Ilmuwan Khawatir Risiko Vaksin Booster mRNA

Ilmuwan Khawatir Risiko Vaksin Booster mRNA

INTERNASIONAL(Jurnalislam.com) – Para peneliti khawatir soal risiko suntikan booster mRNA bagi anak muda. Yakni bisa menyebabkan peradangan jantung pada para penerimanya.

Dr. Ofer Levy, anggota panel penasihat Food and Drug (FDA) Amerika Serikat,pada hari Jumat (15/10/2021), mengatakan ini membuat untuk mempertimbangkan persetujuan penggunaan dosis ketiga bagi anak di atas 12 tahun.

“Saat kita masuk ke kelompok muda dan usia muda, mereka semakin tidak berisiko terkena Covid-19, namun di sisi lain, agaknya lebih berisiko mengalami kondisi peradangan jantung dengan vaksin mRNA,” kata Levy seperti dikutip CNBC Internasional, dikutip Minggu (17/10/2021).

Ucapan itu hanya berselang beberapa jam setelah komite penasihat vaksin dan produk biologi terkait di FDA merekomendasikan suntikan kedua pada seluruh penerima vaksin Johnson & Johnson pada penerima di atas 18 tahun. Vaksin itu diketahui hanya diberikan satu dosis saja.

Sebelumnya, panel merekomendasikan vaksin booster dari vaksin mRNA yakni Moderna dan Pfizer pada kelompok usia lanjut dan berisiko tinggi. Namun ternyata ada sejumlah anggota yang menyatakan keprihatinan pada dosis mRNA untuk anak usia 12 tahun ke atas akibat risiko peradangan jantung langka yakni miokarditis dan perikarditis.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan miokarditis sebagian besar ditemukan pada remaja dan dewasa muda laki-laki pada penerima vaksin Pfizer atau Moderna. Meski begitu kasus tersebut memang jarang terjadi.

Kasus tersebut biasanya muncul selang beberapa haru setelah dosis kedua. CDC mengatakan penyakit itu akan mereda dengan pemberian obat dan juga istirahat.

CDC menyebutkan vaksin J&J tidak terkait dengan peradangan jantung, tidak seperti vaksin mRNA.

Pihak J&J sendiri telah mengajukan penelitian pada dosis kedua vaksinya ke FDA. Disebutkan pemberian dosis kedua membuat peningkatan perlindungan infeksi menjadi 94% yang sebelumnya 72%.

Sementara itu Israel telah memberikan booster pada kelompok usia 12 tahun ke atas. Berdasarkan data komite menunjukkan kemungkinan negara itu telah melihat adanya herd immunity.

Levy mengatakan prioritas saat ini adalah menjaga orang untuk tidak ke rumah sakit. “Namun jika kita bisa mendapatkan tingkat kekebalan mengurangi kemungkinan terinfeksi atau menyebar ke orang, itu luar biasa. Karena itu bisa membawa ke herd immunity,” jelasnya.

Sumber:cnbcindonesia

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.