Bantai Keluarga Al-Sawarka, Israel: Kami Mengira Rumah Itu Kosong

Bantai Keluarga Al-Sawarka, Israel: Kami Mengira Rumah Itu Kosong

GAZA (Jurnalislam.com) – Juru bicara militer Israel mengakui kesalahan mereka telah menyerang sebuah rumah milik keluarga Al-Sawarka pada hari Rabu (13/11/2019). Rumah itu hancur dan 8 anggota keluarga yang berada di dalamnya meninggal seketika.

Juru bicara itu mengatakan, pihaknya mengira rumah di kamp pengungsian Deir Al-Balah tidak berpenghuni. Dia menyampaikan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sedang menyelidiki serangan itu beberapa jam sebelum genjatan senjata diberlakukan.

“Kami menyadari adanya klaim bahwa non-kombatan terluka di Jalur Gaza tengah, dan kami sedang menyelidikinya,” kata IDF dalam sebuah pernyataan, Jumat (15/11/2019).

“Kami melakukan intelijen hebat dan upaya operasional untuk tidak menyakiti non-kombatan. Selama menggagalkan kegiatan teror,” klaimnya.

IDF beralasan, sasaran serangan itu adalah “infrastruktur,” dan sama sekali tidak menyadari bahwa orang-orang Palestina ada di dalamnya.

Setelah serangan itu, juru bicara militer Israel mengumumkan bahwa sasarannya adalah Rasmi Al-Saraka atau yang dikenal dengan Rasmi Abu Malhous, yang disebutnya sebagai komandan Jihad Islam dari sebuah skuadron roket di pusat Jalur Gaza. Mereka juga mengklaim telah menerbitkan gambar Abu Malhous, tetapi penduduk Deir al-Balah mengatakan orang dalam gambar itu bukanlah orang yang terbunuh pada Rabu malam.

Tetangga dan keluarga korban juga mengungkapkan bahwa Al-Sawarka tidak memiliki hubungan dengan komandan Jihad Islam.

“Mereka adalah keluarga miskin yang sangat sederhana, yang hidup dari tangan ke mulut di gubuk timah, tanpa air atau listrik,” kata seorang tetangga yang mengenal keluarga itu.

“Mereka hidup dari menggembalakan domba dan dikenal sebagai orang yang sederhana dan miskin. Apakah ini cara hidup seorang kepala unit roket atau seorang Jihadis Islam senior?” sambungnya.

“Setiap orang di Gaza tahu bahwa anggota unit dan aktivis senior hidup dalam kondisi yang berbeda, mereka memiliki rumah, dan bahkan ketika mereka pergi ke bawah tanah anak-anak dan keluarga mereka tidak hidup dalam kemelaratan seperti itu,” katanya.

Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi korban meninggal sebagai Rasmi Abu Malhous dari suku Asouarka, 45; putranya Mohand, 12; Miriam Asoarka, 45; Moad Mohamed Asoarka, 7; Sim Mohamed Asoarka, 13; Yoseri Asoarka, 39; dan dua balita yang tubuhnya digali dari puing-puing pada Kamis (14/11/2019) pagi dan yang namanya belum dirilis.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.