SURIAH (Jurnalislam.com) – Hayat Tahrir al Sham koalisi faksi jihad Suriah menguasai Idlib di Suriah pada hari Ahad (23/7/2017) setelah Ahrar al Sham menarik diri, memperkuat pegangan mereka atas kota barat laut dan provinsinya, salah satu wilayah yang berada di luar kendali rezim Nushairiyah Assad, lansir Aljazeera.
Pada saat bersamaan, sebuah bom mobil meledak di Idlib dan menewaskan 11 orang, kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (the Syrian Observatory for Human Rights-SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan.
Perkembangan terakhir terjadi setelah faksi Hayat Tahrir al-Sham, yang dipimpin oleh Jabhat Fath al Sham dan dikenal sebagai HTS, bersama dengan Ahrar al-Sham, menyetujui gencatan senjata pada hari Jumat.
“Ahrar al-Sham mengundurkan diri dari kota Idlib yang kini berada di bawah kendali Hayat Tahrir al-Sham,” Kepala Observatorium Rami Abdel Rahman mengatakan kepada kantor berita AFP.
“Ratusan pasukan Ahrar al-Sham meninggalkan kota itu mengendarai puluhan kendaraan menuju provinsi selatan Idlib,” katanya.
Gencatan senjata tersebut mengakhiri satu pekan pertempuran sengit antara HTS dan Ahrar al-Sham, yang didukung oleh Turki dan beberapa negara Teluk, yang menewaskan sedikitnya 92 orang termasuk 15 warga sipil, kata Observatorium.
Abdel Rahman mengatakan bahwa HTS mendirikan pos pemeriksaan di kota barat laut.
Jatuhnya kota dan ibukota provinsi bersifat simbolis.
Dan itu terjadi setelah HTS mengambilalih “lebih dari 31 kota dan desa” tanpa pertumpahan darah di seluruh provinsi Idlib selama dua hari terakhir, kata monitor tersebut.
HTS didominasi oleh faksi Jabhat Fath al-Sham, yang sebelumnya dikenal sebagai Jabhah Nusrah.
HTS dan Ahrar al-Sham pernah menjadi sekutu dan mendukung satu sama lain untuk menguasai sebagian besar provinsi Idlib dari pasukan rezim Syiah Suriah pada tahun 2015.
Gencatan senjata yang mereka sepakati pada hari Jumat menyerukan pembebasan tahanan kedua pihak dan “penarikan kelompok bersenjata dari perbatasan Bab al-Hawa” dengan Turki.
Bab al-Hawa, yang dikuasai Ahrar al-Sham, akan diserahkan ke administrasi sipil, katanya.
Abdel Rahman mengatakan bahwa kehadiran Ahrar al-Sham telah sangat berkurang di provinsi Idlib, yang pernah mereka kuasai. Oposisi dibiarkan hanya di kota Ariha dan sebagian Jabal al-Zawiya di tenggara.
Ahrar al-Sham juga dihantam oleh pembelotan ratusan pejuangnya ke HTS.
Konflik Suriah meletus pada pertengahan Maret 2011 diawali dengan unjuk rasa anti-pemerintah yang damai yang malah ditekan secara brutal oleh rezim dengan keganasan militer yang kejam.
Konflik dengan cepat berkembang menjadi perang yang melibatkan lokal, regional dan internasional di banyak bidang, yang telah membunuh lebih dari 450.000 orang dan membuat jutaan orang mengungsi dari rumah mereka.