Ekonom: Ekonomi Syariah Terbukti Ringankan Tekanan Akibat Covid-19

Ekonom: Ekonomi Syariah Terbukti Ringankan Tekanan Akibat Covid-19

JAKARTA(Jurnalislam.com) — Ekonomi syariah membawa angin segar bagi penanganan wabah Covid-19. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattov menyampaikan ekonomi syariah bisa meringankan tekanan akibat pandemi corona.

Seperti contohnya, instrumen dana sosial syariah seperti zakat, infaq, sodakoh, dan wakaf (ziswaf) dapat dimanfaatkan untuk membantu masyarakat terdampak Covid-19.

Abra mengatakan masa pandemi telah membuat masyarakat lebih solid dalam mengumpulkan dana sosial.

“Lembaga ziswaf menghimpun lebih banyak dana dari masyarakat,” katanya dalam diskusi online dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Senin (27/4).

Ziswaf membantu tidak hanya untuk kebutuhan konsumtif primer seperti sembako, tapi juga mendorong stimulasi usaha-usaha produktif. Dana ziswaf digunakan beberapa lembaga  sudah punya track record bagus untuk melakukan pedampingan usaha.

Dengan tetap mengalirnya akses dana murah ke masyarakat, maka produksi bisa tetap digenjot. Dana-dana ziswaf tersebut bisa juga bantu masyarakat miskin agar mereka bisa segera bangkit dan menghidupkan lagi mata pencaharian mereka.

“Ziswaf ini jadi sumber alternatif pendanaan, misal untuk para korban PHK,” katanya.

Selain itu, sektor ekonomi syariah lain yang berpotensi rebound adalah pasar modal syariah. Meski trennya mengikuti IHSG, namun saham-saham syariah bisa membawa pengaruh positif pada total keseluruhan harga saham (IHSG).

Ini seiring dengan beralihnya preferensi masyarakat pada sektor yang menghindari spekulasi dan riba. Saat ini masyarakat lebih hati-hati dalam memilih sektor usaha. Masyarakat yang sadar akan kehati-hatian sektor syariah, akan lebih memilih pasar modal syariah.

Selain itu dari sisi keuangan syariah, perbankan syariah masih menunjukkan performa positif. Saat sektor keuangan konvensional tumbuh single digit, indikator pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga bank syariah masih bisa tumbuh 10 persen.

Tren rasio pembiayaan bermasalah atau NPF pun terus membaik di level tiga persen. Ini artinya, bank syariah semakin prudent dalam melakukan pembiayaan. Jadi di kondisi krisis, bank syariah lebih siap mitigasi NPF.

Sumber: republika.co.id

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.