Dua Warga Inggris Dipenjara Karena Bergabung Dengan Jabhatun Nusra

LONDON (Jurnalislam.com) – Dua warga Inggris dijatuhi hukuman penjara pada hari Jumat (5/12/2014) setelah mengakui bahwa mereka telah bergabung dengan Tandzim Jihad Al Qaeda di Suriah, Jabhatun Nusrah .

Nahin Ahmed dan Yusuf Sarwar, keduanya berusia 22 tahun dan berasal dari Birmingham, ditangkap di Bandara Heathrow, London saat mereka kembali ke Inggris pada bulan Januari, delapan bulan setelah ibu Sarwar melaporkan anaknya hilang ke polisi.

Mereka mengatakan kepada keluarga mereka bahwa mereka akan berlibur ke Turki tapi Hakim Michael Topolski, yang memberi mereka hukuman penjara 12 tahun dan 8 bulan, menggambarkan mereka di pengadilan Woolwich Crown Court sebagai "fundamentalis yang menjadi tertarik dan sangat berkomitmen untuk kekerasan ekstrim ".

Keputusan untuk memenjarakan mereka dilakukan setelah pemerintah mengusulkan kekuatan baru yang lebih keras untuk mencoba menghentikan warga Inggris yang akan bepergian ke Suriah dan Irak, dan untuk menindak pejuang yang akan kembali pulang, karena dikuatirkan menimbulkan risiko serius bagi keamanan nasional.

"Kasus ini menggambarkan tantangan yang dihadapi polisi dan keluarga ketika orang-orang muda terpengaruh untuk bergabung dengan konflik di Suriah atau Irak," kata Detective Chief Superintendent Sue Southern, Kepala Unit Kontra Terorisme West Midlands.

"Kedua orang ini tidak memiliki koneksi sebelumnya dengan organisasi Islamis dan tidak memiliki catatan kejahatan. Mereka tidak kita kenal sebelumnya."

Dia mengatakan salah satu dari mereka telah dipengaruhi secara online dan ia kemudian mempengaruhi temannya menjadi idealis.

Sekitar 500 warga Inggris diperkirakan oleh pihak berwenang telah melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak, dan sekitar separuh dari mereka telah kembali ke rumah.

Mashudur Choudhury, 31, yang pada bulan Mei menjadi pembalap Inggris pertama yang dihukum karena pelanggaran yang sama juga dipenjara selama empat tahun pada hari Jumat. Dia dinyatakan bersalah karena merencanakan untuk melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung bersama mujahidin.

Bulan lalu, dua bersaudara dari London menjadi orang Inggris pertama yang dihukum karena menghadiri sebuah kamp pelatihan mujahidin di Suriah.

Menteri Dalam Negeri Theresa May telah memperingatkan bahwa Inggris menghadapi ancaman konflik terbesar dalam sejarah, dan mengatakan sekitar 40 plot utama telah digagalkan sejak pemboman istisyhad menewaskan 52 orang di London pada tahun 2005. [ded412/World Bulletin]

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.