Berita Terkini

Duta Besar PBB untuk Palestina Kutuk Pembantaian Israel pada Warga Gaza

PALESTINA (Jurnalislam.com) – Riyad Mansour, duta besar PBB untuk Otoritas Palestina, mengutuk pembantaian Israel terhadap warga Palestina di Gaza.

Berbicara pada konferensi pers di New York, Mansour menggambarkan keputusan Washington untuk membuka kedutaannya di Yerusalem sebagai “sangat tragis.” lansir Aljazeera Senin (14/5/2018).

“Kami akan menggunakan semua hak kami yang tersedia di dewan keamanan demi memastikan Dewan Keamanan memikul tanggung jawabnya untuk mengutuk pembantaian ini dan membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan,” kata Mansour.

“Sangat tragis bahwa mereka (Amerika) sedang merayakan aksi ilegal sementara Israel melukai dan membunuh ribuan orang Palestina.

“Hari tragis bagi rakyat Palestina dan rasa malu pada mereka yang mengabaikan rasa sakit dan penderitaan rakyat Palestina.”

Serang Kedaulatan Palestina, Abbas: Inilah Kebrutalan Israel dalam Satu Hari Paling Biadab

AL QUDS (Jurnalislam.com) – Presiden Palestina Mahmoud Abbas menggambarkan peristiwa di Gaza sebagai “salah satu hari paling sadis” selama konferensi pers pada Senin (14/5/2018).

Dia juga mengatakan pada konferensi pers bahwa langkah memindahkan kedutaan AS ke Jerusalem adalah serangan terhadap kedaulatan rakyat Palestina.

“Pada hari ini, pembantaian Israel terhadap warga kami berlanjut di Jalur Gaza serta Tepi Barat. Hari ini adalah salah satu hari paling ganas yang pernah disaksikan oleh warga kami,” kata Abbas, lansir Aljazeera.

“Saat kita bicara sekarang ini, sekitar 52 orang Palestina telah terbunuh. Jumlah itu kemungkinan akan meningkat. Ini adalah indikasi tingkat kebrutalan Israel.”

Lakukan Pembantaian pada Warga Palestina, Erdogan: Israel adalah Negara Teroris

“Hari ini Israel sedang merayakan pembukaan kedutaan AS. Mereka mengklaim bahwa tanah Yerusalem yang mereka duduki adalah tanah leluhur mereka. Itu adalah pemalsuan sejarah.

“Orang Palestina selama ini telah hidup di tanah ini. Orang-orang kami tidak akan menyerah sampai kami mencapai kemenangan dengan Yerusalem sebagai ibu kota kami.

“Dengan langkah [memindahkan kedutaan] ini AS telah mengesampingkan dirinya dari proses perdamaian di Timur Tengah. Ia tidak bisa lagi bertindak sebagai mediator dan perannya tidak lagi berlaku.”

Pesawat Drone Israel Targetkan Wartawan yang Liput Aksi Protes di Gaza

PALESTINA (Jurnalislam.com) – Sebuah pesawat tanpa awak Israel yang membawa tabung gas air mata menargetkan sekelompok wartawan di Gaza saat meliput aksi protes warga Senin (14/5/2018), termasuk kru TV Al Jazeera.

Koresponden Al-Jazeera, Hoda Abdel-Hamid, berdiri di barisan media dengan beberapa wartawan lain ketika dia terkena gas air mata.

Abdel-Hamid telah dikirim ke rumah sakit untuk dirawat karena efek dari gas air mata.

58 Warga Palestina Gugur dalam Aksi Protes Peresmian Kedutaan AS di Yerusalem

Demonstrasi, yang bertepatan dengan pembukaan kedutaan AS di Yerusalem, adalah bagian dari aksi protes yang sudah berlangsung beberapa pekan yang menuntut hak untuk kembali bagi para pengungsi Palestina ke daerah-daerah yang secara paksa diusir dari tahun 1948.

55 Wartawan Terluka oleh Pasukan Israel di Jalur Gaza

Lakukan Pembantaian pada Warga Palestina, Erdogan: Israel adalah Negara Teroris

TURKI (Jurnalislam.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa Israel melakukan “teror negara” dan “genosida”, menurut Anadolu Agency yang dikelola pemerintah pada hari Senin (14/5/2018), ketika Ankara mengumumkan hari berkabung nasional selama tiga hari atas pembunuhan puluhan warga Palestina di Gaza oleh pasukan penjajah Israel.

“Israel melancarkan teror negara. Israel adalah negara teroris,” kata Erdogan kepada mahasiswa Turki selama kunjungan di ibukota Inggris, London.

58 Warga Palestina Gugur dalam Aksi Protes Peresmian Kedutaan AS di Yerusalem

“Apa yang telah dilakukan Israel adalah genosida. Saya mengutuk drama kemanusiaan ini, genosida, dari sisi mana pun itu datang, Israel atau Amerika,” tambahnya.

Ribuan orang sebelumnya berbaris melalui pusat kota Istanbul untuk mengecam pertumpahan darah ketika AS memindahkan kedutaan Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem yang membangkitkan kemarahan yang meluas di seluruh dunia Islam.

Darurat Al Aqsha: Al Quds Dikepung Puluhan Ribu Warga Zionis Yahudi

Print

58 Warga Palestina Gugur dalam Aksi Protes Peresmian Kedutaan AS di Yerusalem

PALESTINA (Jurnalislam.com) – Sedikitnya 58 warga Palestina gugur pada hari Senin (14/5/2018) di Gaza dan lebih dari 2.700 lainnya terluka ketika tentara penjajah Israel menembakkan peluru tajam, gas air mata, dan bom api ke arah demonstran yang berkumpul di beberapa titik di dekat pagar dengan Israel, Aljazeera melaporkan.

Demonstrasi, yang bertepatan dengan pembukaan kedutaan AS di Yerusalem, adalah bagian dari aksi protes yang sudah berlangsung beberapa pekan yang menuntut hak untuk kembali bagi para pengungsi Palestina ke daerah-daerah yang secara paksa diusir dari tahun 1948.

Sejak aksi protes digelari pada 30 Maret, pasukan penjajah Israel telah menewaskan sedikitnya 107 warga Palestina di daerah wilayah pantai (Gaza) dan melukai sekitar 12.000 orang.

Protes itu datang menjelang peringatan tahunan Nakbah, atau “malapetaka” bagi Palestina, ketika negara Israel didirikan pada 15 Mei 1948, dalam operasi militer yang menyebabkan pengusiran ratusan ribu warga Palestina dari desa-desa mereka.

Darurat Al Aqsha: Al Quds Dikepung Puluhan Ribu Warga Zionis Yahudi

Konvoi Keenam Bawa 1.334 Warga Homs ke Provinsi Idlib

SURIAH (Jurnalislam.com) – Konvoi pengungsi keenam yang membawa warga dari pedesaan utara provinsi Homs di Suriah barat tiba pada hari Ahad (13/05/2018) di pedesaan barat Aleppo dan provinsi Idlib, menurut koresponden Anadolu Agency di lapangan.

Konvoi 28 bus, disertai 60 mobil sipil, membawa 1.334 penduduk dari Homs utara. Lebih dari 14.500 orang telah dievakuasi sejauh ini.

Para pengungsi akan ditampung di kamp pengungsi, sekolah, dan masjid di kedua provinsi tersebut.

Turki Dirikan Tempat Penampungan Pengungsi Ghouta Timur di Idlib

Pada tanggal 2 Mei, rezim Syiah Assad dan kelompok oposisi Suriah menyetujui gencatan senjata di desa utara provinsi Homs. Berdasarkan kesepakatan tersebut, pasukan Rusia dan rezim akan bergerak ke wilayah itu sementara para pejuang oposisi menyerahkan senjata berat mereka.

Perjanjian itu juga menyediakan jalan keluar yang aman bagi para pejuang oposisi di beberapa wilayah lain yang dipegang oposisi di Suriah utara.

Suriah baru saja mulai bangkit dari konflik kejam yang dimulai pada 2011, ketika rezim Syiah Assad menindak keras para aksi unjuk rasa dengan keganasan militer yang tidak terduga.

Darurat Al Aqsha: Al Quds Dikepung Puluhan Ribu Warga Zionis Yahudi

AL QUDS (Jurnalislam.com) – Puluhan ribu pemukim ilegal Yahudi, yang dikelilingi polisi zionis untuk perlindungan, telah berbaris mengelilingi Kota Tua, merayakan Hari Yerusalem pada malam ketika kedutaan AS pindah dari Tel Aviv.

Peristiwa tahunan, yang memperingati aneksasi Israel atas Yerusalem Timur yang diduduki pada tahun 1967, dianggap oleh penduduk Palestina di kota itu sebagai provokasi yang disengaja.

Peringatan di tahun-tahun sebelumnya menyebabkan toko-toko milik warga Palestina hancur dan aksi protes warga Palestina dengan kejam ditekan oleh polisi penjajah Israel.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, penutupan jalan dan barikade didirikan pada hari Ahad (13/5/2018) untuk membatasi dengan ketat agar warga Palestina tidak mengakses jalan menuju Gerbang Damaskus, salah satu pintu masuk ke Kota Tua.

“Warga Palestina di Yerusalem hari ini berdiam dengan hujan ratusan pentungan dijatuhkan di kepalanya,” Osama Barham, seorang aktivis di kota itu, mengatakan kepada Al Jazeera.

“Artinya, kita ditindas dari segala arah.”

Barham berdiri di satu sisi dekat Gerbang Damaskus, tempat sekelompok kecil warga Palestina dan media Arab berkumpul.

Peresmian Dubes AS di Yerusalem Akan Berlangsung Hari Ini, Dunia Arab Bungkam

Di bawah mereka, sekelompok besar jemaat Yahudi dengan warna putih dan biru telah berkumpul di tangga batu. Beberapa orang menari-nari dengan nada hingar-bingar. Yang lain meneriakkan slogan dengan semangat.

“Langkah kedutaan AS bukanlah masalah yang paling penting di sini,” kata Barham, menjelaskan bahwa bagi warga Palestina perkembangan seperti itu hanyalah hasil yang telah diprediksi setelah penjajahan beberapa dekade.

“Kami tidak kaget atau terkejut mendengar berita bahwa Presiden AS Donald Trump mengumumkan [pada Desember 2017] pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel,” tambahnya.

“Apa yang jauh lebih berbahaya bagi kita daripada tindakan kedutaan adalah kenyataan tentang: serangan Judaisation atas kota, Israelifikasi masyarakat kita, pengasingan warga Palestina, penghancuran rumah-rumah Palestina dan penyerbuan Masjid al-Aqsha oleh pemukim ilegal Yahudi.”

“Yerusalem berada di bawah penjajahan, sehingga kami tidak merasa tiba-tiba berada dalam kesulitan karena lokasi baru kedutaan di Yerusalem barat,” tambah Barham.

Nyanyian dan sorak sorai para pemukim zionis ditambah suara drum dan terompet dari marching band di tengah mereka. Raungan besar meningkat ketika polisi Israel menyingkirkan barikade dan membiarkan para pemukim untuk memasuki Kota Tua.

Sebelumnya, ratusan pemukim ilegal merazia kompleks Masjid al-Aqsha, situs ketiga tersuci dalam Islam. Mereka mengangkat bendera Israel dan ritual di sana.

Konfrontasi dengan warga Palestina pun terjadi, berakibat sedikitnya satu penangkapan, sebelum para pemukim meninggalkan kompleks.

Di dalam Kota Tua, di lingkungan Syeikh Lulu, Umm Jihad berdiri di luar rumahnya, mengawasi anak-anaknya dan memberi arahan kepada para pria yang menemukan kesulitan mencapai rumah mereka sendiri karena penutupan yang diberlakukan Israel.

“Saya berharap banyak orang akan keluar besok karena kami memerlukan dukungan sebanyak mungkin,” katanya kepada Al Jazeera, mengacu pada demonstrasi yang direncanakan pada hari Senin terhadap relokasi kedutaan.

“Hari ini, kita tidak bisa bergerak di sekitar kota karena pasukan Israel praktis membarikade kita di rumah kita sendiri.”

Dia mengatakan langkah kedutaan AS tidak akan mengubah “keinginan warga Palestina.”
“Tidak ada yang akan tetap diam dalam menghadapi tindakan AS dan Israel,” katanya.

“Yerusalem adalah jantung dari perjuangan Palestina, dan setiap warga Palestina yang tinggal di sini merasakan maknanya sampai ke tulang mereka.”

Peresmian Dubes AS di Yerusalem Akan Berlangsung Hari Ini, Dunia Arab Bungkam

AL QUDS (Jurnalislam.com) – Pembukaan resmi kedutaan AS, yang akan berlangsung pada hari Senin (14/5/2018) pukul 1 siang waktu setempat (10:00 GMT) akan dihadiri oleh delegasi Amerika, yang mencakup putri Trump Ivanka dan suaminya Jared Kushner, yang juga penasihat presiden.

Perdana Menteri zionis Benjamin Netanyahu menjadi tuan rumah resepsi gala pada Ahad sore untuk delegasi AS.Resepsi diperpanjang oleh undangan terbuka untuk semua anggota Knesset.

Pejabat asing juga diundang, tetapi sebagian besar duta besar Eropa mengatakan mereka akan memboikot acara tersebut.

Konferensi Kota yang Diberkati: Yerusalem dapat Diselesaikan oleh Persatuan Umat Islam di Dunia

“Tentu saja kami akan menderita dengan lokasi kedutaan baru ini,” seru Afaf al-Dajani, kepala sebuah asosiasi panti asuhan di Kota Tua, kepada Al Jazeera.

“Kami sudah menderita dengan kehadiran semua pemukim illegal Yahudi, dan saya membayangkan situs baru kedutaan AS akan mendorong lebih banyak lagi.”

“Saya tidak mengerti mengapa dunia Arab diam tentang semua ini dan menonton acara-acara ini seolah-olah itu adalah film di bioskop,” katanya. “Di mana hati nurani mereka”

Namun bagi Barham, nasib warga Palestina di kota itu telah jelas sejak penjajahan Israel lebih dari 50 tahun yang lalu.

“Kami tidak pernah bergantung pada intervensi dari luar atau tentara Arab untuk datang menyelamatkan kami,” katanya.

“Kami mengerti bahwa kami tetap akan sendirian dalam pertempuran melawan penjajahan ini”

Pemerintah Disebut Diskriminatif Sikapi Serangan Tempat Ibadah

YOGYAKARTA (Jurnalislam.com)–Ketua Lajnah Tanfiziyah Majelis Mujahidin Irfan S Awwas menyoroti soal perbedaan penyikapan pemerintah soal penyerangan tempat ibadah.

Irfan mengatakan misalnya Presiden Jokowi mendadak ke Surabaya, didampingi Wiranto dan Pratikno dan berjanji menanggung biaya pengobatan korban penyerangan gereja di Surabaya.

Pun dengan para pejabat yang datang langsung ke gereja St Lidwina Sleman Jokjakarta , Ahad (11/2/2018). Mulai dari Panglima TNI Hadi Cahyo, Menkopolhukam, hingga Ketua DPR Bambang Soesatyo segera menyambangi gereja tersebut.

“Bandingkan sikap pemeritah serta aparat keamanan dengan kasus maraknya teror terhadap kiai. Terjadi pembunuhan dan penganiayaan dua orang Kiai di Bandung. Kemudian, kasus oknum polisi sobek Qur’an di Masjid Nurul Iman, Medan, 10/5/2018. Begitupun, kasus penista Nabi Saw di Banyuangi. Menurut polisi, pelakunya adalah orang gila,” kata Irfan dalam keterangan tertulis yang diterima Jurnalislam.com, Senin (14/5/2018).

Kata Irfan, jangankan bicara, atau berkunjung, simpati dari pejabat negara pun tak nampak. Malah kasusnya tak berlanjut, karena menurut polisi, tak mungkin mengadili orang gila.

“Sikap tak adil aparat hukum. Dan sikap diskriminatif polisi, bukan mustahil memicu amarah dan tindakan negatif mereka yang merasa dizalimi. Dan ini akan jadi aib sejarah, dan akan dituntut di akhirat,” pungkasnya.

Bom Gereja Surabaya Masih Menyisakan Banyak Pertanyaan

Oleh : Harits Abu Ulya*

“Paska serangan bom di 3 gereja di Surabaya, dengan cepat Polisi selang 5 jam berikutnya sudah publish inisial pelaku.

Paska kita elaborasi ternyata mereka adalah satu keluarga. R. Dita Oepriarto (47 th) dan istrinya Puji Kuswati (43 th) kelahiran Banyuwangi,dan anak-anak mereka; Yusuf Fadhil (18 th), Firman Halim (16 th), Fadhila Sari (12 th), Famela Rizqita (9 th). Keluarga ini tinggal di Wisma Indah Blok K-22 Rungkut Sby.

Apakah faktor kemiskinan membuat mereka manjadi bomber maut? Dari indikasi rumah hunian mereka bukan orang miskin namun sangat cukup.

Analisa saya energi paling besar adalah soal teologi beku yang suami istri adopsi kemudian di introdusir juga kepada putra putrinya dengan waktu yang cukup.

Di tambah rasa kemarahan atas realitas yang dianggap mendzalimi mereka dan kawan-kawan mereka. Atau ketika ekspresi keyakinannya menemukan jalan buntu atau terantuk oleh langkah-langkah aparat keamanan.

Maka faktor-faktor di atas menstimulasi rasa dendam, kenekatan dan keputus asaan mereka. Artikulasi puncaknya memilih sebagai bomber maut.

Ada indikasi kuat keluarga ini berafiliasi kepada kelompok IS-ISIS. Dan paska serangan tidak berselang lama ISIS juga mengklaim bertanggungjawab; aktornya adalah junud (tentara) mereka. Klaim seperti ini bisa dimaklumi karena IS-ISIS dalam situasi kondisi melemah mereka butuh menunjukkan eksistensinya. Mereka butuh membangkitkan moral semua elemen yang menjadi bagiannya dengan narasi keberhasilan serangan-serangan sporadis dan terencana dan dilakukan dibanyak negara diluar Suriah-Iraq termasuk Indonesia..

Jadi; dendam dan membangun citra kelompok yang lagi lemah dengan aksi-aksi teror menjadi pusaran dari fenomena kekerasan saat ini dan kemungkinan di waktu-waktu mendatang.

Dari insiden bom bunuh diri menyisakan pertanyaan menggelitik soal bomnya, mengingat daya ledak dan impactnya cukup kuat. Siapakah yang merakit? Siapakah yang mengajari? Bagaimana didapatkan material bomnya, bagaimana buku panduan itu didapat diluar sumber open source.

Kemudian siapa dan bagaimana Dita sekeluarga di introdusir hingga siap menjadi “pengantin”. Mengingat serangan ini dilakukan terorganisir dan melibatkan banyak orang, siapakah master mindnya? Publik menunggu jawaban dari pemerintah dengan terang benderang.[]

  • Penulis adalah pengamat terorisme