HNC Kecam Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Rezim Assad di Homs

HNC Kecam Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Rezim Assad di Homs

ANKARA (Jurnalislam.com) – Rusia pada hari Kamis (03/08/2017) mengumumkan bahwa gencatan senjata telah dicapai antara kelompok oposisi bersenjata dan rezim Syiah Assad di kota utara Suriah, Homs – namun hanya satu kelompok oposisi yang dilaporkan menandatangani kesepakatan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan bahwa gencatan senjata telah diberlakukan di Homs setelah pertemuan 31 Juli antara kelompok oposisi bersenjata dan pejabat rezim Assad.

Menurut ketentuan kesepakatan tersebut, polisi militer Rusia akan ditempatkan di daerah tersebut pada hari Jumat, Konashenkov mengatakan.

Namun menurut sebuah versi tertulis dari salinan kesepakatan tersebut, yang telah dilihat oleh Anadolu Agency, hanya kelompok oposisi Brigade Tauhid yang telah menandatangani kesepakatan, di mana Rusia berfungsi sebagai penjamin tunggal.

Fatih Hassan, yang mewakili Homs di Komite Negosiasi Tinggi (HNC) dari pihak oposisi, mengecam kesepakatan tersebut, yang menurutnya, “ditandatangani hanya oleh satu kelompok oposisi dan dijamin hanya oleh Rusia”.

Dia melanjutkan untuk menegaskan bahwa oposisi Suriah biasanya mengacu Turki untuk menjamin gencatan senjata dengan rezim Syiah tersebut.

Setelah gencatan senjata besar dicapai pada 30 Desember tahun lalu, perundingan damai diadakan di ibukota Kazakhstan, Astana, pada bulan Januari.

Pada putaran perundingan berikutnya di bulan Mei, tiga negara penjamin – Rusia, Turki dan Iran – sepakat untuk membangun jaringan zona “de-eskalasi” di sepanjang Suriah yang dilanda perang.

Suriah tetap terkunci dalam perang global yang kejam sejak awal 2011, ketika rezim Syiah Nushairiyah Assad membantai aksi damai unjuk rasa warga dengan keganasan militer yang tak terduga.

PBB mengatakan 400 ribu orang terbunuh dalam konflik enam tahun tersebut, sedangkan pejabat rezim Syiah Assad mengatakan jumlahnya hanya mendekati 10.000 orang.

Bagikan