Ketika Astronot Menjalani Bulan Ramadhan di Luar Angkasa

Ketika Astronot Menjalani Bulan Ramadhan di Luar Angkasa

Seven Days in Space, Cerita Puasa Ramadhan di Ruang Angkasa

NASA sempat mengatakan keduanya harus berhenti berpuasa jika masalah kesehatan muncul selama pelatihan. Namun, periode pelatihan berakhir tanpa masalah dan Sultan mendapat izin melanjutkan puasa selama penerbangan luar angkasa.

Sultan semakin terkagum dengan Allah SWT yang memberinya berkah dan semangat untuk memungkinkannya berpuasa tanpa mengalami kesulitan apa pun, termasuk masalah kesehatan. Ia bahkan ingat sempat berpuasa meski tidak sahur karena terlewat.

Pada hari pertama misi, saat berada di jarak 387 kilometer dari bumi, Sultan mengaku merasa lelah karena kurang tidur, perubahan gravitasi, dan tingkat cairan tubuh yang lebih rendah. Namun, ia tidak pernah menyerah.

“Saya berpuasa mengikuti zona waktu Florida, AS di mana merupakan lokasi pesawat diluncurkan ke luar angkasa. Hal terakhir yang saya lakukan sebelum peluncuran adalah sholat subuh dan memohon kepada Allah untuk memberkati semua orang yang saya cintai, seluruh umat Islam dan rekan-rekan saya di misi,” ujar Sultan.

Di ruang angkasa, Sultan menceritakan bagaimana melaksanakan sholat dengan kondisi kaki yang berada dalam pengikat khusus untuk memungkinkannya berdiri kukuh dalam pesawat karena tak ada gravitasi. Namun, sujud tak dapat sepenuhnya dilakukan, karena posisi ini menyebabkan rasa sakit kepala selama berada dalam kondisi itu.

Saat tadarus, Sultan mengatakan menyimpan Alquran kecil di sakunya untuk dapat membacanya secara rutin selama misi. Ia mengatakan Allah SWT memberi berkah agar dapat membaca seluruh isi kitab suci umat Islam ini hanya dalam lima hari.

“Setelah melakukan tugas sehari-hari saya termasuk eksperimen ilmiah, fotografi dan tindak lanjut dari peluncuran Arabsat, saya mendedikasikan sebagian besar waktu luang saya membaca Alquran,” ujar Sultan.

Sultan juga membawa kaset audio Alquran yang ia dengarkan sebelum tidur. Ia mengatakan membaca Alquran mendorong kita merenungkan kebesaran Pencipta alam semesta dan misteri keberadaan alam semesta ini.

“Dari waktu ke waktu, saya biasa melihat keluar jendela untuk mengamati keindahan dan keagungan ciptaan Allah SWT,” kata Sultan.

sumber: republika.co.id

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.