Berat Sebut Tasik Kota Santri

TASIKMALAYA (Jurnalislam.com) – Pengasuh Pondok Pesantren Ihya As-Sunnah, Paseh, Kota Tasikmalaya, Ustaz Maman Suratman, mengaku berat jika harus menyebut Kota Tasikmalaya sebagai kota santri. Pasalnya, kehidupan sosial saat ini jauh dari nilai-nilai santri dan banyak yang tidak sejalan dengan rel agama.

“Jika hari ini ada yang berani menyebut Kota Tasikmalaya sebagai kota santri, silakan saja. Kalau saya tidak berani, karena masih banyak hal yang harus dibenahi,” ujarnya dalam audiensi muspida dengan Forum Silaturahmi Ulama Tasikmalaya, di aula bale kota, Senin (23/11/2015).

Ia membeberkan, fakta yang terjadi hari ini adalah tingkat kriminalitas masih tinggi, peredaran minuman keras dan narkoba belum terbendung, praktik prostitusi mudah ditemukan, dan pengidap HIV/AIDS banyak.

“Benar, selama bumi ini ada, kemaksiatan tidak akan pernah padam. Tetapi sudah maksimalkah kita dalam beramar ma’ruf nahyi munkar? Mari jalankan peran masing-masing dengan benar,” tandasnya.

Ia meminta pemerintah dan aparat terkait bisa menjaga kota ini dengan kekuasaan yang dimilikinya. Begitupun para ulama yang tidak akan bosan-bosannya mengajak umat pada kebaikan dan mencegah terjadinya kemunkaran.

Reporter : Shan | Editor : Ally | Initasik

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.