Berpakaian Diponegoro Saat Pawai Muharram , Cak Rowi Ingatkan Peran Jihad

Berpakaian Diponegoro Saat Pawai Muharram , Cak Rowi Ingatkan Peran Jihad

SOLO (Jurnalislam.com)- Ada pemandangan menarik dalam Apel dan Tausyiah Kebangsaan yang diadakan Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) di Bundaran Gladak, Solo, pada ahad, (23/8/2020) pagi.

 

Terlihat seorang yang berpakaian ala pangeran Diponegoro yang berwarna putih polos, lengkap dengan balutan sorban di kepala dan keris sarungkan di pinggang bagian depan.

 

Sosok berpakaian ala Pangeran Diponegoro tersebut adalah ketua Jamaah Ansharu Syariah Jawa Tengah ustaz Surawijaya.

 

Dalam Apel dan Tausyah Kebangsaan, ustaz Surawijaya bersama tokoh lainnya melakukan longmarch dengan berjalan kaki dari Stadion Sriwedari menuju Bundaran Gladak.

 

Ia menyebut aksinya tersebut terinspirasi guna menjiwai para pahlawan yang dulu telah berjuang keras dalam mengusir penjajah dan meraih kemerdekaan bangsa Indonesia.

 

“Karena memang untuk menjiwai perjuangan ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam hijrah, disamping juga menjiwai para pahlawan dahulu yang berjuang melawan penjajah, dan juga saya memakai pakaian putih-putih merupakan kesucian jiwa untuk jihad fii sabilillah,” ungkapnya kepada Jurnalislam.com.

 

“Mengapa saya menggunakan keris, itu inisiatif saya sendiri, keris itu mempunyai makna yang luhur dan tinggi, dimana merupakan ciri dari pada orang Jawa, dimana keris itu merupakan pusaka.

Piandel namanya, disamping juga bahwa kenapa keris saya taruh di depan bukan di belakang karna dalam keadaan perang,” imbuh pria yang akrab dipanggil Cak Rowi itu.

 

Kegiatan Apel dan Tausyiah Kebangsaan itu juga diadakan dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1 Muharram 1442 H.

 

“Tahun hijriyah 1442 H ini, kita maknai sebagai perang melawan kedzoliman dan juga neo kolonialisme yang kita ketahui bersama bahwa Indonesia dalam keadaan yang tidak berdaya dengan asing, aseng maupun asong,” ujarnya.

 

Ia juga berharap umat Islam di Indonesia bisa bersatu dalam upaya menyelatkan bangsa Indonesia dari cengkraman asing serta paham paham seperti komunisme dan sekularisme.

 

“Karena Indonesia kali ini sedang mengalami degradasi baik dari semua sisi maupun dari baik itu ekonomi, budaya apalagi degradasi ukhuwah maupun persatuan, untuk itu mari bersatu selamatkan Indonesia dan mari bersatu membangun Indonesia,” pungkasnya.

 

Kontributor: Inox

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.