KARACHI (Jurnalislam.com) – Sedikitnya 15 orang tewas dan 25 lainnya cedera dalam sebuah serangan terhadap sebuah kendaraan militer di Pakistan barat daya pada Sabtu malam, menurut pejabat militer dan media lokal, Anadolu Agency melaporkan, Ahad (13/8/2017).
Ledakan dahsyat tersebut menimpa sebuah kendaraan militer di sebuah jalan yang sibuk di Quetta – ibu kota provinsi Balochistan barat daya – menewaskan sedikitnya 15 orang, kata juru bicara pemerintah provinsi, Anwar-ul-Haq Kakar kepada wartawan.
Menurut tentara Pakistan, militan menyerang kendaraan militer dengan bahan peledak. Sayap media militer, Inter Services Public Relations (ISPR), mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa di antar korban tewas tersebut termasuk delapan tentara dan tujuh warga sipil.
Di antara yang terluka, ada 10 tentara, pernyataan tersebut menambahkan.
Tidak ada klaim tanggung jawab atas serangan tersebut, namun pernah Taliban, dan separatis Baloch telah terlibat dalam serangan terhadap pasukan Pakistan di masa lalu.
Mohammad Irfan, seorang saksi mata dari Rumah Sakit Sipil Quetta, mengatakan kepada Anadolu Agency melalui telepon bahwa sedikitnya empat mayat terbakar parah dan tidak dapat dikenali lagi.
Beberapa mobil yang diparkir di lokasi tersebut terbakar setelah ledakan tersebut, yang juga menghancurkan jendela dan pintu bangunan dan toko di dekatnya.
Menteri Dalam Negeri Sarfraz Bugti mengatakan kepada TV setempat Dunya bahwa keadaan darurat diberlakukan di semua rumah sakit Quetta, dan paramedis tambahan dipanggil masuk.
Panglima Angkatan Darat Jenderal Qamar Javed Bajwa menyebut serangan itu sebagai upaya untuk memperjuangkan perayaan Hari Kemerdekaan 14 Agustus. Dia mengatakan tentara Pakistan tidak akan “menyerah pada tantangan apapun”.
Provinsi Balochistan yang besar, yang juga dianggap mencakup bagian-bagian dari negara tetangga Iran dan Afghanistan, sangat penting karena kaya akan adanya tembaga, seng dan gas alam namun telah dilanda kekerasan selama lebih dari enam dekade, dengan separatis mengklaim bahwa mereka secara paksa dimasukkan ke Pakistan pada akhir pemerintahan Inggris pada tahun 1947.
Berbagai kelompok sektarian, termasuk Lashkar-e-Jhangvi, juga telah aktif di kawasan ini, terutama di Quetta dalam dekade terakhir.