Hadapi Agenda Tahunan Taliban, NATO akan Kawal Pemilu di Afghanistan

Hadapi Agenda Tahunan Taliban, NATO akan Kawal Pemilu di Afghanistan

AFGHANISTAN (Jurnalislam.com) – Pasukan NATO dapat membantu memastikan berlangsungnya pemilihan umum yang akan datang, kata kepala aliansi Jens Stoltenberg, Kamis (26/04/2018), tiga tahun setelah NATO mengakhiri operasi tempur mereka di negara itu.

Aliansi pimpinan AS tersebut menyerahkan tanggung jawab untuk keamanan di Afghanistan kepada pasukan lokal pada akhir 2014 tetapi masih memiliki kekuatan 13.000 personel misi pelatihan dan dukungan di negara itu.

“Kontribusi utama kami untuk memastikan bahwa pemilu dapat diselenggarakan dengan cara yang aman dan terjamin adalah terus memberikan dukungan kepada pasukan keamanan Afghanistan dengan pelatihan, saran dan juga pendanaan,” kata Stoltenberg kepada wartawan pada malam pertemuan menteri luar negeri NATO, World Bulletin melaporkan.

“Setelah mengatakannya, saya juga membayangkan peran terbatas pasukan NATO untuk membantu memastikan bahwa pemilihan dapat diselenggarakan dengan cara yang aman.”

Taliban dan kelompok pejuang bersenjata lainnya telah bangkit kembali sejak NATO mengakhiri peran tempurnya dan pada hari Rabu kelompok jihadis tersebut mengumumkan serangan musim semi tahunan mereka, yaitu awal “musim pertempuran” Afghanistan.

Target Utama AS dan NATO, Taliban Umumkan Operasi Musim Semi Baru

Taliban mengatakan serangan itu merupakan lanjutan serangan tahun-tahun sebelumnya dan sebagian merupakan tanggapan terhadap strategi baru Presiden AS Donald Trump untuk Afghanistan yang diumumkan Agustus lalu oleh Trump, yang memberi pasukan AS lebih banyak peluang untuk menyerang mujahidin.

NATO juga dalam proses memperluas misi Resolute Support dengan 3.000 tentara dan Stoltenberg mengatakan komitmen aliansi untuk Afghanistan tidak akan goyah.

“Taliban harus memahami bahwa mereka tidak akan pernah menang di medan perang,” kata Stoltenberg.

“Kami akan terus melatih, memberi saran dan mendukung pasukan Afghanistan dan akan menyediakan kerangka kerja, sampai pada kondisi bagi Taliban pada tahap tertentu untuk duduk dan bernegosiasi untuk solusi damai.”

Taliban Bunuh Lebih dari 10 Pasukan Elit Afghanistan Bentukan AS

Namun deklarasi serangan musim semi Taliban 2018 tampaknya merupakan penolakan terhadap penawaran pembicaraan perdamaian Presiden Ashraf Ghani pada Februari, meskipun pengumuman kelompok militan itu tidak merujuk secara langsung.

Pemerintah Ghani berada di bawah tekanan di beberapa front tahun ini karena bersiap untuk mengadakan pemilu yang tertunda lama sejak bulan Oktober sementara pasukannya berusaha untuk memenangkan medan perang dan mencegah korban sipil.

Seorang pejabat NATO mengatakan aliansi itu akan perencanaan keamanan dan koordinasi demi membantu keamanan pemilu “sesuai mandat yang ada.”

Bagikan