ISLAMABAD (jurnalislam.com)— Ketegangan antara India dan Pakistan kembali memanas setelah kedua negara bersenjata nuklir itu terlibat baku tembak artileri berat di sepanjang perbatasan Kashmir yang disengketakan pada Rabu (7/5). Insiden ini terjadi setelah New Delhi meluncurkan serangan rudal mematikan ke wilayah yang dikuasai Pakistan, sebagai respons atas serangan terhadap wisatawan di Kashmir dua pekan lalu.
Setidaknya 38 orang dilaporkan tewas dalam bentrokan tersebut. Pihak Pakistan menyatakan 26 warga sipil, termasuk empat anak-anak, menjadi korban jiwa akibat serangan dan tembakan dari pihak India. Sementara India menyebut sedikitnya 12 orang tewas akibat penembakan yang dilakukan pasukan Pakistan.
Kekerasan ini merupakan yang terburuk sejak konflik serupa pada 2019, ketika India melancarkan serangan udara terhadap “kamp militan” di Pakistan setelah serangan bom bunuh diri menewaskan 40 pasukan keamanan India di Kashmir.
Tentara India menyatakan bahwa “keadilan telah ditegakkan”, dengan mengklaim telah menghancurkan sembilan kamp teroris di wilayah Pakistan. Pemerintah India menegaskan bahwa serangan tersebut dilakukan secara “terfokus, terukur, dan tidak bertujuan untuk memperbesar konflik”.
Namun, Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, menuduh Perdana Menteri India, Narendra Modi, menggunakan serangan ini untuk mendongkrak popularitas politik di dalam negeri menjelang pemilu.
“Balasan sudah dimulai. Kami tidak akan butuh waktu lama untuk menyelesaikan masalah ini,” ujar Asif kepada AFP.
Juru bicara militer Pakistan, Mayjen Ahmed Sharif Chaudhry, menyatakan bahwa lima jet tempur India berhasil dijatuhkan. Sementara sumber keamanan India mengakui bahwa tiga pesawat mereka jatuh di wilayah dalam negeri.
Di Muzaffarabad, ibu kota Kashmir yang dikuasai Pakistan, suasana mencekam menyelimuti kota. Warga melaporkan adanya suara ledakan keras di malam hari.
“Kami ketakutan dan pindah ke tempat yang lebih aman. Sekarang kami kehilangan rumah,” ungkap Tariq Mir (24), korban luka yang terkena pecahan peluru.
Sementara itu, di kota Poonch, wilayah Kashmir yang dikuasai India, seorang warga bernama Farooq menggambarkan kondisi saat terjadi serangan.
“Kami terbangun karena suara tembakan. Saya melihat hujan peluru,” katanya dari ranjang rumah sakit dengan kepala dibalut perban.
Menurut pejabat lokal Azhar Majid, sedikitnya 12 orang tewas dan 29 lainnya terluka di Poonch akibat serangan tersebut.
India diperkirakan membalas secara militer atas serangan pada 22 April lalu di Pahalgam, kawasan wisata di Kashmir, yang menewaskan 26 wisatawan Hindu. New Delhi menyalahkan kelompok militan Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan atas serangan itu dan menuding Islamabad berada di balik aksi teror tersebut.
Pakistan membantah tuduhan itu dan menyerukan investigasi independen. Perdana Menteri Shehbaz Sharif menyebut serangan India sebagai “tindakan agresi keji” yang menurutnya “tidak akan dibiarkan tanpa hukuman”.
Sejak 24 April, kedua negara disebut telah terlibat baku tembak hampir setiap malam di sepanjang Garis Kontrol (LoC). Pakistan juga mengklaim telah melakukan dua uji coba rudal dalam beberapa hari terakhir. (Bahry)
Sumber: TNA