Hungaria Temukan Reruntuhan Masjid Era Ottoman

Hungaria Temukan Reruntuhan Masjid Era Ottoman

HUNGARIA (Jurnalislam.com) – Sebuah tim penggalian Hungaria mengatakan telah menemukan reruntuhan Masjid era Ottoman di samping bangunan yang mereka percaya sebagai kuil Sultan Sulaiman the Magnificent di Hungaria selatan, World Bulletin melaporkan, Rabu (22/06/2016).

Dr Norbert Pap dari Universitas Pecs di Hungaria, yang mengepalai tim peneliti, membuat pengumuman tersebut hari Selasa.

Pap mengingatkan bahwa ketika para peneliti tahun lalu mengumumkan telah menemukan bangunan di mana organ-organ internal sultan dimakamkan di tahun 1566, ia mengatakan mereka sekarang harus menemukan sebuah masjid dan pondok darwis di sekitarnya. Penemuan terbaru itu mendukung klaim sebelumnya, katanya.

“Berdasarkan hasil penelitian kami, kami telah menemukan reruntuhan masjid tepat di sebelah kuil,” kata Pap.

“Menurut informasi dari periode itu, Sokullu Mehmed Pasha [patih] telah membangun sebuah masjid di sebelah kuil megah di Szigetvar [sebuah kota di Hungaria selatan],” kata Pap, menambahkan bahwa puing-puing yang baru terungkap lebih besar dari kuil dan tampaknya mengarah menuju kota suci Islam, Mekah, sebagaimana semua masjid harus menghadap.

hintPap mengatakan upaya timnya untuk menggali kompleks kuil, masjid dan pondok darwis dimulai tahun 2013, dan pekerjaan dilakukan dengan dukungan dari Agen Koordinasi dan Kerja sama Turki (the Turkish Coordination and Cooperation Agency).

Sultan Sulaiman adalah penguasa terlama yang memerintah Kekaisaran Ottoman. Sultan memimpin zaman keemasan kekaisaran selama 46 tahun. Terlepas dari penaklukan militer di Eropa, Timur Tengah dan Afrika Utara, ia melembagakan reformasi legislatif utama dan pelindung seni dan teknologi yang jeli.

Sultan meninggal pada tahun 1566 selama pengepungan Puri Szigetvar. Legenda mengatakan bahwa kematiannya tersembunyi dari prajuritnya untuk mencegah mereka mengalami demoralisasi (kejatuhan moral) selama pertempuran epik tersebut.

Hingga pada titik kritis bahwa organ internalnya, termasuk hatinya diyakini diambil dan dimakamkan di daerah tersebut, sementara tubuhnya kemudian dibawa kembali ke ibukota Ottoman, di mana ia masih dimakamkan di Masjid Suleymaniye, salah satu pemandangan paling terkenal di Istanbul.

Kisah Seorang Tentara Ottoman yang Setia Menjaga Masjid Al Aqsha Selama 57 Tahun

Putranya Sultan Selim II kemudian membangun kompleks di lokasi tempat organ ayahnya dikuburkan. Kompleks tetap fungsional selama lebih dari satu abad sampai tentara Habsburg Austria membongkar kompleks itu pada 1692 setelah mengambil kendali wilayah tersebut.

Hongaria juga mengganti nama daerah itu sebagai “Turbek” dari kata Ottoman “turbe” yang berarti “kubur”.

Evliya Celebi, yang mengunjungi kawasan itu pada tahun 1664, menyatakan bahwa sebuah kuil, masjid dan senyawa Ottoman berada di wilayah tersebut.

Menurut peneliti Hungaria, Pap, populasi Hungaria berjumlah sekitar satu juta pada waktu itu, dan sekitar 20.000 hingga 30.000 tentara dikatakan bertugas di sana.

Dia juga mengatakan tim sekitar 100 tentara yang kuat melindungi bagian belakang kompleks pada tahun 1680.

“Saat prajurit selalu tinggal di kota, masjid juga dibangun di kota-kota dan di dalam istana,” katanya.

Tapi hanya ada satu kuil bersama dengan masjid yang dibangun di luar kota di tanah Hungaria selama ini, yang Pap percaya membuktikan keberadaan jasad sultan di daerah.

“Menurut arsip, di daerah yang sama seharusnya juga ada pondok darwis [era] 1570 yang digunakan oleh para darwis yang berasal dari Bosnia dan Herzegovina,” tambahnya.

Dia mengatakan timnya sudah mulai mengerjakan penggalian dan berharap menemukan hasil dalam beberapa minggu.

Bagikan