Israel Memperluas Tanah Jajahannya Dengan Membangun 3.300 Pemukiman Ilegal

TEPI BARAT (jurnalislam.com) – Pemerintah Israel mengumumkan rencana untuk pembangunan 3.300 rumah baru, kurang dari seminggu setelah konsensus nasional pemerintah Palestina diresmikan.

Israel mengumumkan dua rencana tersebut pada hari Kamis (06/06/2014). Yang pertama adalah pembangunan 1.800 rumah dan yang kedua pembangunan 1.500 rumah. Banyak lagi yang akan dibangun di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Menurut Menteri perumahan Israel, Uri Ariel, pengumuman tersebut merupakan sebuah "respon Zionis yang tepat terhadap pembentukan kabinet Hamas dan Fatah Palestina."

Kepala negosiator Sa'eb Erekat mengatakan warga Palestina merasa sangat keberatan menanggapi rencana tersebut. Menurutnya rencana tersebut menandakan bahwa Israel menginginkan "eskalasi/perluasan."

"Israel menggunakan persatuan nasional Palestina sebagai alasan mereka untuk melanjutkan kolonisasi Palestina. Padahal langkah Palestina tersebut disambut baik oleh komunitas internasional," kata Erekat.

Pada hari Senin (2/6/2014), Hamas dan Fatah bersama-sama membentuk pemerintahan teknokrat independen yang akan membuka jalan bagi pemilu di Tepi Barat dan Jalur Gaza dalam enam bulan ke depan.

Langkah ini disambut dengan kemarahan oleh pemerintah Israel, yang segera mengumumkan langkah-langkah hukuman termasuk rencana untuk menahan uang pajak yang mereka kumpulkan atas nama Palestina. Israel mengatakan tidak akan bernegosiasi dengan Palestina dalam pemerintahan baru ini, yang juga akan terus bertanggung jawab atas serangan roket dari Jalur Gaza.

Pengumuman ini tetap terjadi meskipun Presiden Palestina Mahmoud Abbas berulang kali menjamin bahwa pemerintah baru hanya akan menyiapkan pemilu mendatang, dan bahwa Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang ia pimpin akan terus bertanggung jawab atas negosiasi perdamaian. Juru bicara kepresidenan, Nabil Abu Rudeineh mengatakan Palestina akan menanggapi pengumuman permukiman Israel tersebut dengan "langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya," tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.

Pengumuman yang dilakukan oleh Uri terjadi saat warga Palestina memperingati Hari Naksa yaitu hari dimana Israel menduduki Tepi Barat, termasuk Jerusalem Timur, dan Jalur Gaza pada tahun 1967.

Para ahli mengatakan langkah tersebut merupakan bagian dari rencana koalisi pemerintahan sayap kanan untuk mengkonsolidasikan cengkeraman Israel atas Tepi Barat. "Koalisi ingin membuat fakta di lapangan dalam memimpin sampai dengan serangkaian langkah sepihak di Tepi Barat," kata Abdelmajid Sweilem, seorang profesor ilmu politik di Al Quds University.

Netanyahu sebelumnya telah membuat pernyataan yang menyatakan bahwa "ide mengambil langkah-langkah unilateral adalah dengan mendapatkan tanah, dari pusat-kiri ke pusat-kanan."

"Saat Arab terus menampilkan kelemahan politik dan strategisnya, maka Israel dapat terus mengambil alih tanah Palestina sebanyak yang diinginkan," kata Sweilem.

Editor : ded412 | Sumber : Aljazeera, AFP

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.