JAKARTA(Jurnalislam.com)–Pengamat Politik M Rizal Fadillah menilai bahwa penjelasan pihak Kepolisian Metro Jaya bahwa tewasnya 6 anggota rombongan HRS itu menyerang aparat berbeda dengan penjelasan resmi FPI yang menyatakan mobil pengawal HRS lah yang diserang dan ditembak, bahkan hilang.
Rizal Fadillah menyebut bahkan secara tiba-tiba, lalu ada konferensi pers Polda yang menyatakan keenam orang tersebut ternyata tewas.
“Mengingat kaburnya peristiwa di atas, wajar harus segera dibentuk Komisi Pencari Fakta Independen, karena ini menyangkut nyawa manusia yang mesti mendapat pertanggungjawaban politik maupun hukum,” kata dia dalam keterangan yang diterima Jurnalislam.com, Senin (7/12/2020).
Hal ini, katanya, bukan semata pertanggungjawaban aparat tetapi juga Pemerintah.
“Penjelasan sepihak harus memperoleh pembuktian,” tambahnya.
Ia juga mengatakan bahwa pengintaian HRS yang intensif menunjukkan penempatan HRS sebagai musuh negara.
Hanya dengan komisi fact finding, kata Rizal, semua bisa terungkap, benarkah polisi diserang atau polisi yang menyerang.
“Ini sangat mendesak agar Indonesia sebagai negara hukum tidak bergeser menjadi negara kekuasaan. Bila situasi ini diambangkan maka akan menjadi bom waktu bagi instabilitas negeri,” pungkasnya.