga sipil dan sebagian besar diduduki oleh para pemberontak.

"Kami tahu bahwa ini adalah jenis taktik yang digunakan oleh pemberontak ketika mereka berada di bawah tekanan, dan mereka mulai meluncurkan kebohongan di media," katanya kepada Al Jazeera.

"Hari ini kita tahu bahwa sebagian besar lembaga yang melaporkan ini tidak memiliki wartawan apapun di tanah. Mereka mengatakan mereka mengambil informasi ini dari agen keamanan setempat dan kita tahu di Sana'a hari ini … tidak ada orang pejabat yang dapat melaporkan. ".

Tanda lain tumbuhnya konflik di Aden adalah bentrokan yang terjadi di dekat pintu masuk ke istana presiden di kota pelabuhan distrik Crater antara pengawal presiden dan tentara yang menuntut gaji mereka, seorang pejabat mengatakan kepada kantor berita AFP.

Pertempuran menyebar ke daerah pemukiman terdekat dan menimbulkan korban, pejabat dan warga mengatakan.

Syiah Houthi dan sekutu mereka telah mengusir pemerintah Hadi dari Sanaa dan banyak wilayah Yaman utara pada bulan September tahun 2014.

Mereka mengendalikan Aden selama berbulan-bulan sebelum loyalis pemerintah mengusir mereka keluar pada bulan Juli dan menyatakan Aden sebagai ibukota Yaman sementara.

Karena kerusuhan mencengkeram Aden, Hadi sendiri dan banyak pejabat senior dalam pemerintahannya menghabiskan sebagian besar waktu mereka di Riyadh, ibukota Saudi.

 

Deddy | Al Jazeera | Jurnalislam

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.