TURKI (Jurnalislam.com) – Presiden Turki berjanji untuk “membersihkan teroris YPG dukungan AS” di seberang perbatasan di Suriah, saat pasukan Turki menembaki pasukan yang didukung AS dengan tembakan artileri pada hari Ahad (14/01/2018).
Sebuah operasi militer di Suriah utara di kota Afrin – yang dikendalikan oleh kelompok bersenjata Kurdi Suriah YPG – akan diluncurkan “di hari-hari mendatang,” Presiden Recep Tayyip Erdogan seperti dikutip oleh kantor berita resmi Anadolu.
Dia mengatakan serangan terhadap Afrin akan menjadi perpanjangan dari Operasi Perisai Euphrate 2016, yang menargetkan pasukan YPG. Upaya tempur delapan bulan tersebut secara resmi berakhir pada Maret 2017.
YPG: Turki Umumkan Deklarasi Perang di Suriah
Tentara Turki saat ini berbasis di wilayah yang dikuasai pejuang anti-Assad di kedua sisi Afrin.
“Dalam beberapa hari mendatang, in sya Allah, kami akan melanjutkan operasi Afrin [operasi] yang kami mulai pertama kali dengan Operasi Perisai Efrat untuk membersihkan terorisme dari perbatasan selatan kami,” kata Erdogan dalam sebuah pidato di provinsi Anatolian Tokat.
AS memandang YPG sebagai kekuatan tempur paling efektif melawan IS.
Donald Trump memutuskan untuk mempersenjatai YPG, meskipun Turki keberatan dan ada seruan langsung dari Erdogan pada sebuah pertemuan di Gedung Putih Mei lalu.
Pengiriman senjata Amerika dimulai sebelum serangan untuk merebut kembali kota Raqqa dari IS. YPG memainkan peran penting dalam mengalahkan kelompok tersebut di ibukota de facto sebelumnya di Suriah utara akhir tahun lalu.
Ketegangan antara sekutu NATO tetap tinggi, meski Trump mengatakan pada November lalu bahwa Washington tidak lagi memasok senjata ke YPG.
Tanpa menyebut-nyebut AS, Erdogan mengatakan pada hari Ahad bahwa dia mengharapkan sekutu tidak membuat “kesalahan” dengan “memihak” YPG selama pertempuran merebut Afrin.
“Kami berharap agar sekutu kita berperilaku sesuai dengan semangat hubungan kita yang mengakar selama proses ini,” kata Erdogan, menambahkan “terlepas dari semuanya” dia berharap kerjasama untuk mencapai “kepentingan bersama” di wilayah ini.
“Saya berharap pasukan ini tidak akan membuat kesalahan dengan tampil di panggung yang sama dengan organisasi teroris selama operasi Afrin,” kata presiden tersebut.