Gencatan Senjata Berlaku, Puluhan Ribu Warga Palestina Kembali ke Gaza Utara

Gencatan Senjata Berlaku, Puluhan Ribu Warga Palestina Kembali ke Gaza Utara

GAZA (jurnalislam.com)– Puluhan ribu warga Palestina mulai berbondong-bondong menuju Gaza utara pada Jumat (10/10/2025), sesaat setelah gencatan senjata mulai berlaku. Mereka pulang dengan langkah gontai, cemas melihat sisa-sisa rumah yang hancur dan khawatir akan kesulitan baru yang akan mereka hadapi.

Perang genosida yang dilancarkan penjajah Zionis Israel sejak Oktober 2023 telah membuat hampir seluruh penduduk Gaza sekitar 2,2 juta jiwa mengungsi. Agresi brutal yang dimulai setelah serangan lintas batas oleh Hamas terhadap permukiman dan instalasi militer Israel itu telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina dan mengubah sebagian besar wilayah Gaza menjadi lautan puing.

Militer Israel mengumumkan bahwa kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku pada pukul 12.00 siang waktu setempat, Jumat (10/10). Tak lama setelah pengumuman itu, ribuan warga Palestina mulai berjalan di sepanjang jalan pesisir Gaza menuju wilayah utara untuk melihat kondisi rumah mereka yang telah hancur, menyusul penarikan mundur pasukan pendudukan.

Meski kabar gencatan senjata disambut dengan syukur, banyak warga Gaza sadar bahwa kehidupan mereka tak lagi sama.

“Oke, sudah berakhir lalu bagaimana? Tidak ada rumah yang bisa saya tuju,” ujar Balqees, seorang ibu lima anak dari Kota Gaza yang kini berlindung di Deir al-Balah, kepada Reuters.

“Mereka telah menghancurkan segalanya. Puluhan ribu orang tewas, Gaza hancur, dan mereka membuat gencatan senjata. Apakah saya seharusnya bahagia? Tidak, saya tidak bahagia,” tambahnya.

Beberapa warga bahkan mulai kembali ke wilayah utara sebelum gencatan senjata resmi diberlakukan. Sebagian berhasil mencapai pinggiran barat laut distrik Sheikh Radwan di Kota Gaza.

Salah satunya adalah Ismail Zayda, ayah tiga anak berusia 40 tahun, yang kembali memeriksa rumahnya pada Jumat pagi. Ia terkejut mendapati rumahnya masih berdiri di tengah kehancuran total di sekitarnya.

“Alhamdulillah, rumah saya masih berdiri,” katanya melalui pesan suara kepada Reuters.

“Tapi daerah ini hancur, rumah tetangga saya hancur seluruh distrik telah hilang.” sambungnya.

Pasukan pendudukan Israel mulai menarik kendaraan lapis baja dan buldoser dari Gaza pada Kamis (9/10). Dalam pernyataannya, militer Israel menyebut langkah itu sebagai “penyesuaian posisi operasional” di dalam Gaza.

Bagi sebagian warga Palestina, sekadar kembali menginjakkan kaki di tanah tempat rumah mereka pernah berdiri sudah menjadi kebahagiaan tersendiri.

“Tentu saja, tidak ada rumah semuanya hancur tetapi kami senang bisa kembali ke tempat rumah kami semula, bahkan di atas reruntuhan,” kata Mahdi Saqla (40), sambil berdiri di dekat tenda darurat di Gaza tengah.

“Itu pun merupakan suatu kebahagiaan yang besar.” pungkasnya.

Sumber: TRT

Bagikan