SURIAH (Jurnalislam.com) – Sebuah serangan udara yang dilakukan AS di sebuah penjara yang dikelola kelompok Islamic State (IS) di Suriah timur telah menewaskan sedikitnya 57 orang, menurut sebuah kelompok pemantau, lansir Aljazeera, Selasa (27/6/2017).
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (the Syrian Observatory for Human Rights-SOHR) mengatakan pada hari Selasa bahwa sebagian besar korban tewas di kota al-Mayadeen di provinsi Deir Az Zor adalah narapidana sipil.
Sedikitnya 15 pasukan IS juga tewas dalam serangan tersebut, lembaga monitor berbasis di Inggris, yang melacak perkembangan konflik Suriah melalui jaringan kontak di lapangan tersebut mengatakan.
Al-Ikhbariya, sebuah stasiun TV milik pemerintah Suriah, juga mengutip koresponden Deir Az Zor yang mengatakan bahwa jet tempur koalisi telah menghancurkan sebuah bangunan di al-Mayadeen yang digunakan sebagai penjara oleh IS untuk menahan “sejumlah besar warga sipil”.
Sebuah outlet media yang dikelola aktivis di Deir Az Zor juga melaporkan kejadian tersebut, yang dikatakannya terjadi saat subuh pada hari Senin.
Komando Pusat AS (Central Command- CENTCOM) mengkonfirmasi kepada kantor berita Associated Press pada hari Selasa bahwa mereka menyerang fasilitas IS di al-Mayadeen pada tanggal 25 dan 26 Juni, namun tidak menyebut langsung ke penjara IS yang dilaporkan.
CENTCOM mengatakan akan menilai laporan bahwa ada tahanan sipil yang terbunuh, dan akan menerbitkan hasil asesmennya dalam laporan korban sipil bulanannya.
AS berdalih bahwa misi Mayadeen “direncanakan dengan cermat dan dilaksanakan untuk mengurangi risiko terhadap para militan non-kombatan”.
Koalisi pimpinan AS mendukung aliansi pejuang Kurdi dan Arab dalam serangan mereka terhadap IS di ibukota de-facto mereka di Raqqa, Suriah utara.
“Penghapusan fasilitas ini mengganggu kemampuan IS untuk memfasilitasi dan memprovokasi serangan terhadap koalisi, pasukan mitra kami dan di kampung halaman kami,” kata Kolonel Joe Scrocca, direktur koalisi urusan publik, dalam sebuah email ke kantor berita Reuters.
IS diyakini telah memindahkan sebagian besar kepemimpinannya ke Mayadeen, tenggara Raqqa, menurut pejabat intelijen AS.
Di antara operasi yang dilaporkan pindah ke Mayadeen, sekitar 80km barat perbatasan Irak, adalah operasi propaganda online dan komando serta kontrol terbatas terhadap serangan di Eropa dan tempat lain, klaim mereka.