CIIA : “Bom Mainan” di ITC Bukan Kerjaan ‘Teroris’

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya mengatakan bom berdaya ledak kecil di lantai 2 Mal ITC Depok kemarin, Senin (23/2/2015) bukan dari kelompok teroris. Bom yang meledak di area toilet itu disebutnya hanya “bom mainan”.

“Kalau lihat barang bukti yg diduga bom memang terkesan itu adalah rakitan bom,kalau vonisnya bom mk meniscayakan terorisasi terhadap orang2 tertentu dan itu tdk akan keluar dri jejaring yg dikaitkan dengan Poso (Santoso Cs) atau kel IS-ISIS di Indonesia,” kata Harits dalam rilisnya kepada Jurniscom, Selasa (24/2/2015).

Menurut Harits, pelaku bisa siapa saja. “Bisa saja produk oknum aparat, orang Syi'ah, "teroris", atau bahkan orang iseng. Mengingat munculnya kasus ini di momentum Indonesia dalam sikon labil politik dan keamanan,” lanjutnya.

Soal calon kapolri yang belum selesai menimbulkan kisruh politik yang belum berujung. Soal kelompok Syi'ah terpojok paska penyerangan ke Az Zikra. Namun, soal ancaman Australia, “Tidak terlalu signifikan,” ujarnya.

Letupan kecil ini, menurutnya, bisa melahirkan efek opini dan persepsi publik bahwa teroris jaringan Poso atau lainnya masih eksis.

“Karenanya, butuh Kapolri yang handal urus terorisme. Tapi dibalik itu adalah untuk mengkonstruksi persepsi publik bahwa calon tunggal Kapolri BH (Badrodin Haiti-red) adalah layak sekaligus menganulir tentang dugaan pelanggaran HAM berat seorang BH saat menjadi Kapolda Sulteng di tahun 2007,” papar pengasuh Majelis Al Bayan itu.

Asumsinya, yang ditangani BH adalah terorisme. Karena dalam kasus terorisme seolah-olah aparat mempunyai legitimasi yang kuat untuk melakukan tindakan extra-ordinary meski dengan melakukan extra-judicial killing.

Selain isu rekening gendut seperti halnya BG, BH juga punya sandungan serius soal pelanggaran HAM 2007 di Poso. “Bukan tidak mungkin ada permainan kotor untuk mengawal BH agar bisa jadi Kapolri,” sambung Harits.

Selanjutnya Harits mengatakan bisa jadi pelakunya adalah orang Syi'ah. Hal ini tidak lain untuk mengalihkan isu tentang mereka agar tidak makin terpojok dan bisa menghindar dari eskalasi kemarahan publik (sunni) yang tidak terduga.

“Dari barang yang menimbulkan letupan kecil layaknya balon meletus tapi efek opininya bisa besar bagi kepentingan kelompok dan politik tertentu mengindikasikan ini "bom mainan", saya tdk yakin ini kerjaan kelompok "teroris" sungguhan," tutupnya.

Ally | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses