Iran: 935 Warga Tewas Akibat Serangan Israel, Termasuk 38 Anak-anak

Iran: 935 Warga Tewas Akibat Serangan Israel, Termasuk 38 Anak-anak

TEHERAN (jurnalislam.com)– Pemerintah Iran menyatakan sedikitnya 935 orang tewas akibat serangan Israel selama konflik berdurasi 12 hari yang berakhir dengan gencatan senjata permanen. Juru Bicara Kehakiman Iran, Asghar Jahangir, pada Senin (30/6/2025) mengungkapkan bahwa jumlah korban termasuk 38 anak-anak dan 132 perempuan.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, menuduh Israel dan Amerika Serikat melakukan tindakan agresi yang melanggar hukum internasional. Ia menyerukan agar komunitas internasional, khususnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), secara resmi menyatakan Israel dan AS sebagai pihak agresor.

“Apa yang terjadi adalah bentuk agresi dalam segala aspeknya, sesuai hukum internasional dan Piagam PBB. Kami menuntut agar PBB mengambil langkah nyata untuk meminta pertanggungjawaban rezim Zionis dan AS,” ujar Baghaei dalam konferensi pers di Teheran.

Baghaei menambahkan bahwa serangan Israel pada 13 Juni lalu terjadi saat Iran tengah melangsungkan negosiasi dengan AS terkait program nuklirnya. Ia menyebut tindakan Washington sebagai bentuk pengkhianatan terhadap proses diplomatik yang sedang berlangsung.

“AS bukanlah mitra yang dapat dipercaya. Sikap mereka yang berubah-ubah membuat perundingan menjadi tidak stabil,” tambahnya.

Israel melancarkan serangan udara dan drone ke berbagai sasaran di Iran, termasuk kawasan sipil dan fasilitas militer utama. Serangan tersebut menewaskan sejumlah perwira tinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan ilmuwan nuklir senior Iran.

Sebagai balasan, Iran menembakkan beberapa gelombang rudal balistik dan drone ke wilayah Israel, yang disebut berhasil menembus sistem pertahanan rudal negara itu dan menyebabkan kerugian finansial mencapai setidaknya USD 3 miliar.

Laporan majalah independen +972 menyebutkan bahwa sejak berdirinya Israel pada 1948, belum pernah ada serangan berkelanjutan terhadap kota-kota besar seperti yang terjadi selama perang ini. Beberapa rudal Iran dilaporkan menghancurkan sejumlah bangunan secara total, dan setidaknya 25 gedung lainnya terpaksa dibongkar akibat kerusakan struktural.

Otoritas Israel melaporkan 29 warga sipil tewas, hampir 10.000 orang kehilangan tempat tinggal, dan lebih dari 40.000 klaim kompensasi telah diajukan ke otoritas pajak properti.

Selain korban fisik dan material, perang ini juga meninggalkan trauma psikologis yang mendalam bagi warga Israel.

“Jika konflik kembali terjadi, Israel kemungkinan besar tidak akan lagi menanggapinya dengan tenang,” tulis +972.

Gencatan senjata antara Israel dan Iran dicapai pada 24 Juni, setelah serangan udara AS ke fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni memicu serangan balasan Teheran terhadap pangkalan militer AS di Al-Udeid, Qatar, sehari kemudian.

Meskipun gencatan senjata telah disepakati, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan negaranya siap melancarkan serangan tambahan ke Iran. Ia menyebutnya sebagai bagian dari “kebijakan penegakan hukum”.

“Kami bertekad menjaga superioritas udara, mencegah kemajuan proyek nuklir Iran, serta menghentikan pengembangan rudal jarak jauh yang dapat mengancam keamanan kami,” kata Gallant. (Bahry)

Sumber: Cradle

Bagikan