JAKARTA (jurnalislam.com)– Wakil Ketua Umum Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA), H.M. Rizal Fadillah, S.H., menegaskan peran penting ulama dan organisasi masyarakat (ormas) Islam dalam pembangunan bangsa. Hal itu disampaikan saat menjadi pemateri pertama dalam Dialog Kebangsaan yang digelar Jamaah Ansharu Syariah di Hotel Sofyan Cut Mutia, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (13/8/2025).
Dalam pemaparannya, Rizal menyebut ulama dan ormas Islam merupakan bagian dari kekuatan masyarakat madani (civil society) yang memiliki potensi besar mendorong kemajuan Indonesia.
“Ulama dan Ormas Islam sebagai kekuatan masyarakat madani potensi bagi Indonesia maju. Kekuatan penyeimbang dan penyempurna dari kedaulatan negara, ulama dan umara, ormas Islam dan pemerintah atau negara,” ujarnya.
Ia menegaskan, ulama dan aktivis ormas Islam tidak boleh diam menghadapi ketidakadilan.
“Ulama dan aktivis ormas Islam harus bersuara ma’rufat terhadap berbagai kondisi, jangan menjadi setan omon-omon kosong atau diam menghadapi kezaliman,” tegasnya.
Rizal juga mengingatkan ancaman yang dihadapi jika ulama dan ormas Islam dipinggirkan di negeri mayoritas Muslim.
“Indonesia cemas jika ulama dan ormas Islam dipinggirkan di negeri mayoritas Islam ini, apalagi jika kebijakan politiknya mengarah pada Islamophobia, sekularisme, pragmatisme, nativisme, kapitalisme, salibisme, dan isme-isme negatif lainnya,” katanya.
Ia menutup pemaparannya dengan menekankan bahwa keberhasilan menuju Indonesia Emas 2045 sangat bergantung pada posisi ulama dan ormas Islam sebagai pilar utama pembangunan bangsa.
“Menuju Indonesia emas di 20 tahun yang akan datang, jika ulama dan ormas Islam menjadi sokoguru pembangunan bangsa, kalau tidak maka Indonesia cemas,” pungkasnya.
Reporter: Bahri