Cari Aman, Partai ‘Salafi’ Mesir Dukung Penuh Al Sisi dan Hadang Ikhwanul Muslimin

MESIR (Jurnalislam.com) – Partai Salafi Mesir Al Nour menyuarakan keinginannya untuk bergabung dengan pemerintahan baru Presiden Abdel Fattah al-Sisi sebagai bagian dari strategi mereka menggantikan Ikhwanul Muslimin yang telah menjadi gerakan yang paling berpengaruh di negara itu.

Pemimpin Al Nour, Younes Makhyoun mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Reuters mengenai strategi partainya, yaitu akan "membantu Sisi dalam kekuasaannya". Dia mendukung Diktator baru Mesir itu ketika tentara menggulingkan Ikhwanul tahun lalu.

Ketika ditanya apakah pihaknya bersedia mengambil pos di pemerintahan baru Sisi, Makhyoun, mengatakan: "Sangat mungkin dan saya mengharapkan hal tersebut jika Allah bersedia."

"Kami siap dan kami tidak keberatan memanfaatkan setiap kesempatan untuk berbuat sesuatu untuk Mesir. Bergabung dengan presiden adalah tugas nasional. Aku tidak keberatan bergabung sebagai konsultan di tim nya atau dalam kabinet mendatang jika Presiden menawarkan kepada kita," tegasnya.

Pejabat politik dan keamanan mengatakan bahwa Makhyoun mungkin melihat keuntungan untuk terlibat dalam bentuk apapun akan memberikan pandangan yang jelas bagi partai mereka mengenai lanskap politik negara.

Sisi akan membutuhkan dukungan yang lebih luas untuk menghancurkan gerilyawan yang telah meningkatkan serangan terhadap tentara dan polisi sejak Sisi menggulingkan Presiden Mohamed Mursi tahun lalu.

Saat ini Sisi membutuhkan teknokrat untuk memperbaiki defisit anggaran yang melonjak dan juga masalah pendidikan dan kesehatan.

Salafi telah menegaskan pengaruh mereka. Sebagai buntut dari pemecatan Mursi, mereka menjadi kingmakers, contohnya, mereka memblokir dalam pencalonan perdana menteri. Setiap gerakan politik yang menentang Sisi akan menemui resiko. Pasukan keamanan telah menewaskan ratusan anggota Ikhwanul Muslimin, menangkap ribuan orang lainnya dan menempatkan para pemimpinnya di penjara untuk diadili.

Al Nour tampaknya bertaruh bahwa memberi dukungan untuk Sisi akan membantu mereka tetap aman, di negara yang melakukan penindasan terhadap umat Islam pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Al Nour menduduki posisi kedua setelah Ikhwanul di parlemen pada pemilu 2012 dengan 20 persen suara.

"Tidak ada keraguan bahwa Ikhwanul Muslimin membuat kesalahan besar ketika mereka berkuasa dan mereka telah mempengaruhi kami," kata Makhyoun, berbicara di vilanya di desa miskin Abu Homos, utara Kairo.

"Mereka mempengaruhi kami secara negatif. Kekuatan kami sekarang berada di jalan yang berbeda setelah revolusi 25 Januari," tambahnya.

Tapi kematian Ikhwanul Muslimin juga telah memberikan Nour kesempatan untuk menjadi kelompok dominan.

Partai Nour terbentuk sebagian besar dari pengkhotbah agama dan ulama Salafi populer. Tidak jelas di mana ia mendapat uang untuk membiayai masjid, beramal dan memelihara cabang mereka di seluruh Mesir.

Tetapi beberapa analis mengatakan mereka bisa saja mendapatkan bantuan keuangan dari kelompok yang sama dari negara Teluk Arab yang kaya.

Fleksibilitas partai telah memberikan kontribusi untuk kelangsungan hidup mereka. Awalnya mereka menghindari politik, kemudian mereka merangkul untuk melakukan manuver dalam iklim politik stabil dan terpolarisasi Mesir.

Sisi memberikan pujian yang langka bagi kelompok Islam saat ia memuji nasionalisme Al Nour.

Tapi komentar Sisi dalam wawancara televisi selama kampanye pemilu memberikan petunjuk yang kuat bahwa ia tidak akan memberi toleransi bagi Islam yang terlalu ambisius dan menantang konsep Salafi pusat bahwa tidak akan ada hal seperti negara agama.

Makhyoun, seorang dokter gigi bersuara lembut dengan jenggot panjang, tampaknya tidak terganggu oleh pernyataan Sisi itu.

"Dia berbicara tentang praktik dari kelompok tertentu yang menggunakan agama untuk mencapai kekuasaan," katanya, secara jelas mengacu kepada Ikhwanul Muslimin.

Untuk bertahan hidup dalam pergolakan Mesir, Al Nour bersikap gesit. Sebagai partai pertama yang menyambut Mursi ia beralih sisi saat protes massal terhadap pemerintahan Mursi meletus.

Saat ini Makhyoun mendukung kampanye negara terhadap Ikhwanul. Kelompok hak asasi manusia mengatakan ada lebih dari 16.000 tahanan politik di Mesir.

"Pertama-tama kita perlu membangun lembaga negara dan mencapai stabilitas kemudian baru memperbaiki pelanggaran tersebut," kata Makhyoun, yang bekerja sebagai seorang pengkhotbah agama selama 40 tahun.

"Kita tahu bahwa warga Mesir itu relijius, mencintai Islam dan hukum-hukumnya. Situasi dan citra kami akan meningkat seiring waktu dan dengan upaya kami mendekat dengan orang-orang di jalanan. Saya pikir situasi ini bergerak ke arah yang benar," pungkasnya. [ded412/world bulletin]

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.