Pasukan Inggris Meninggalkan Afghanistan Setelah 13 Tahun Bercokol

AFGHANISTAN (jurnalislam.com) – Pasukan Inggris akhirnya mengakhiri operasi tempur mereka di Afghanistan. Mereka menyerahkan dua basis besar kepada militer pemerintah boneka  Afghanistan, setelah mereka dan AS selama 13 tahun menginvasi untuk memerangi mujahidin Taliban.

Pasukan menyerahkan kamp Bastion dan Leatherneck, di provinsi barat daya Helmand kepada pasukan pemerintah boneka Afghanistan pada hari Ahad (26/10/2014). Waktu penarikan pasukan belum diumumkan karena alasan keamanan.

Leatherneck dan Bastion menjadi kantor pusat regional koalisi internasional untuk wilayah barat daya Afghanistan, dan menjadi markas bagi 40.000 personil militer dan kontraktor sipil.

Setelah penarikan pada hari Ahad tersebut, Korps 215 Tentara Nasional Afghanistan akan berkantor pusat di markas berukuran 28 km persegi tersebut, dengan hampir tidak ada kehadiran militer asing di Helmand.

Militer AS meninggalkan sekitar $ 230.000.000,-  aset tetap untuk militer Afghanistan, termasuk lapangan terbang utama, ditambah jalanan dan bangunan.

Pada hari ahad  itu, Camp Leatherneck mirip sebuah kota hantu dengan debu menyapu tembok beton, barak kosong dan kawat berduri.

Kantor dan papan buletin, tempat peletakan foto penghormatan untuk tentara AS dan Inggris yang tewas, telah dilenyapkan.

Inggris mengalami pertempuran terberat mereka saat kampanye Afghanistan di Helmand, dan kehilangan ratusan tentara.

Jenderal John Campbell, kepala pasukan koalisi di Afghanistan, mengakui Helmand "telah menjadi daerah yang sangat, sangat sulit" selama beberapa bulan terakhir.

"Tapi kami merasa sangat percaya diri dengan pasukan keamanan Afghanistan karena mereka terus tumbuh dalam kapasitas mereka," katanya.

Dia mengatakan pasukan internasional yang lebih kecil akan menetap tahun depan untuk memberikan beberapa dukungan intel dan kekuatan udara, dua area dimana pasukan Afghanistan masih lemah.

Jendral Sher Mohammad Karimi, kepala staf militer Afghanistan, mengatakan mujahidin Taliban "akan membuat kita sibuk untuk sementara waktu".

"Kita harus bertempur lagi sampai kita benar-benar sukses dan puas dengan situasi," katanya. [ded412/Aljazeera]

Tentara Pemerintah Yaman, Syiah Houthi Dan AS Mengempur Mujahidin Sayap Al Qaeda, Anshar Syariah

YAMAN (jurnalislam.com) – Syiah Houthi didukung oleh tentara pemerintah Yaman menyerbu kubu Al-Qaeda dan sekutu mereka Ansar al-Sharia di pusat Yaman pada hari Ahad (26/10/2014), menewaskan sekitar 10 warga sipil, kata warga setempat.

Mereka mengatakan tentara Yaman menyerang suku lokal dan mujahidin dari sayap Al Qaeda, Ansar al-Sharia, dengan serangan udara, artileri dan roket Katuysha di provinsi al-Baydah, sekitar 160 km (100 mil) tenggara ibukota Sanaa.

"Sekitar 10 warga sipil tewas dan sejumlah lainnya luka-luka, termasuk perempuan dan anak-anak," kata salah satu sumber suku. "Tapi karena gelap dan karena bentrokan terus berlangsung, kami tidak dapat mengambil semua korban," katanya kepada Reuters, dan menambahkan bahwa puluhan keluarga telah melarikan diri dari pertempuran.

Ansar al-Sharia mengatakan para mujahidin dan orang-orang dari suku lokal, bersama dengan warga sipil, telah mengevakuasi daerah al-Manasye, salah satu benteng utama Ansar al-Shariah di selatan, dikatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pesawat tak berawak (drone) AS telah berpartisipasi dalam serangan tersebut.

Sekte Syiah Houthi yang berbasis di utara Yaman bulan lalu berhasil menguasai  Sanaa nyaris tanpa perlawanan sedikit pun dari pemerintahan Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi, sehingga al Qaeda, Ansar al-Sharia  dan sekutu suku Muslim Sunni membangun kekuatan bersama untuk melakukan perlawan terhadap sekte syiah Houthi secara intensif .

Sumber suku lain mengatakan pertempuran sengit sedang berlangsung di wilayah Khobza, wilayah lain yang dikuasai Ansar al-Syariah dan sekutunya, di al-Baydah.

"Syiah Houthi maju untuk mengontrol sisa daerah Qaifa (suku) dan pada malam hari pertempuran bahkan lebih keras," kata pejabat suku, yang menolak disebutkan namanya, kepada Reuters melalui telepon.

Syiah Houthi, dengan dukungan pasukan Yaman, sebelumnya memperjuangkan jalan mereka untuk al-Manasye, sebuah kota kecil yang dianggap sebagai markas kekuatan utama Ansar al-Sharia di daerah tersebut.

Sumber suku tersebut mengatakan para mujahidin Ansar al-Sharia mundur ke distrik lain, Bakla, sekitar 3 km (dua mil).

Syiah Houthi mulai maju ke Yaman tengah dan barat bulan ini setelah bomber Al Qaeda menewaskan sebagian besar pasukan Syiah Houthi, yaitu sedikitnya 47 orang tewas, saat mereka bersiap untuk menggelar kekuatan di Sanaa awal bulan ini.

Sampai saat ini tentara Yaman menghindari dalam pertempuran mereka terhadap Al Qaeda secara langsung. Tapi Hadi menganggap Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) sebagai ancaman utama yang dihadapi negara mereka.

Seorang pemimpin suku mengatakan Syiah Houthi memanfaatkan perseteruan lama antara dua sayap dari salah satu suku utama di daerah, yaitu suku al-Dahab, dan berhasil memasuki daerah tersebut.

Pejabat Houthi tidak berkomentar, tapi stasiun televisi kelompok mengatakan pejuang Houthi dan sekutu mereka telah "mencapai rumah pemimpin musuh" – mengacu pada Ansar al-Sharia – di al-Manasye.

Sehari sebelumnya sebuah pesawat tak berawak (drone) AS menyerang sasaran Al Qaeda di al-Manasye, pada hari Jumat, menewaskan sedikitnya tiga orang, kata sumber-sumber suku.

Sumber-sumber lokal mengatakan pada hari Ahad  bahwa Abdel-Ra'ouf al-Dahab, pemimpin lokal dari Ansar al-Sharia, dan sejumlah anggota Saudi di Ansar al-Sharia diduga gugur (syahid) dalam serangan itu. Para pejabat tidak bisa mengkonfirmasi laporan tersebut. [ded412/new desk]

10 Warga Palestina Terluka Akibat Tembakan Zionis Yahudi di Dekat Ramallah

PALESTINA (jurnalislam.com) –  Sepuluh warga Palestina terluka akibat tembakan dan puluhan lainnya mengalami sesak napas sementara pada hari Sabtu (25/10/2014) dalam bentrokan dengan pasukan zionis yahudi Israel di Silwad, sebuah kota Palestina di timur laut Ramallah, dengan latar belakang pembunuhan seorang anak Palestina akibat tembakan Israel pada hari Jumat, saksi mata setempat mengatakan.

Pemuda Palestina memblokir sebuah jalan utama yang biasanya digunakan oleh para penjajah pemukim Israel di dekat kota, salah satu saksi mata mengatakan kepada Anadolu Agency.

Saksi mata mengatakan, para pemuda Palestina melempari pasukan penjajah Israel dengan batu dan botol kosong, tapi pasukan zionis tersebut  membalas dengan menembakkan gas air mata dan tembakan, melukai sepuluh warga Palestina dan membuat puluhan lainnya mengalami sesak napas.

Dia menambahkan bahwa pasukan penjajah Israel mengejar para pemuda Palestina hingga ke Silwad.

Seorang anak Palestina-Amerika tewas pada hari Jumat akibat luka yang dideritanya dalam bentrokan dengan tentara zionis yahudi.

Mulai ada peningkatan konfrontasi antara Palestina dan tentara penjajah Israel serta polisi zionis di Jalur Gaza selama beberapa hari terakhir. [ded412/world bulletin]

 

Mesir Menyatakan Keadaan Darurat di Sinai Setelah Dua Serangan Mematikan Membunuh 28 Tentara Mesir

MESIR (jurnalislam.com) – Dua serangan di Semenanjung Sinai Mesir menewaskan sedikitnya 28 personel keamanan pada hari Jumat (24/10/2014), kata beberapa sumber keamanan.

Lebih dari 25 orang tewas dalam serangan pertama di al-Kharouba wilayah timur laut al-Arish, dekat Jalur Gaza, kata sumber-sumber. Sumber-sumber medis memperkirakan jumlah korban tewas bisa bertambah karena beberapa yang terluka berada dalam kondisi kritis.

Serangan bom istisyhad  menargetkan dua kendaraan lapis baja yang sedang parkir di sebuah pos pemeriksaan dekat instalasi militer, kata sumber-sumber. Mereka mengatakan ledakan besar yang terjadi dan banyaknya yang tewas kemungkinan besar disebabkan oleh kendaraan lapis baja tersebut sarat dengan amunisi dan senjata berat.

Seorang pejabat Sinai mengatakan bahwa serangan pertama dilakukan dengan granat roket. Lebih dari 25 orang terluka.

Beberapa jam kemudian, pria bersenjata melepaskan tembakan ke sebuah pos pemeriksaan di al-Arish, menewaskan tiga anggota pasukan keamanan, kata para pejabat menambahkan.

Korban luka dan tewas diangkut oleh helikopter militer ke Kairo, kantor berita negara MENA melaporkan.

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab untuk kedua serangan tersebut. Operasi serupa sebelumnya telah diklaim oleh kelompok militan Mesir yang paling aktif, Ansar Bayt al-Maqdis.

Meskipun Semenanjung Sinai yang luas telah lama membuat pusing kepala keamanan Mesir dan negara-negara tetangganya, penggulingan Presiden Mursi membawa wilayah tersebut ke kekerasan baru.

Pasukan keamanan telah melipatgandakan serangannya melawan mujahidin Ansar Bayt al-Maqdis yang telah membunuh ratusan tentara dan polisi sejak militer menggulingkan Mursi pada bulan Juli tahun 2013.

Sebagian besar serangan terjadi di Sinai, meskipun kelompok-kelompok mujahidin telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom mematikan sepanjang tahun lalu terhadap instalasi negara di Delta Nil dan di Kairo. [ded412/news desk]

Mujahidin Al-Qaeda Mulai Bergerak Menuju Ke Kubu Utama Sekte Syiah Houthi

SANAA (jurnalislam.com) – Afiliasi Al-Qaeda di Yaman mengancam pada hari Kamis (23/10/2014)  untuk bergerak menyerang habis habisan Syiah Houthi ke kubu utama mereka di provinsi utara Saada,Yaman.

Dalam sebuah pesan video, pemimpin senior Al-Qaeda Ma'amoun Hatem mengatakan jika gerakannya mulai berperang melawan Syiah Houthi, pertempuran akan berakhir di Saada.

Dia menambahkan dalam video berdurasi satu menit yang telah diposting di YouTube itu, bahwa tindakan serius harus diambil terhadap sekte Syiah Houthi yang baru saja memegang kendali atas beberapa daerah di seluruh negeri, termasuk ibu kota Sanaa.

"Semua orang harus bersiap-siap dengan senjata dan mulai berkoordinasi," kata Hatem dalam video saat ia berdiri di tengah-tengah rekan-rekan mujahidin Al-Qaeda, mengesampingkan kemungkinan melakukan negosiasi dengan kelompok Syiah.

Anadolu Agency tidak bisa secara independen memverifikasi video tersebut.

Al-Qaeda dan Syiah Houthi telah mengunci wilayah mereka di provinsi tengah Al-Bayda selama beberapa hari ini, masing-masing berusaha untuk memperketat cengkeramannya atas provinsi tersebut.

Sekte Syiah Houthi telah mengendalikan ibukota Yaman, Sanaa, sejak 21 September lalu dengan menandatangani kesepakatan dengan presiden Yaman yang bertujuan untuk bekerjasama di negara itu.

Sejak itu, Houthi telah mencoba untuk memperluas kontrol mereka atas bagian lain di Yaman.

Di duga Syiah Iran berada di belakang pemberontakan Syiah Houthi di Yaman. [ded412/ Anadolu Agency]

Seorang Pasukan Tunisia Tewas Pada Saat Menyergap Tempat Persembunyian Mujahidin

TUNISIA (jurnalislam.com) – Seorang anggota pasukan keamanan Tunisia tewas dalam baku tembak dengan kelompok mujahidin di tempat persembunyian di sebuah kota dekat ibukota.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Mohammed Ali Aroui, mengatakan bahwa baku tembak pada hari Kamis terjadi setelah dilakukan dua operasi kontra-terorisme (baca : kontra-mujahidin) di selatan negara tersebut di mana seorang penjaga keamanan swasta tewas, beberapa orang terluka dan dua mujahidin ditangkap.

Kementerian itu mengatakan polisi saling melepas tembakan dengan kelompok mujahidin yang berada di sebuah rumah di kota Oued Ellil, dekat Tunisia.

"Agen kami meninggal karena luka tembak di mata dalam baku tembak  berkelanjutan dengan kelompok teroris (baca ; mujahidin)," kata pejabat itu kepada kantor berita AFP di tempat kejadian, Kamis (23/10/2014).

Setidaknya dua perempuan, termasuk istri salah satu dari mereka, dan sejumlah anak-anak sedang berada di dalam rumah pada saat pasukan keamanan menyerang tempat persembunyian mereka, kata Kementerian Dalam Negeri.

"Setidaknya ada dua laki-laki, dua perempuan dan anak-anak [di dalam rumah]. Kami juga memiliki informasi tentang keberadaan bahan peledak," kata jurubicara kementerian, Mohamed Ali Aroui, kepada wartawan.

Reporter Al Jazeera, Hashem Ahelbarra, melaporkan dari Oued Ellil, mengatakan bahwa ketegangan meningkat di kota yang sedang mempersiapkan pemilihan parlemen kedua sejak  revolusi negara itu tahun 2011.

"Banyak yang prihatin bahwa ada upaya disengaja untuk mengganggu pemilihan ini," kata wartawan kami.

Dia mencatat bahwa munculnya kelompok-kelompok bersenjata, yang di masa lalu melakukan serangan mematikan di gedung-gedung pemerintah, pejabat, pemimpin politik, dan tentara, adalah salah ketakutan terbesar masyarakat menjelang pemilu. [ded412/Aljazeera]

Innalillahi, Mantan Pemimpin Jamaat-e-Islami Bangladesh Meninggal Dunia Saat Menjalani Hukuman Penjara 90 Tahun

DHAKA (jurnalislam.com) – Pemimpin Jamaat-e-Islami Bangladesh terkemuka meninggal di penjara pada hari Kamis (23/10/2014), anaknya dan sumber-sumber medis mengkonfirmasi.

Syeikh Ghulam Azzam, mantan pemimpin Jamaat-e-Islami, meninggal dunia di Bangabandu Sheikh Mujib University Medical Hospital di ibukota Dhaka.

Belum ada pernyataan dari pemerintah atau rumah sakit atas kematiannya, tapi kematian itu telah dikonfirmasi oleh putranya, Abdullah Mamoon Azam dan dua orang dokter, yang tidak bisa disebutkan namanya.

Syeikh Ghulam Azzam,  sedang menjalani 90 tahun hukuman penjara oleh Kejahatan Pengadilan Internasional, dalam sebuah proses domestik untuk menyelidiki tuduhan kekerasan selama terjadinya perang kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971.

Beberapa tokoh Jamaat-e-Islami senior lainnya sedang diselidiki dan dihukum oleh pengadilan, yang oleh organisasi hukum dan HAM dituduh cacat hukum. [ded412/world bulletin]

Afiliasi Al Qaeda, Ansar al-Sharia Telah Berhasil Membunuh 30 Pasukan Sekte Syiah Houthi di Rada’a, Yaman

YAMAN (jurnalislam.com) – Sebuah afiliasi  Al-Qaeda, Ansar al-Sharia mengaku telah membunuh 30 pasukan sekte Syiah Houthi di provinsi Al-Bayda di pusat Yaman.

Mujahidin  Ansar al-Sharia menulis di akun Twitter mereka bahwa pejuangnya telah membunuh 30 pasukan Syiah Houthi dalam serangan terhadap markas mereka di kota Rada'a pada hari Selasa.

Yaman diguncang kekacauan politik sejak pemberontakan rakyat yang meletus pada tahun 2011 yang menggulingkan penguasa otokratis Ali Abdullah Saleh satu tahun kemudian.

Bulan lalu, sekte Syiah Houthi menguasai Sanaa setelah terjadi bentrokan dan protes berminggu-minggu yang melumpuhkan ibukota tersebut.

Sejak itu, Syiah Houthi telah berusaha untuk memperluas kekuasaan mereka di luar Sanaa ke bagian lain di Yaman.

Diduga Syiah Iran mendukung pemberontakan Syiah Houthi yang berkelanjutan di Yaman. [ded412/news desk]

 

60 Wanita Dilaporkan Telah Diculik di Adamawa, Nigeria

LAGOS (jurnalislam.com) –  Sebanyak 60 perempuan dilaporkan telah diculik di Adamawa, Nigeria, sebuah wilayah di timur laut yang bergolak, penduduk setempat menuduh mujahidin Boko Haram pelakunya.

"Saat orang-orang merayakan gencatan senjata dengan mujahidin, sejumlah orang bersenjata yang diduga anggota Boko Haram muncul dari daerah Gwoza dan mengambil setidaknya 40 perempuan dari Waga Mangoro dan 20 lainnya dalam serangan di Garta," Ilyasu Adamu, penduduk daerah itu, mengatakan kepada Anadolu Agency Rabu malam atau, Kamis pagi dini hari, 23 Oktober 2014 jam 02:42.

"Warga kami keliru karena keluar dari tempat persembunyian mereka setelah pengumuman gencatan senjata dan mengira mujahidin telah mencair untuk tidak  menindak mereka," katanya.

Adamu mengatakan kedua penculikan terjadi pada hari Sabtu, sehari setelah pemerintah Nigeria mengumumkan perjanjian gencatan senjata dengan Boko Haram.

Kesepakatan gencatan senjata itu menetapkan dikembalikannya lebih dari 200 siswi dengan selamat setelah diambil alih oleh mujahidin Boko Haram lebih dari enam bulan yang lalu dari kota Chibok di negara bagian Borno dan ditukar dengan mujahidinj  yang ditahan.

Nura Salihu, warga Waga Mangoro yang kini tinggal di Maiduguri, ibukota provinsi Borno, membenarkan laporan penyergapan tersebut.

"Setelah pengambilalihan Madagali lebih dari dua bulan yang lalu, kami telah pindah diam-diam dari kekuasaan para," katanya kepada AA.

"Jadi ketika pemerintah berani mengumumkan gencatan senjata, banyak orang kita yang kembali namun kemudian diambil oleh Boko Haram," tambah Salihu. "Setidaknya 20 perempuan kami diambil."

Kedua Waga Mangoro dan Garte berada di wilayah pemerintah lokal Madagali di Adamawa, salah satu dari tiga negara bagian timur laut di bawah pemerintahan darurat sejak tahun lalu.

Militer Nigeria belum menanggapi permintaan AA untuk mengomentari laporan penculikan tersebut .  [ded412/AA]
 

Zionis Yahudi Melegitimasi Penyerbuan Masjid Al Aqsa, Palestina Mendesak KTT Tentang ‘divisi’ Al Aqsa

PALESTINA (jurnalislam.com) – Seorang pejabat Palestina, pada hari Senin mengajak untuk mengadakan pertemuan darurat Arab dan Islam untuk membahas rencana zionis yahudi (Israel) yang berusaha membagi kompleks Masjid Al-Aqsa antara orang Yahudi dan Muslim.

"Israel berpacu dengan waktu untuk melegitimasi penyerbuan Masjid Al-Aqsa oleh kawanan pemukim ekstremis," Ahmed Qurei, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Yayasan Al-Aqsa untuk Wakaf dan Warisan, sebuah LSM Palestina, mengatakan bahwa bulan depan Knesset (zionis yahudi) berencana untuk membahas rancangan undang-undang yang bertujuan untuk membagi kompleks Masjid Al-Aqsa antara Muslim dan Yahudi.

"Para Jerusalemites tidak akan berdiri dengan tangan terikat terhadap skema agresif Israel ini, yang berisiko menyeret kota suci ke arah siklus kekerasan dan perang agama," kata Qurei.

Dia mengatakan kurangnya perhatian dari orang-orang Arab, Muslim dan masyarakat internasional mendorong pemerintah zionis Israel untuk melanjutkan pelanggaran terhadap Masjid Al-Aqsa.

Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok ekstremis pemukim zionis Yahudi – seringkali didampingi oleh pasukan penjajah Israel – telah berulang kali memaksa masuk ke kompleks Yerusalem Timur Masjid Al-Aqsa.

Pelanggaran ini sering menimbulkan kemarahan Muslim Palestina dan kadang-kadang menyebabkan konfrontasi kekerasan.

Bagi umat Islam, Al-Aqsa merupakan tempat suci ketiga di dunia. Zionis Yahudi ingin merebut karena merujuk tempat tersebut sebagai "Temple Mount," dan mengklaim bahwa itu adalah situs dari dua kuil Yahudi terkemuka di zaman kuno.

Zionis yahudi (Israel) menjajah Yerusalem Timur selama Perang 1967 di Timur Tengah. Mereka kemudian menganeksasi kota suci pada tahun 1980, mengklaimnya sebagai ibukota negara zionis Yahudi – sebuah tindakan  yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional. [ded412/world bulletin]