Keoknya PDIP di Pilgub Dinilai Berdampak ke Pilpres 2019

Keoknya PDIP di Pilgub Dinilai Berdampak ke Pilpres 2019

SOLO (Jurnalislam.com) – Banyaknya kader PDIP yang kalah dalam pilkada 2018 di sejumlah daerah dinilai Ketua Majelis Mujahidin (MM) Klaten ustaz Boni Azwar buah dari sikap para kader dan pimpinan PDIP yang selama ini selalu memusuhi dan melecehkan umat Islam di Indonesia.

Selain itu, ustaz Boni juga mengatakan pemerintah juga terkesan membiarkan jika muncul sejumlah kasus dari para kader PDIP yang melecehkan agama Islam. Hal itulah yang membuat PDIP semakin berani memusuhi umat Islam dan akhirnya membuat stigma bahwa PDIP partai yang anti Islam.

“Sudah nampak nyata di masyarakat bahwa PDIP itu seolah-olah bermusuhan dengan umat islam, maka dengan adanya pilkada ini, terkesan juga PDIP itu agak bertumbangan, calon-calon atau kadernya yang dimajukan sebagai kepala pemerintahan daerah,” terangnya kepada Jurnalislam.com di Solo, Kamis,(28/6/2018).

Di satu sisi lagi, kata ustaz Boni, tumbangnya para kader PDIP tersebut menjadi pelajaran berharga bagi umat Islam di tahun 2019 nanti.

Sebab, bersatunya umat Islam dalam memilih pemimpin, dinilainya sudah cukup bisa membuat partai pengusung presiden Jokowi tersebut mulai agak goyang.

“Maka yang diharapkan umat Islam maka mari masih ada waktu kurang lebih satu tahun, rapatkan shafnya, kembali bersatu yang diharapakan golputnya sedikit karena ini sistuasinya sudah berbeda dengan pemerintahan terdahulu,” paparnya.

Untuk itu, ustaz Boni menghimbau kepada umat Islam agar mengunakan hak pilihnya di tahun 2019 nanti. Ia menegaskan, bahwa sudah seharusnya ada pergantian kepemimpinan karena ketidakadilannya pemerintah kali ini terhadap umat Islam dan bahkan banyak kebijakan yang tidak pro rakyat dan menguntungkan pihak asing.

“Karena pemerintahan kali ini kesannya adalah mereka disamping mendiskriditkan umat Islam, juga memenjarakan para ulama dan melindungi penista agama dan sebagainya,” ujarnya.

“Maka umat islam wajib bersatu, ini kewajiban kita bersama bagaimana tahun 2019 nanti ganti presiden,” tandasnya.

Bagikan