Indonesia Resmikan Empat Sekolah di Rakhine, Myanmar

RAKHINE (Jurnalislam.com) – Wakil Menteri Luar Negeri RI, AM Fachir, meresmikan empat sekolah bantuan Indonesia yang dibangun dengan dana total 1 juta dolar AS, di tiga desa Rakhine, negara bagian di Myanmar yang dilanda konflik komunal antara 2012 hingga Juni 2014.

Kempat sekolah yang diresmikan Senin 8/12 itu terletak di Desa Thaykan dan Desa Sanbalay, Minbya Township dan dua lainnya terletak di Desa Mawrawaddy, Maungdaw Township serta di Desa Buthidaung, Thapyaygone Township, demikian Kemenlu dalam keterangan yang diterima Mi’rajnews, Rabu (10/12/2014).

AM Fachir menjelaskan, bantuan pembangunan empat sekolah dengan dana Pemerintah RI tersebut untuk menunjukkan bahwa Indonesia secara aktif mendorong rekonsiliasi konflik di wilayah Rakhine melalui pendekatan kemanusiaan.

Pemberian bantuan dana kemanusiaan untuk pembangunan empat sekolah tersebut adalah sebagai tindak lanjut dari kunjungan Menlu RI Marty Natalegawa ke Rakhine pada Januari 2013, dan kunjungan Presiden RI pada akhir April 2013.

Secara khusus, Pemerintah Myanmar yang diwakili oleh Chief Minister Rakhine menyampaikan rasa terima kasih kepada rakyat dan Pemerintah Indonesia yang telah terlibat dalam proses penyelesaian konflik komunal di Rakhine melalui pendekatan kemanusiaan.
Kemlu RI menjelaskan, pemerintah terus mengedepankan pendekatan constructive engagement kepada Myanmar dengan memberikan best practices sharing dan bantuan teknis serta non teknis.

Hadirilah! Kajian Ilmiah Bedah Buku "Kezaliman Media Masa Terhadap Umat Islam”

Allah telah memberikan peringatan kepada umat islam bahwa orang-orang kafir tidak henti-hentinya berupaya memalingkan mereka dari ajaran Islam. Di era modern saat ini, upaya untuk memalinggkan umat islam dari ajarannya adalah melalui kempanye di media massa. Kekuatan yang dimiliki media untuk membuat opini public demikian besar. Kezaliman media masa terhadap umat islam, mulai dari penyampaian informasi yang tidak berimbang hingga stigmatisasi yang tidak berdasarkan pada fakta. Stigma Islam radikal dan garis keras adalah sebutan baru (newspeak) yang digaungkan kelompok-kelompok Islamphobia melalui sejumlah media massa arus Utama (mainstream).

Oleh karena itu umat islam harus memahami bagaimana media massa dalam menginformasikan dan membentuk opini public, ikutilah kajian ilmiah bedah buku “Kezaliman Media Massa Terhadap Umat Islam” yang diselenggarakan oleh Jama’ah Ansharusy Syari’ah mudiriyah jakpusbar dan remaja Masjid Al-Muhajin. Ahad 28 Shaffar / 21 Desember 2014 pukul 08.00 s/d selesai yang bertempat di Masjid Al-Muhajirin grogol, Jalan Dr. Semeru Raya – Jakarta Barat. Adapun Yang nantinya sebagai pemateri diantaranya Ustadz Mohammad Fadhilah Zein (penulis), Ustadz Toni Syarqi (redaktur kiblat.net) dan moderator disampaikan oleh Ustadz Abu Nada.

Sudah 100 Hari Agresi Zionis Berlalu, Tidak Ada Rekonstruksi di Gaza

GAZA (Jurnalislam.com) – MP Jamal Al-Khudari, ketua the Popular Committee Against the Siege (Komite Populer Melawan Blokade) pada hari Rabu mengatakan bahwa meskipun agresi militer penjajah Israel terhadap Gaza sudah berlalu selama 100 hari, tidak ada rekonstruksi yang dilakukan bagi lebih dari 60.000 rumah, kantor dan pabrik yang sebagian atau seluruhnya rusak oleh agresi militer zionis di Gaza selama musim panas kemarin.

Al Khudari menambahkan bahwa Israel melarang pengiriman bahan bangunan ke Gaza melalui penyeberangan yang dikuasai Israel. Israel hanya mengizinkan masuknya bahan bangunan dalam jumlah sedikit hanya untuk tujuan mempromosikan rekonstruksi simbolis agar bisa diliput oleh media.

Al-Khudari menambahkan tidak akan ada rekonstruksi yang benar-benar nyata kecuali dengan membuka semua perlintasan Gaza di Al-Mintar, Nahal Oz (Shijaiya), Beit Hanoun, selain juga lorong antara Gaza dan Tepi Barat untuk mengirim bahan bangunan yang diperlukan Gaza yang berjumlah hingga 20.000 ton.

Dia menambahkan bahwa membuka blokade/pengepungan adalah langkah pertama dan paling penting untuk proses rekonstruksi, dan membuka penyeberangan adalah permintaan Palestina yang tak terelakkan serta menambahkan bahwa dibukanya sebagian perbatasan Karm Abu Salem tidaklah cukup.

Al-Khudari menegaskan bahwa kemajuan dalam rekonstruksi Gaza terhalangi oleh Israel, yang mengontrol penyeberangan, serta menyerukan kepada negara-negara donor konferensi Kairo untuk mempercepat tindakan mereka dan menekan Israel untuk melakukan rekonstruksi.

Al-Khudari menambahkan bahwa tingkat pengangguran di Gaza melampaui 68%, dan kemiskinan meningkat 90% karena blokade zionis yang telah memasuki tahun ke-8. Pendapatan harian anjlok menjadi $ 1 per orang dan sekitar satu juta warga mengandalkan bantuan.

Al-Khudari menyerukan kepada masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban Israel karena melanggar konvensi Jenewa Keempat dan deklarasi internasional mengenai hak asasi manusia dengan memblokade Gaza dan menarget warga sipil dalam hukuman kolektif, yang dikutuk secara keras oleh hukum internasional. [ded412/PNN]

Muslim Kenya Menghadapi Islamophobia Akibat Ulah Media Mainstream

NAIROBI (Jurnalislam.com) – Muslim Kenya menuntut perubahan yang komprehensif di dalam cara penyajian berita mengenai teror yang dilakukan oleh media mainstream saat ini. Mereka memperingatkan bahwa liputan-liputan yang tidak profesional akan memicu prasangka dan Islamophobia di negara Afrika timur.

"Sungguh tidak adil yaitu ketika orang dari agama lain melakukan tindak pidana, maka agama mereka tidak dianggap melatarbelakangi tindakan mereka," Sheikh Abdallah Kheir, seorang ulama Muslim yang juga dosen di Universitas publik di Kenya, mengatakan kepada OnIslam.net.

"Baru-baru ini seorang pengkhotbah gereja tertangkap memiliki material untuk pembuatan bom di Kenya, namun mengapa media tidak pernah menyebut dia sebagai tersangka teroris Kristen? Ini adalah standar ganda yang perlu diakhiri," tambahnya.

Keprihatinan Sheikh Kheir terungkap saat menanggapi laporan terbaru Media Council of Kenya, yaitu lembaga resmi yang mengatur praktek jurnalisme, yang menyampaikan dakwaan memberatkan terhadap media Kenya berkaitan dengan isu terorisme, dan menyatakan bahwa mereka telah bertindak tidak adil terhadap umat Islam.

Laporan yang berjudul, "Mendekonstruksi Teror: Menilai Peran Media dalam Intoleransi Beragama dan Radikalisasi," itu menyimpulkan bahwa narasi di media sering menggambarkan Muslim sebagai teroris atau berpotensi menjadi teroris.

Sheikh mempertanyakan praktek yang biasa dilakukan media Kenya yaitu menggunakan kata-kata dan frase yang menunjukkan hubungan antara tindakan terorisme dengan Islam dan Muslim.

Dia mencontohkan kata-kata seperti "terorisme Islam," "Islam radikal," "Islamis" dan "ekstremis Muslim" sering digunakan untuk mempromosikan Islamofobia, yaitu dengan menghubungkan kejahatan dengan Islam dan Muslim.

"Media telah menyebarkan narasi dominan yang berakibat pelabelan stereotip bagi Muslim."

Dewan membuat kesimpulan setelah menganalisa isu terorisme yang dirilis di media cetak dan media elektronik utama Kenya. [ded412/onislam]

 

30 Kelahiran Bayi di Palestina Melalui Sperma Yang Berhasil Diselundupkan

RAMALLAH (Jurnalislam.com) –  Pusat Studi Tawanan dan HAM “Ahrar” menyatakan bahwa 30 kelahiran terjadi melalui sperma yang diselundupkan dari dalam penjara Zionis sejak tahun 2012. Hal itu dilakukan setelah sejumlah tawanan yang dihukum seumur hidup di penjara berhasil menyelundupkan sperma tersebut ke luar pagar penjara dengan cara tertentu yang menjamin sperma tersebut tampai dengan aman ke pusat kesehatan yang kompeten dengan fertilisasi atau pembuahan.

Direktur Ahrar, Fuad Khafash menyatakan, “Kelahiran pertama melalui cara ini terjadi pada pasca pertengahan tahun 2012, melalui persalinan Dilal Zabun, istri tawanan Palestina Ammar Zabun, yang dihukum 27 kali seumur hidup ditambah 25 tahun, dia sudah mendekam di penjara Zionis sejak 15 tahun lalu. Kelahiran inilah yang mengalihkan pandangan kepada sarana baru yang ditempuh sejumlah tawanan untuk melahirkan anak-anak melalui sperma yang diselundupkan. Ammar Zabun telah dikaruniai anak kedua pada bulan Agustus lalu melalui cara yang sama, melalui seperma yang berhasil diselundupkan dari penjara sekitar 2 tahun lalu.”

Setelah itu terjadi penyelundupan sperma oleh para tawanan, sampai sekarang sudah puluhan sperma yang diselundupkan, yang sedang menunggu pembuahan buatan melalui pusat medis yang kompeten, yang paling terkenal adalah klinik “Rizan”, yang konsen pada terapi kemandulan dan bayi tabung di Nablus. Klinik ini adalah pioner dalam bidang ini. Klinik inilah yang menanggung pelaksanaan proses pembuahan buatan untuk para istri tawanan Palestina secara gratis. Sebagai bentuk kewajiban agama dan nasional demi melayani masyarakat.

Kelahiran terakhir melalui pembuahan buatan dari sperma yang diselundupan dari penjara adalah persalinan istri tawanan Palestina Yahya Namr dari kamp pengungsi Nur Syams di Tulkarem, yang dihukum 24 tahun penjara. Sebelumnya adalah kelahiran dari istri tawanan Ziyad Ali Qawasimah dari Hebron dengan kelahiran bayi kembar.

Khafash menyatakan, jumlah istri tawanan yang melahirkan 30 bayi melalui cara ini sebanyak 23 orang, 3 di antaranya di Jalur Gaza dan sisanya di kota-kota Tepi Barat, sebagian besar melahirkan bayi kembar. Saat ini masih ada 6 istri tawanan yang sedang hamil melalui proses yang sama.

Masalah ini sangat penting bagi para tawanan dan keluarga mereka karena memiliki dampak kuat yang membangkitkan harapan pada diri para tawanan yang dihukum berkali-kali seumur hidup. [infopalestina]
 

Sadis, Menteri Palestina Tewas Dicekik Tentara Israel

TEPI BARAT (Jurnalislam.com) – Seorang menteri Palestina meninggal tak lama setelah dicekik dan dipukul oleh tentara Israel saat melakukan protes pada hari Rabu (10/12/2014) di Tepi Barat, seorang fotografer Reuters yang menyaksikan kejadian itu dan seorang dokter mengatakan.

Ziad Abu Ein, pejabat yang bertanggung jawab atas administrasi pemukiman pada Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang berusia awal 50-an,

Abu Ein, yang merupakan kepala Komisi Anti Dinding Pemisah dan Pemukiman, meninggal di Rumah Sakit Ramallah pada hari Rabu (10/12/2014) setelah menghirup sejumlah besar gas air mata dalam sebuah protes menentang tembok pemisah dekat desa Turmusayya, sebelah timur laut Ramallah.

Selain menghirup gas air mata, Abu Ein, 55, juga dipukul di bagian dada dan didorong oleh tentara Israel, menurut reporter TV Palestina yang berada di lokasi kejadian.

Abu Ein berhadapan dengan polisi perbatasan yang mencekik lehernya dan menahannya dengan satu tangan. Beberapa menit kemudian menteri mulai terlihat goyah dan jatuh ke tanah sambil menggenggam dadanya. Dia dilarikan dengan ambulans dari lokasi kejadian, di desa Turmusiya, namun meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit di kota terdekat, Ramallah.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dalam sebuah pernyataan, menyebut kematian Abu Ein itu sebagai “tindakan barbar yang tidak bisa kita terima dan diamkan saja.”

Sambil mengumumkan hari berkabung nasional selama tiga hari, Abbas mengatakan ia akan mengambil “langkah yang diperlukan” setelah penyelidikan.

Tentara zionis menyelidiki insiden itu, seorang juru bicara mengatakan, namun ia tidak segera memberikan informasi lebih lanjut.

Sekitar 100 aktivis Palestina dan asing bersama dengan Komite Melawan Pemukiman dan Dinding Pembatas, organisasi milik pemerintah yang dipimpin Abu Ein, sedang dalam perjalanan mereka untuk menanam pohon dan malangsungkan protes di dekat sebuah pemukiman Israel. Kemudian mereka berhenti di sebuah pos pemeriksaan, kata para saksi.

Sekitar 15 tentara zionis menembakkan gas air mata ke arah demonstran dan mulai bertikai dengan mereka.

Abu Ein dicekik lehernya dengan tangan oleh dua orang tentara selama perselisihan, dan bergegas dilarikan dengan ambulans tak lama setelah itu, kata fotografer Reuters.

Warga Palestina di Ramallah menutup toko sebagai protes atas kematian menteri mereka dan para pemuda melemparkan batu ke arah tentara penjajah Israel yang menjaga permukiman Yahudi di luar kota, kata sumber-sumber keamanan Palestina.

Sesaat sebelum kematiannya, saat berbicara kepada wartawan televisi, Abu Ein terdengar serak dan mengalami sesak napas.

“Ini adalah terorisme yang dilakukan tentara zionis, mereka adalah tentara teroris, yang berlatih terorisme terhadap rakyat Palestina,” katanya kepada TV resmi Palestina. “Kami datang untuk menanam pohon di atas tanah Palestina, dan mereka memulai serangan terhadap kita sejak awal. Tidak ada seorang pun dari kami yang mulai menyerang atau melemparkan batu.” [ded412/World Bulletin]

Dua Bom Syahid AQAP Hancurkan Pangkalan Militer Yaman di Hadramout, Puluhan Tentara Musuh Tewas

YAMAN (Jurnalislam.com) – Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) melakukan aksi bom syahid ganda dini hari kemarin (9/12/2014) di markas Komando Militer Pertama di Seyoun, ibukota provinsi Hadramout, timur Yaman. Sumber keamanan Yaman melaporkan bahwa dua penyerang secara terpisah meledakkan dua kendaraan pengangkut perangkat peledak improvisasi (VBIEDs) di markas tersebut, menewaskan sedikitnya lima tentara dan melukai sekitar empat hingga delapan orang lainnya.

Sebuah akun Twitter yang berafiliasi dengan AQAP segera mengatakan bahwa "puluhan" tentara Yaman tewas dalam serangan itu. Meskipun para pejabat keamanan Yaman menunjukkan bahwa tentara mereka mencegah kendaraan bermuatan bahan peledak masuk ke dalam fasilitas, tetapi AQAP mengklaim bahwa satu bom mobil meledak di pintu gerbang pangkalan dan yang lainnya diledakkan di dalam kompleks.

AQAP mengidentifikasi penyerang isytishad pertama sebagai Humam al Qarqa al Awlaki, yang juga dikenal sebagai Julaybeeb al Awlaki. Menurut pernyataan AQAP yang dirilis pagi ini, Awlaki meledakkan Suzuki Vitara yang sarat dengan setengah ton bahan peledak di pintu gerbang pangkalan di sekitar pukul 08:40 waktu setempat.

Sekitar dua menit kemudian, penyerang isytishad kedua, Nasser bin Ganam al Si'ri , yang juga dikenal sebagai Mansour al Si'ri, meledakkan Toyota Hilux yang membawa 1,25 ton bahan peledak di dalam markas komando, dan diduga berhasil membunuh "puluhan" tentara dan melumpuhkan sejumlah kendaraan militer.

AQAP menyatakan bahwa pejuangnya telah memantau markas tersebut sebelum operasi dan mencatat bahwa konvoi militer yang mengangkut para pejabat tinggi terlihat memasuki fasilitas sekitar 30 menit sebelum serangan.

Para pejabat Yaman mengatakan kepada outlet berita Arab bahwa truk militer juga diserang tadi malam di kota al Shihr, sekitar 150 km sebelah selatan dari Seyoun. Dua tentara tewas dan satu terluka dalam insiden itu, menurut para pejabat.

Sebuah pernyataan AQAP yang dirilis hari ini menyatakan bahwa pejuangnya menyerang truk militer dengan perangkat peledak rakitan (IED) di pukul 8:30 pada 8 Desember di pintu masuk barat ke al Shihr, menewaskan tiga tentara dan melukai penumpang lainnya. Pernyataan itu juga menegaskan bahwa tentara dari barak terdekat mulai menembak secara "acak" selama lebih dari satu jam setelah serangan itu, seolah-olah merusak sebuah masjid di dekatnya dan beberapa "rumah-rumah Muslim di daerah tersebut."

Serangan istisyhad  ganda hari ini di Hadramout mengikuti hari pemboman AQAP di Sana'a yang menargetkan kediaman pemimpin pemberontak Syiah Houthi di dalam kota.

AQAP mengatakan bahwa pejuangnya melakukan tiga serangan bom kembar yang hampir identik pada pagi hari tanggal 8 Desember di kediaman Abd al Ilah al Sharqi, Mohammad Dhayf Allah, dan seorang pemimpin Houthi ketiga yang tidak disebutkan namanya, menewaskan total 15 Houthi dan melukai 36 lainnya.

Media lokal melaporkan bahwa lima IED meledak di beberapa lokasi di Sana'a pada Senin pagi, melukai total delapan orang. Dua dari IED dilaporkan meledak di distrik al Sha'ub Sana'a di rumah seorang tukang kayu lokal yang merupakan pendukung pemberontak Syiah Houthi, Abdul Hamed Dhayf Allah.

Bom pertama meledak pukul 06:00 dan yang kedua, yang melekat pada sebuah mobil yang diparkir di luar rumah, meledak sekitar 20 menit kemudian.

Seorang petugas dari Biro Investigasi Kriminal di Sana'a menyatakan bahwa IED ketiga meledak beberapa waktu kemudian di rumah pemimpin lokal Syiah Houthi Abdullah al Sharafi di distrik Hasaba ibukota. Selain itu, dua IED meledak di lingkungan al Sayah kabupaten Sha'ub kemarin pagi, dengan tampaknya tidak ada yang terluka.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh AQAP saat ini, mujahidin yang menggelar tiga operasi pemboman di kediaman para pemimpin pemeberontak Syiah Houthi, masing-masing terdiri dari dua ledakan di setiap lokasi.

Dalam akun faksi  jihad tersebut, serangan pertama terjadi pukul 6:00 di kediaman politisi Houthi Abd al Ilah al Sharqi, di mana pejuang AQAP meledakkan sepeda motor yang diparkir di luar rumah, merusak bangunan serta enam kendaraan. Saat Houthi berkumpul di tempat ledakan awal, AQAP mengklaim meledakkan IED kedua yang lebih mematikan yang terbuat dari 13 kilogram TNT dan 370 lembar pecahan peluru. Menurut pernyataan, delapan Houthi tewas dan 14 lainnya luka-luka dalam serangan kedua.

AQAP juga menyatakan mereka juga melakukan operasi yang pada dasarnya sama di kediaman pemimpin Syiah Houthi Mohammad Dhayf Allah, meledakkan dari jauh IED pertama pada pukul 6:15 pagi dan yang kedua, yaitu lima kilogram bahan peledak, pada pukul 6:30. AQAP juga menyatakan bahwa pejuangnya mengulang skenario ini ketiga kalinya di rumah seorang pemimpin Syiah Houthi yang tidak disebutkan namanya, dan mengklaim bahwa tujuh pasukan Houthi tewas dan 22 terluka dalam dua serangan tersebut.

AQAP mengatakan ini adalah nilai lebih untuk total 25 serangan di seluruh Yaman terhadap Houthi dan target militer sejak 1 Desember, termasuk pemboman hari ini di markas Komando Militer Pertama di Hadramout. Delapan dari serangan ini (sekitar 30 persen dari seluruh serangan AQAP bulan ini) telah diarahkan pada militer Yaman, terutama di provinsi-provinsi selatan dan timur Yaman.

Operasi yang tersisa, dengan pengecualian pemboman pada tanggal 3 Desember di kediaman duta besar Iran untuk Yaman, telah diarahkan pada posisi militer Houthi dan / atau pemimpin Houthi individu atau yang diduga merupakan pendukung mereka. Sebagian besar serangan ini (7 serangan) berlangsung di Sana'a, sedangkan operasi lainnya dilakukan di provinsi Ibb dan Baydah.

AQAP telah memerangi musuh mereka, yaitu militer Yaman, dan para pemberontak Syiah Houthi, sambil masih merencanakan untuk menyerang Amerika Serikat.  [ded412/the long war journal]

4 Anggota Al Qaeda Tahanan Guantanamo Dipindahkan ke Uruguay

AMERIKA (Jurnalislam.com) – Departemen Pertahanan mengumumkan pada tanggal 7 Desember bahwa enam tahanan Guantanamo telah dipindahkan ke Uruguay. Empat dari enam tahanan tersebut adalah warga Suriah, satu orang dari Tunisia dan yang seorang lagi dari Palestina.

Dalam rekomendasi akhir yang dikeluarkan pada bulan Januari 2010, Ulasan Task Force Guantanamo Presiden Obama merekomendasikan bahwa keenam tahanan ditransfer "ke negara di luar Amerika Serikat yang akan menerapkan langkah-langkah keamanan yang sesuai."

Sebelum pembentukan gugus tugas pada awal 2009, Joint Task Force Guantanamo (JTF-GTMO), yang mengawasi fasilitas penahanan di Kuba, menulis penilaian ancaman untuk keenam tahanan tersebut. Penilaian ancaman tersebut telah bocor secara online.

JTF-GTMO menganggap lima dari enam tahanan tersebut beresiko "tinggi", yang "kemungkinan menjadi ancaman bagi AS, kepentingannya, dan sekutu." Hanya satu yang beresiko "medium/menengah", "karena ia dapat menjadi ancaman bagi AS, kepentingannya, dan sekutunya."

Menariknya, data intel yang terkandung dalam file JTF-GTMO bahwa keenam tahanan tersebut terkait dengan Abu Zubaydah, telah menjadi subyek dari banyak kontroversi. Zubaydah ditangkap pada tahun 2002 dan mengalami teknik interogasi yang keras. Beberapa orang menyatakan bahwa Zubaydah tidak benar-benar seorang pemimpin senior Al Qaeda pada saat penangkapannya, tapi argumen ini bertentangan dengan puluhan potongan data intel yang terdapat dalam file JTF-GTMO, selain bukti lainnya.

Berkas-berkas dan beberapa potongan bukti yang disusun oleh pemerintah AS untuk keenam tahanan tersebut menunjukkan hubungan mereka dengan Abu Zubaydah dan al Qaeda. Empat tahanan tersebut adalah anggota "Kelompok Suriah," yang bermarkas di wisma yang didanai oleh Zubaydah. Seorang tahanan diduga merupakan bagian dari "Brigade Syahid," Zubaydah yang berusaha untuk menyerang pasukan AS pada tahun 2002. Dan tahanan keenam diidentifikasi oleh Zubaydah sebagai pasukan di kamp Khaldan, yang dijalankan oleh Zubaydah dan temannya, Ibn Sheikh al Libi. [ded412/the long war journal]

Temuan Terbaru Senat AS Mengenai Kebrutalan Penyiksaan CIA

AMERIKA SERIKAT (jurnalislam.com) – Sebuah laporan Senat yang dikeluarkan pada hari Selasa (9/12/2014) mengatakan bahwa penyiksaan yang digunakan oleh CIA setelah serangan 11 September ternyata lebih brutal dan luas dari yang diperkirakan semula.

Dokumen sepanjang 500 halaman yang disusun oleh Komite Intelijen Senat adalah ringkasan eksekutif yang tidak bersifat rahasia. Laporan tersebut terdapat dalam sebuah laporan sepanjang 6.700 halaman yang sifatnya masih rahasia. Ini adalah hasil dari penyelidikan selama lebih dari lima tahun terhadap praktek interogasi CIA terhadap tahanan.

Anggota komite, Dianne Feinstein, mengatakan dalam laporan tersebut bahwa CIA bersama dengan dua kontraktor "memutuskan untuk memulai program penahanan rahasia terbatas dan penggunaan teknik interogasi brutal yang melanggar hukum AS, kewajiban perjanjian, dan nilai-nilai kita."

Penyelidikan memeriksa praktik-praktik yang dilakukan CIA dari akhir 2001 hingga awal 2009. Melalui penyelidikan ditemukan bahwa teknik yang digunakan tidak efektif dalam memperoleh informasi yang akurat atau kerjasama tahanan, dan bahwa anggota parlemen dan Gedung Putih selama ini disesatkan mengenai efektivitas dan tingkat kebrutalan teknik.

Bahkan, ia mengatakan bahwa "ditingkatkannya teknik interogasi" malah menyebabkan tahanan memberikan informasi palsu. Dan setidaknya tujuh dari 39 tahanan yang diketahui mengalami tindakan kekerasan ternyata tidak memberikan informasi intel saat berada dalam tahanan CIA.

Teknik kejam yang digunakan CIA diantaranya adalah, menelanjangi tahanan, waterboarding – yang menurut mereka bertujuan untuk menginduksi kejang dan muntah, kurang tidur selama 180 jam, dan "rektal hidrasi" yang tidak perlu.

Laporan ini juga menyertakan akun CIA yang mengerikan yang diberi nama kode Detention Site Cobalt untuk menjaga kerahasiaannya. Akun tersebut menunjukkan seorang tahanan yang dirantai ke dinding selama 17 hari dalam posisi berdiri. Beberapa tahanan di situs tersebut "benar-benar tampak seperti anjing dalam kandang," dan "meringkuk" ketika sel-sel mereka dibuka, menurut interogator Senior CIA.

"Kesimpulan pribadi saya berdasarkan makna yang diketahui secara umum adalah bahwa para tahanan CIA telah disiksa," kata Feinstein.

Dan dari 119 tahanan yang berada di penjara CIA pada masa program, setidaknya 26 tahanan tersebut ditahan dengan perlakuan yang tidak manusiawi.

Tidak lama setelah memenangkan pemilihan kepala negara pada 2009, Presiden Barack Obama langsung melarang program penahanan dan interogasi CIA, kata laporan itu, sehingga "memperkuat pandangan lama saya bahwa metode yang kejam ini tidak hanya bertentangan dengan nilai-nilai kita sebagai bangsa, namun juga tidak membantu upaya kontraterorisme atau kepentingan keamanan nasional kita."

"Teknik-teknik tersebut malah merusak posisi Amerika di dunia sehingga menyulitkan untuk mengejar kepentingan kita dengan sekutu dan mitra," tambahnya dalam sebuah pernyataan.

Pensiunan Tentara Brig. Jenderal David Irvine, yang mengajarkan interogasi dan hukum militer bagi tawanan perang di Sekolah Intelijen Angkatan Darat, mengatakan bahwa ia tidak pernah merasa " bangga" terhadap Senat dibandingkan saat laporan ini belum dirilis.

"Tuduhan bahwa operasi CIA tidak pantas diteruskan dirumuskan dalam laporan yang sangat tebal dan sangat detail, dan sangat menarik ketika lembaga pemerintah federal tersebut akan sangat, sangat sulit berpura-pura bahwa semua ini tidak pernah terjadi," katanya. "Sangat penting bagi bangsa untuk kembali ke aturan hukum, dan perjanjian kesepakatan mengenai pengamatan yang telah kita ratifikasi."

Bahkan, David Schanzer, seorang profesor hukum di Duke University, mengatakan bahwa tindakan CIA sangat "jauh melampaui" batas yang sudah ditetapkan Departemen Kehakiman tentang bagaimana seharusnya interogasi dilakukan, dan bahwa badan tersebut sekarang akan menghadapi perjuangan yang berat dalam meluruskan posisinya di hadapan publik.

"Anda tidak bisa menghapus masa lalu," katanya. "Tindakan tersebut memiliki efek peredam pada agresivitas CIA sebagai alat keamanan nasional yang efektif, dan itu sangat disayangkan."

Namun, ia menambahkan bahwa pada akhirnya tanggung jawab untuk program ini terletak pada mantan Presiden George W. Bush dan pemerintahannya.

"Kesalahan yang utama adalah ketika menyetujui program tersebut pertama kalinya. Yang kemudian diperparah dengan penipuan CIA kepada Gedung Putih, Departemen Kehakiman dan Kongres mengenai apa yang sebenarnya terjadi, "katanya.

Selain itu, Jenderal Irvine mengatakan bahwa berlawanan dengan klaim CIA bahwa program mereka akan membuat Amerika dan warga Amerika lebih aman, program ini malah membuat Amerika lebih terancam di luar negeri, termasuk warga Amerika yang “berseragam.”

"Hal ini membuat mereka (musuh) melakukan tindakan yang akan menyebabkan kematian dan kehancuran terhadap warga Amerika, dan juga Negara Amerika, dan memberi  kesempatan bagi mereka untuk mengatakan 'kami hanya melakukan apa yang telah kalian lakukan,'" katanya.

Tapi dia menyatakan bahwa sama seperti saat Angkatan Darat memperbaiki kesalahannya setelah "pelajaran sedih dan tragis” dari Abu Gharib, CIA  juga mungkin menemukan kesempatan untuk memastikan kesalahan mereka tidak akan berulang. [ded412/world bulletin]

Pemerintah Menilai Berdoa di Sekolah sebagai Masalah, PAN : "Ini negera komunis?"

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan sedang mengevaluasi proses belajar mengajar di kelas. Salah satu yang akan direvisi adalah tata cara proses memulai dan mengakhiri pelajaran. 

"Saat ini, kita sedang menyusun, tatib (tata tertib) soal aktivitas, bagaimana memulai dan menutup sekolah, termasuk soal doa yang menimbulkan masalah," kata Anies di kantornya beberapa waktu lalu.

Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Lucky Hakim mengkritik rencana Anies Baswedan. "Saat ini pemerintah sedang menyusun tatib sekolah termasuk soal doa yang menurut Pemerintah menimbulkan masalah <– Astaghfirullah!!!!" katanya melalui akun Twitter, @sayaluckyhakim.

Lucky mempertanyakan, mengapa Anies Baswedan bisa menilai bahwa tata cara doa di kelas bermasalah. Sembari menunjukkan bukti tautan media daring, Lucky pun meminta mantan rektor Universitas Paramadina tersebut untuk mengklarifikasi ucapannya.

"Berdoa sebelum belajar di sekolah, dan berdoa setelah selesai belajar, dinilai sebagai masalah oleh pemerintah??? Ini negara komunis???" (republika)