12 Guru Penggerak SDM 1 Solo Jadi Kader Pemimpin Pembelajaran

SOLO (jurnalislam.com)– Wakil Kepala Sekolah Penggerak SD Muhammadiyah (SDM) 1 Solo bidang Humas Dwi Jatmiko menyatakan para guru yang lolos pendidikan Guru Penggerak diciptakan untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang kekinian dan berkemajuan.

Para Guru Penggerak selama pendidikan telah diberi materi tentang pembelajaran yang berpusat pada siswa dan berdiferensiasi yang disesuaikan dengan transformasi Kurikulum Merdeka.

“Guru Penggerak itu dididik untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Semuanya sudah dikaitkan antara kurikulum kemudian gurunya yang bertransformasi,” kata Jatmiko, Selasa (3/12/2024).

Guru Penggerak merupakan pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif, dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid.

“Selamat menjadi guru penggerak kepada 12 guru berkualitas. Tri Yuniarti, Dyah Elina Indriyani, Eny Khusnul Khotimah, SW Winarsi, Ria Susanti, Nur Fitri Astuti, Dien Qonitah, Sri Martono Lanjarsari, Jaka Prasetya, Rusmawardah, Ivaningsih dan Dyah Ayu Ratnaningsih,” ucapnya.

Semoga ilmunya bermaanfaat bagi sekolah sebagai upaya melahirkan generasi yang berkarakter, berprestasi, dan berbudaya mutu. Para guru penggerak ini merupakan kader yang disiapkan menjadi pemimpin pembelajaran atau pemimpin di satuan pendidikan.

“Sehingga, program pendidikan guru penggerak ini banyak menitikberatkan pada perubahan pola pikir dan bagaimana menjadi pemimpin pembelajaran yang baik,” bebernya.

Dan para guru penggerak siap menyambut bahwa pendekatan deep, mindful, meaningful, dan joyful learning bukan kurikulum dan bukan pengganti Kurikulum Merdeka, melainkan sebuah pendekatan pembelajaran dengan tujuan agar siswa benar-benar belajar, memahami prosesnya, memaknai konten, serta menyenangi proses dan konten secara mendalam.

Dengan pendekatan belajar seperti itu, siswa akan selalu on task, di kelas dan/atau di lingkungan belajar lain yang sengaja digunakan guru untuk kegiatan pembelajaran mereka.

Gagasan utamanya adalah agar peserta didik dipandang sebagai subyek belajar, bukan obyek. Mereka dikondisikan aktif, dimotivasi supaya mampu mengamati, mengelompokkan, mendiskusikan, dan melaporkan berbagai fenomena setelah anak didik menjalani proses pembelajaran.

“Kita lihat ke belakang pada tahun 1984 kita juga menerapkan pendekatan pembelajaran yang disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Pendekatan ini merupakan model baru yang memperbaiki pendekatan pembelajaran pada Kurikulum 1975,” ujar alumni pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta.

Peringati HGN, JSIT Jateng Sukses Gelar Porgusit

MAGELANG (jurnalislam.com)- JSIT Indonesia Wilayah Jawa Tengah menggelar Porgusit (Pekan Olahraga Guru Sekolah Islam Terpadu) yang dipusatkan GOR Samapta Kota Magelang, Selasa (3/12/2024). Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 500 guru SIT se-Jawa Tengah yang terbagi ke dalam 8 korda. Ada 7 cabang olahraga yang dipertandingkan.

Walikota Magelang, dr. H. Muchamad Nur Aziz,Sp.PD,K-GH,FINASIM dalam sambutannya memberikan apresiasi atas terselenggaranya event olahraga ini. Ia berpesan agar seluruh peserta selalu bersemangat dan pantang menyerah.

“Saya senang sekali guru-guru di JSIT Jawa Tengah berkenan menggelar event besar di Kota Magelang. Sudah barang tentu kegiatan ini memberikan berdampak baik kepada warga Magelang, salah satunya UMKM. Saya berpesan agar seluruh peserta selalu bersemangat dalam bertanding,” tegas dr. Muchamad Nur Azis.

Ketua JSIT Indonesia Wilayah Jawa Tengah, Zainal Abidin menyampaikan bahwa kegiatan ini baru pertama kali di gelar di Jawa Tengah. Oleh karenanya, ia meminta agar kegiatan ini bisa menjadi ajang silaturrahim bagi guru-guru SIT di Jawa Tengah. Kegiatan olahraga juga akan membuat badan sehat dan bahagia bertemu saudara seperjuangan di dunia pendidikan.

“Tahun ini kita mencetak rekor, Porgusit pertama di Jawa Tengah. Saya mengingatkan agar event ini menjadi ajang silaturrahim antar guru SIT. Dari berbagai pertandingan ini pula, kami berharap dapat menyehatkan dan membahagiakan para peserta,” kata Zainal Abidin.

Salah satu kontingen dari Cilacap, Agus Riyanto sangat mendukung kegiatan ini. Andaikan kegiatan serupa digelar secara rutin tahunan akan lebih bagus.

“Keren kegiatan seperti ini. Kami sangat mendukung. Meskipun kami paling jauh, dari Cilacap, kami tetap semangat hadir dan siap memenangi semua pertandingan,” jelas Agus Riyanto.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Forkopimda Kota Magelang, Forkopimcam Magelang Utara, dan dewan pembina JSIT Jateng. Selain itu di tribun dipenuhi oleh para supporter.

Dapur Sehat SD Muhammadiyah 1 Solo Kantongi 130 Produk Sertifikat Halal

SOLO (jurnalislam.com)– Dapur Sehat SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo memperoleh sertifikat halal. Hal ini sebagai pengakuan atas komitmen terhadap standar kehalalan dalam penyediaan makanan dan minuman bagi peserta didik yang muaranya mendukung penuh program makan sehat bergizi (MSB) Presiden RI Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden (Wapres) ke-14, Putra mantan Presiden Joko Widodo.

Kepala Sekolah Sri Sayekti menjelaskan, untuk mendukung program Presiden Prabowo Subianto dan inovasi Pendidikan Muhammadiyah terutama Al Islam Kemuhammadiyahan memiliki prinsip-prinsip dasar seperti kesederhanaan, kemandirian, dan kerja sama.

Salah satu indikator makanan yang sehat adalah makanan yang halal. Insya Allah dengan terbitnya sertifikat halal kantin ramah anak ini, makanan yang dikonsumsi hasil pembelian di kantin sehat akan memberikan keberkahan kesehatan lahir maupun batin.

“Kita bersyukur dapur sehat SD Muhammadiyah 1 Solo kantongi sertifikat halal. Berdasarkan Keputusan penetapan halal produk Majelis Ulama Indonesia nomor MUI -UWS-15162981124,” ujar Sayekti, Senin (2/12/2024).

Setelah menunggu cukup waktu, sekolah yang berdiri sejak 1935 itu telah terbit secara resmi sertifikat halalnya pada tanggal 22 November 2024. Jenis produk penyediaan makanan dan minuman dengan pengolahan sebanyak 130 produk tertanda tangan Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Ahmad Haikal Hasan

Terutama dalam menyongsong ‘Indonesia Emas 2045’, Sayekti menyatakan Kantin bersertifikat halal merupakan kantin yang memiliki sertifikat halal untuk produk makanan dan minuman yang dijual di dalamnya. Generasi Emas 2045 merupakan wacana dan gagasan dalam rangka mempersiapkan para generasi muda Indonesia yang berkualitas, berkompeten, dan berdaya saing tinggi

“Sertifikasi halal ini penting untuk memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi aman dan halal. Mudah-mudahan mampu mewujudkan Generasi Emas 2045. Anak usia sekolah ditahun 2045 akan menjadi generasi produktif berkeadaban dan berkemajuan sebagai ujung tombak loncatan pembangunan bangsa yang menggembirakan,” ucapnya.

Diharapkan, dengan adanya sertifikasi halal ini, kantin dan dapur sekolah penggerak ini akan semakin menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi para siswa untuk menikmati sajian yang sehat dan sesuai dengan ajaran agama sesuai faham Muhammadiyah dan berjiwa pancasilais.

IAIN Ponorogo dan Permai Penang Gelar Pelatihan Filantropi Islam untuk Pekerja Migran

PENANG (jurnalislam.com)– Dalam rangka meningkatkan pengelolaan Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf (Ziswaf), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo dan Pertubuhan Masyarakat Indonesia di Penang (Permai) menggelar pelatihan manajemen kepada para pekerja migran Indonesia yang berlangsung sejak 25 hingga 26 November 2024.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Rektor IAIN Ponorogo Miftahul Huda menekankan pentingnya penguatan kapasitas organisasi Indonesia di luar negeri, terutama dalam mengelola Ziswaf untuk kepentingan pemberdayaan pendidikan anak-anak dan masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri.

“Pelatihan ini merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa Ziswaf dapat dikelola dengan baik dan efektif. Melalui pengelolaan yang tepat, kami berharap program Permai dapat memberikan manfaat maksimal bagi kegiatan masyarakat Indonesia di Penang ini,” kata Miftahul Huda yang juga Guru Besar Ilmu Manajemen Wakaf ini.

Menurut Miftahul Huda, Permai memiliki peran yang sangat penting dalam memberdayakan generasi muda Indonesia di luar negeri, khususnya anak-anak pekerja migran.

Oleh karena itu, penting untuk terus memperkuat kapasitas lembaga ini agar dapat lebih optimal dalam menghadirkan berbagai program pendidikan dan pemberdayaan bagi anak-anak Indonesia.

“Melalui kolaborasi yang baik, kami berharap niat baik dari Permai dapat berjalan lancar dan efektif. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan dana Ziswaf yang dikelola dengan baik untuk program pemberdayaan anak-anak kita yang tinggal di luar negeri,” ujar Miftahul Huda.

Bagian dari edukasi filantropi

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Permai, Agung Priatin, mengungkapkan bahwa tujuan dari digelarnya program kerja sama antara Permai dan IAIN Ponorogo adalah untuk membuka pemahaman lebih mendalam mengenai zakat, infaq, sadaqah, dan wakaf, khususnya bagi pengurus dan stakeholder yang ada di Permai Pinang.

Melalui program ini, Permai berharap dapat memperkenalkan konsep-konsep pengelolaan dana sosial yang sesuai dengan syariat Islam, sekaligus meningkatkan kapasitas pengelolaannya.

“Kami berharap ini dapat membantu Permai dalam merancang strategi fundraising yang dapat membuka peluang pendanaan dan bantuan sesuai dengan prinsip syariah Islam,” kata Agung.

Agung menyebutkan kegiatan ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan antara Permai dan IAIN Ponorogo, serta menindaklanjuti nota kesepahaman (MoU) yang telah disepakati antara kedua pihak pada tahun lalu.

“Kami ingin menjalin hubungan yang lebih erat dengan IAIN Ponorogo, serta melaksanakan program pengabdian yang bermanfaat bagi masyarakat. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dan mendukung program-program Permai,” tambahnya.

Agung juga menegaskan bahwa program ini merupakan upaya dari pengurus Permai untuk memperkenalkan organisasi ini kepada masyarakat luas, dengan menampilkan kontribusi sosial dan pendidikan yang dijalankan.

“Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa program-program sosial dan pendidikan yang dilakukan Permai sangat membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar dapat terlaksana dengan baik dan minim hambatan,” pungkasnya.

Ziswaf punya dimensi sosial

Kegitan ini pun diisi oleh Beta Pujangga Mukti, kandidat Ph.D Centre For Islamic Development Management Studies (ISDEV) USM Malaysia yang memberikan materi soal manajemen Ziswaf dan Pizaro Gozali Idrus dosen Institut Agama Islam Pemalang dan mahasiswa doktoral Center for Policy Research USM yang memberikan materi mengenai Teknik fundraising untuk filantropi Islam.

Dalam pelatihan, Beta mengungkapkan bahwa Ziswaf tidak hanya memiliki dimensi vertikal sebagai ibadah, tetapi juga dimensi horizontal yang memberikan manfaat sosial.

Hal ini sangat relevan bagi pekerja migran Indonesia, terutama yang tergabung dalam paguyuban seperti Permai, yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan.

Menurut Beta, Ziswaf dapat menjadi solusi pendanaan yang sangat dibutuhkan untuk mendukung program sosial dan pendidikan bagi para pekerja migran dan keluarga mereka.

“Ziswaf memiliki fungsi sosial yang besar, selain sebagai bentuk ibadah. Para pekerja migran yang tergabung dalam paguyuban seperti Permai memiliki ruang untuk mengembangkan usaha-usaha produktif seperti perniagaan, pertanian, dan peternakan.

“Dalam hal ini, Ziswaf dapat digunakan sebagai alternatif pendanaan untuk mengembangkan sektor-sektor tersebut,” ujar Beta.

Namun, Beta menekankan pentingnya literasi dalam pengelolaan Ziswaf bagi para pekerja migran yang terafiliasi dengan paguyuban Permai. Pemahaman yang baik tentang Ziswaf akan membantu mereka untuk dapat mengelola dana tersebut dengan lebih baik dan produktif.

“Tujuan utamanya adalah, supaya mereka mempunyai pemahaman mengenai Ziswaf dan bagaimana dapat mengelola Ziswaf tersebut secara baik dan produktif,” papar dia.

Ajarkan Amal Jariyah, MIM Kreatif Bulu Gelar Aksi Tanam 1000 Pohon

SUKOHARJO (jurnalislam.com)- Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Kreatif Bulu Sukoharjo menghelat aksi tanam seribu pohon. Aksi ini digelar dalam rangka memupuk rasa cinta terhadap lingkungan dan mengajarkan amal jariyah yang memberi manfaat luas.

Kegiatan tanam seribu pohon ini terselenggara atas kerjasama MIM Kreatif Bulu bersama ECO- Surya PP Lazis Muhammadiyah, PC IMM Sukoharjo, Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Sukoharjo Pimpinan Daerah Aisyiyah Sukoharjo dan organisasi otonom  Muhammadiyah di lingkungan Sukoharjo.

Direktur Eksekutif ECO Surya PP Lazis Muhammadiyah, Ninin Karlina mengatakan aksi tanam seribu pohon ini merupakan puncak acara dari rangkaian kegiatan yang digelarnya.

Kegiatan diawali dengan program pembagian pembalut kain di Ponpes Imam Syuhodo, Pembuatan pupuk organik di Lumajang,  Eco art di panti asuhan Aisyiyah Grogol Sukoharjo.

Aksi tanam seribu pohon ini diharap memberikan dampak lebih luas dan berkelanjutan. Selain memupuk rasa cinta terhadap lingkungan juga meningkat kemandirian sekolah dan kemakmuran bagi masyarakat.

“Aksi tanam seribu pohon kami  kemas dalam program Eco-resilence, tujuannya agar tidak hanya berfungsi sebagai penghijauan tapi jadi amal jariyah yang berdampak luas,” ujarnya Sabtu (30/11/2024) di MIM Kreatif Bulu, Sukoharjo.

Pihaknya berkomitmen mengawal program Eco-resilence bersama MIM Kreatif Bulu. Program ini akan dikawal sejak penanaman hingga membuahkan hasil.

“Sehingga bisa bermanfaat lebih luas. Mewujudkan kemandirian sekolah sekolah dan meningkatkan daya ekonomi masyarakat sehingga berkemakmuran,” imbuhnya

Kepala Sekolah MIM Kreatif Bulu, Abdul Rahman Burhani mengatakan kegiatan aksi tanam seribu pohon ini merupakan bagian dari projects learning MIM Muhammadiyah Bulu.

“Tanam pohon ini juga menjadi bagian dari program enterpreneur MIM Kreatif,” ujarnya

Iya juga berharap penanaman 1000 pohon ini kelak dapat turut menopang operasional sekolah. Pohon yang ditanam antara lain berupa tanaman buah seperti anggur,  jambu, belimbing, mangga, jeruk dan pisang. Selain itu juga bibit tanaman keras seperti mahoni.

“Mudah-mudahan hasilnya kedepan dapat menjadi tulang punggung madrasah,” imbuhnya

Launching Logo dan program Unggulan

Kegiatan tanam 1000 pohon juga dirangkai dengan launching mars, logo dan program unggulan MIM Kreatif Bulu.

Kepala sekolah MIM Kreatif Bulu, Abdul Rahman Burhani menyampaikan, MIM Kreatif Bulu berdiri sebagai ikhtiar Muhamadiyah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia.

Jika selama ini sekolah umumnya menitik beratkan pada aspek akademis, sekolah kreatif turut mengembangkan spiritual, emosional, intelektual dan minat dan bakat peserta didik.

Lebih lanjut Burhan mengungkapkan untuk mencapai tujuan tersebut, sejumlah program telah disusun. Program Unggulan tersirat dalam kata Kreatif yang disematkan pada nama MIM Kreatif Bulu.

“K adalah kelas kesenian, R (robotik dan digitalisasi) E (Enterpreneur), (Akhlaq dan Adab), T (Tahfidz), I ( internasional) berupa bahasa Arab dan Inggris dan F (Kelas Futsal) untuk membangun perstasi anak di bidang olahraga,” ungkapnya

Iya berharap mudah mudahan MIM Kreatif semakin mendapat kepercayaan masyarakat dan tumbuh menjadi jadi sekolah  regional menembus kecamatan di Sukoharjo dan kabupaten sekitarnya.

Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag Sukoharjo, Imam Waladi  menyambut baik kehadiran MIM Kreatif Bulu di Sukoharjo. Kehadiran MIM diharap dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

“MIM Kreatif sudah adaptif untuk menjadi sekolah maju bermutu dan mendunia, karena tela mampu berkolaborasi dengan berbagai pihak,” ujarnya.

Guru Honorer Pilar Pendidikan yang Terabaikan

Oleh: Bahry Bahruddin, S.T.

Hari ini, 25 November 2024, Indonesia memperingati Hari Guru Nasional. Sebuah momentum untuk menghargai jasa para pahlawan tanpa tanda jasa yang mencurahkan hidupnya demi mencerdaskan generasi bangsa. Namun, di balik perayaan ini, ada cerita haru yang sering kali luput dari perhatian.

Di Sukabumi, seorang guru honorer harus menyambi menjadi pemulung untuk menyambung hidup. Ia menjadi guru honorer selama puluhan tahun bukanlah perjalanan mudah. Ia hanya menerima gaji sebesar Rp300.000 per bulan jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Kisah serupa datang dari pelosok Nusa Tenggara Timur, di mana seorang guru berjalan kaki sejauh tiga kilometer setiap hari untuk mengajar. Namun, gaji yang diterimanya hanya Rp20.000 per bulan, bahkan kadang terlambat dibayarkan.

Ironi Kesejahteraan Guru Honorer

Guru honorer, terutama di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal), adalah tulang punggung pendidikan nasional. Namun, nasib mereka sangat memprihatinkan. Menurut survei terbaru Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) dan GREAT Edunesia Dompet Dhuafa, 74 persen guru honorer digaji di bawah Rp2 juta per bulan, jauh di bawah upah minimum kabupaten/kota (UMK). Sebagian bahkan hanya menerima Rp200.000 hingga Rp300.000 per bulan, seperti dilaporkan CNN Indonesia.

Tidak adanya peraturan yang secara tegas mengatur gaji guru honorer membuat mereka terus berada dalam lingkaran ketidakpastian. Berbeda dengan pegawai negeri sipil (PNS) yang memiliki regulasi jelas terkait gaji dan tunjangan, guru honorer harus bertahan dengan penghasilan yang sangat minim.

Tak hanya itu, minimnya penghasilan dari pekerjaan utama sebagai guru dan tambahan dari pekerjaan sampingan, menjadikan berutang sebagai salah satu jalan untuk menutupi kebutuhan hidup.

Hasil survei juga menunjukkan 79,8 persen guru honorer mengaku memiliki utang. Pun ketika dalam kondisi terdesak oleh suatu kebutuhan, tercatat 56,5 persen guru mengaku pernah menjual atau menggadaikan barang berharga yang dimilikinya.

Janji Perubahan untuk Guru Honorer

Dalam kampanye, Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjanjikan pengangkatan guru honorer menjadi ASN secepatnya. Janji ini diharapkan menjadi solusi untuk memberikan status yang jelas dan kesejahteraan yang layak bagi para tenaga pengajar honorer.

Namun, untuk saat ini, janji tersebut masih dalam tahap harapan. Pemerintah diharapkan segera merealisasikan komitmen ini, mengingat betapa pentingnya peran guru dalam mencetak masa depan bangsa. Tanpa kesejahteraan yang memadai, sulit bagi mereka untuk memberikan yang terbaik bagi generasi muda.

Selamat Hari Guru: Guru Hebat, Indonesia Kuat

Hari Guru Nasional 2024 adalah pengingat bahwa perjuangan guru honorer belum selesai. Mereka terus mendidik dengan cinta dan dedikasi, meski menghadapi berbagai keterbatasan.

Kesejahteraan guru adalah investasi masa depan. Saatnya pemerintah, masyarakat, dan kita semua bersama-sama memperjuangkan hak mereka. Selamat Hari Guru 2024. Kepada semua guru honorer di seluruh Indonesia, terima kasih atas pengorbanan dan kerja keras kalian. Guru Hebat, Indonesia Kuat!

Musyawarah Ormas Islam Kota Tasikmalaya Sepakati Fakta Integritas Penanganan Penyakit Masyarakat

TASIKMALAYA (jurnalislam.com)- Menindaklanjuti silaturahmi Al-Mumtaz ke Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Kota Tasikmalaya yang berlangsung pada Selasa (11/11/2024) yang lalu, diskusi terkait permasalahan penyakit masyarakat di Kota Tasikmalaya mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan.

Pada pertemuan tersebut, PC NU Kota Tasikmalaya yang diwakili oleh KH. Dudu Rohman, S.Ag., M.Si., menyambut baik aspirasi yang disampaikan oleh Al-Mumtaz.

Sebagai tindak lanjut, PC NU Kota Tasikmalaya mengambil inisiatif untuk mengundang berbagai organisasi masyarakat (ormas) dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) guna bermusyawarah mencari solusi konkret terhadap permasalahan penyakit masyarakat di kota Tasikmalaya.

Kegiatan musyawarah yang digelar pada Selasa, (19/11/2024) tersebut dihadiri oleh sejumlah ormas Islam seperti Muhammadiyah, Persis, PUI, Al-Mumtaz, Brigade Tholiban, dan Front Persaudaraan Islam Kota Tasikmalaya.

Pertemuan ini bertujuan untuk merumuskan langkah bersama dalam mengatasi permasalahan yang mencederai identitas Kota Tasikmalaya sebagai Kota Santri.

Hasil musyawarah ini melahirkan sejumlah poin kesepakatan, termasuk penyusunan fakta integritas untuk memperkuat penegakan hukum terhadap pelaku penjualan minuman keras (miras) dan berbagai tindakan lain yang mencederai nilai-nilai religius kota ini.

Fakta integritas tersebut menjadi simbol komitmen bersama antara pemerintah, ormas Islam, dan masyarakat untuk menjaga marwah Kota Tasikmalaya sebagai kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman.

“Alhamdulillah, pada pertemuan hari ini kita berhasil menyepakati beberapa poin penting. Kami berharap kesepakatan ini dapat segera ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum dan instansi terkait,” ujar KH. Dudu Rohman, S.Ag., M.Si., Ketua PC NU Kota Tasikmalaya.

Ketua PD Muhammadiyah Kota Tasikmalaya, H. Iip Samsul Arif, M.N., juga memberikan dukungan penuh terhadap fakta integritas tersebut.

“Kami sangat sepakat dengan poin-poin dalam fakta integritas ini. Selain itu, kami juga ingin menambahkan masalah korupsi di pemerintahan sebagai salah satu isu yang perlu diperhatikan. Kami mengusulkan agar fakta integritas ini ditawarkan kepada para calon wali kota yang akan berkontestasi pada Pilkada tahun ini,” tegasnya.

Musyawarah tersebut diharapkan menjadi momentum penting untuk menciptakan Kota Tasikmalaya yang lebih aman, tertib, dan religius, sesuai dengan jati dirinya sebagai Kota Santri.

Reporter: Rifqi

Kado Milad Muhammadiyah Ke-112! SD Muhammadiyah Palur Raih Juara 1 Lomba Sekolah Sehat Tingkat Kabupaten Sukoharjo

SUKOHARJO (jurnalislam.com)- SD Muhammadiyah Palur kembali menorehkan prestasi dengan meraih juara 1 lomba sekolah sehat Tingkat Kabupaten Sukoharjo pada bulan lalu, namun untuk penyerahan Piala baru dilaksanakan pada Kamis, 14 November 2024 oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo. Sungguh suatu berita yang sangat membanggakan bagi warga sekolah.

Nur Laili, S.Pd selaku koordinator lomba menjelaskan, Banyak aspek yang menjadi point pokok dari Lomba Sekolah Sehat, selain fasilitas fisik dari sarana prasarana yang mendukung pola hidup sehat, Juga diutamakan pelaksanaan program sekolah yang menitikberatkan pada Gerakan Sekolah Sehat ( GSS ) meliputi Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Jiwa, dan Sehat Lingkungan.

“Kelima komponen ini harus diterjemahkan dan diimplementasikan dalam setiap program kegiatan yang dilaksanakan sekolah, selama kurun waktu minimal 3 tahun terakhir,” katanya.

Raihan terbaik ini dapat dicapai sebagai sebuah Rahmat dari Allah SWT,
Juga karena dukungan dari berbagai pihak, Keluarga Besar SD Muhammadiyah Palur ( guru, siswa, POM, yayasan ), UPT Puskesmas Mojolaban, TP UKS Mojolaban, gugus V pantai Kartini, K3S Kec. Mojolaban serta jajaran Muspika Kecamatan Mojolaban.

Semoga Raihan ini menjadi tambahan semangat dan motivasi dalam upaya untuk selalu menjaga dan meningkatkan pelayanan pendidikan di SD Muhammadiyah Palur.

Sementara Noor Afifah Rachmawati, S.Si selaku kepala sekolah mengutarakan, Alhamdulillah, dengan penuh rasa syukur prestasi yang kami raih ini selain dari kerja keras seluruh warga sekolah, stake holder, dan mitra sekolah tentunya juga merupakan pengakuan atas komitmen kami dalam menerapkan Gerakan Sekolah Sehat (GSS) yang terintegrasi dalam setiap kegiatan sekolah dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya sekolah.

“Insyaa Allah kami akan terus berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan di lingkungan sekolah demi menciptakan generasi yang sehat dan unggul, serta sekolah yang bermartabat,” tutupnya

Pelajaran Penting dari Persatuan Umat secara Nasional

Oleh: Assoc. Prof H. Mohammad Ghozali, S.H, M.A, P.hD

Pimpinan PP Tahfidz al Quran Imam al Ghazali, Dosen Fakultas syariah dan Pasca Sarjana Universitas Darussalam Gontor, Mubaligh CMM, Dewan Pakar MIUMI Malang, Dewan Pakar Ansharu Syariah, Dewan Pakar ICMI Jatim, Dewan Pakar MPUII

“Maka tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya,” ( QS.Syura : 13 ).

Apabila kita menengok secara historis, kedatangan kaum penjajah Portugis dan Belanda ke bumi Nusantara selain dengan tujuan ekonomi dan perdagangan juga tersirat misi agama sebagaimana diungkapkan oleh DAl Buquerque , komandan perang Portugis sewaktu menaklukkan Melaka di depan pasukannya : “Jasa yang akan kita berikan kepada Tuhan adalah dengan mengusir orang Moor (maksudnya orang Islam ) dari negeri ini, adalah dengan memadamkan api dari agama Muhammad, sehingga api itu tidak akan menyebar lagi sesudah ini, saya yakin benar jika kita rampas perdagangan Malaka ini dan mereka (umat Islam ) Kairo dan Mekkah akan hancur”. 

Melihat niat yang tersirat tersebut, maka Raden Fatah penguasa Kerajan Islam Demak pada tahun 1513 mengirim Adipati Yunus, putera sulungnya untuk memimpin pasukan menyerang Portugis di Melaka.

Sejak inilah berawal perlawanan umat Islam nusantara atas penjajah Portugis dan Belanda baik yang dilakukan oleh kerajaan Islam Demak, Kerajaan Islam Mataram, Kerajaan Islam Makassar, Kerajaan Islam Ternate, Kerajaan Islam Madura, Kerajaan Islam Aceh, sehingga sejarah mencatat bahwa pahlawan bangsa merupakan tokoh pemimpin yang mempunyai semangat Islam yang kuat atau ulama yang berpengaruh di zamannya seperti Raden Fatah, Sunan Gunung Jati dari Kerajan Demak, Sultan Khairun dan Pengeran Babullah dari Ternate, Sultan Agung dari Kerajan Islam Mataram, Sultan Hasanuddin dari Kerajan Islam Makasar, Pangeran Diponegoro dari Jawa Tengah, Imam Bonjol dari Sumatera Barat, Tengku Umar, Cik Ditiro, dari Aceh, semuanya mengangkat senjata mempertahankan bumi nusantara dari tangan penjajah.

Setelah ratusan tahun perlawanan terjadi terus menerus dari satu daerah ke daerah yang lain belum juga mendapatkan kemenangan, maka akhirnya para pemimpin dan ulama berusaha untuk melakukan perjuangan dalam bentuk organisasi yang menghimpun segala kekuatan Islam dari seluruh daerah di bumi Nusantara, sehingga tercetuslah organisasi Syarekat Dagang Islam pada 16 oktober 1905 di kota Solo, Jawa Tengah. Syarekat Dagang Islam tersebut merupakan wadah bagi berkumpulnya pemimpin Islam dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa dimana anggota organisasi ini terdiri dari ulama dan pemimpin Islam dari seluruh daerah di Indonesia.

Berbeda dengan Budi Utomo yang berdiri pada 1908 dimana angota kumpulannya kebanyakan terdiri dari tokoh masyarakat Jawa sahaja.

Syarikat Dagang Islam kemudian berubah menjadi Syarikat Islam, sehingga perhatian organisasi bukan hanya pada ekonomi umat, juga kepada perjuangan kemerdekaan. Kyai Haji Ahmad Dahlan melihat bahwa kebangkitan bangsa harus dimulai dengan kebangkitan sosial pendidikan, sebab selama ini kelemahan umat terletak pada lemahnya umat Islam dengan adanya pemisahan ilmu agama dan ilmu umum, menjadi ilmu sekular, sehingga pada tahun 1912 beliau mendirikan organisasi Muhammadiyah di Yogyakarta.

Kesadaran umat untuk bangkit dengan memperbaiki keadaan sosial dan pendidikan ini terus berlanjut, sehingga tak lama kemudian berdiri pula organisasi Al Irsyad pada tahun 1913 di Jakarta, organisasi Persyarikatan Ulama pada tahun 1915 di Majalengka, Jawa Barat; organisasi Persatuan Islam ( Persis ) pada tahun 1923 di Bandung, organisasi Nahdathul Ulama pada tahun 1926 di Surabaya, organisasi al Washliyah pada tahun 1930 di Medan, dan lain sebagainya.

Dari sejarah terlihat bahwa pada mulanya perlawanan umat islam dilakukan dengan senjata, oleh kerajaan-kerajaan Islam , dilanjutkan dengan melengkapi perjuangan kebangsaan melalui perjuangan sosial dan pendidikan yang dilakukan melalui organisasi sosial kemasyarakatan. Perjuangan tersebut yang dilakukan dengan emosi perlawanan dan organisasi sosial pendidikan semuanya dengan landasan iman kepada Allah.

Landasan iman inilah yang disebut dengan semangat keagamaan, sedangkan perjuangan senjata atau sosial pendidikan merupakan cara berjuang yang dilakukan berasaskan semangat keagamaan berdasarkan agama dan iman.

Berdirinya organisasi keagamaan tersebut membuat penjajah merubah strategi untuk mengalahkan umat Islam. Untuk melawan semangat keagamaan, maka penjajah Belanda mendirikan organisasi politik yang berideologi Marxisme-Komunisme dengan nama Indisceh Social Democratische Vereeniging ( ISDV) yang dipimpin oleh H.J.F.M.Sneevliet dan  A.Baars pada tahun 1914 di Semarang.

Selanjutnya ISDV tersebut berubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Disamping itu kaum penjajah berusaha memecah persatuan umat Islam dengan membesar-besarkan perselisihan pandangan agama antar ormas-ormas Islam dengan membangkitkan perbedaan-perbedaan madzhab. Diharapkan dengan demikian ormas Islam tidak akan bersatu untuk menghadapi penjajah, tetapi sibuk dengan pertentangan serta perselisihan antar mereka sendiri.

Melihat keadaan demikian, maka pada suatu hari Kyai Haji Hasyim Asyari pada kongres ulama Nahdatul Ulama tahun 1935 di Banjarmasin berkata dalam pidatonya kepada para ulama : “Wahai ulama-ulama yang telah taassub (fanatic) kepada setengah madzhab atau setengah qaul (pendapat ulama ! Tinggalkanlah taassubmu dalam soal furu(ranting-ranting) itu ! Dan tidak diridhai oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam apalah lagi jika pendorongmu berlaku demikian, hanyalah semata-mata taasshub dan berebut-rebutan dan berdengki-dengkian”.

Lebih lanjut beliau menyatakan : “Janganlah kamu jadikan semuanya itu menjadi sebab buat bercerai berai, berpecah-belah, bertengkar-tengkar dan bermusuh-musuhan. Atau akan kita lanjutkan jugakah perpecahan ini, hina-menghinakan, pecah-memecahkan, padahal agama kita hanya satu belaka Islam” .

Seruan KH.Hasyim Asyari ini mendapat tanggapan positif dari berbagai tokoh umat Islam, sehingga pada tanggal 21 September 1937, atas inisiatif Kiyai Haji Mas Mansur dari organisasi Muhammadiyah, KH Wahab Hasbullah dari Nahdatul Ulama, dan Wondoasmiseno dari Persatuan Syarekat Islam Indonesia terbentuklah Majelis Islam Ala Indonesia ( MIAI ) di Surabaya.

Organisasi Islam yang dipimpin oleh para ulama sadar bahwa ada kemungkinan adanya perpecahan khilafiyah disebabkan perbedaan hukum ranting fikih (furuiyah) atau disebabkan oleh intrik musuh-musuh Islam, maka mereka senantiasa menyatukan diri dalam wadah untuk memudahkan bermusyawarah.

Bagi umat Islam, selama pendapat tersebut masih berpegang kepada nash al Quran dan Hadits, maka mereka akan bersatu, sedangkan masalah khilafiyah adalah suatu yang wajar sebab setiap pendapat imam mempunyai dalil daripada kitab suci al Quran dan Hadist.

Perbedaan tersebut harus dilakukan dengan adab berbeda pendapat sehingga perbedaan tersebut tidak menimbulkan perselisihan dan tidak memecah persatuan umat. Inilah kekuatan umat yang menjadi nilai utama dalam kebangkitan bangsa. Semua sepakat bahwa perhatian yang paling utama adalah menghadapi musuh-musuh Islam yaitu penjajah Belanda dengan budaya barat kristiani, gerakan komunis atheis yang sedang berkembang dengan pesatnya, serta nilai-nilai mistik-kejawen yang berunsurkan syirik yang harus dihadapi secara strategis dan praktis.

Dan tidak kalah pentingnya harus waspada terhadap gerakan penguasaan ekonomi global cina sebagai model penjajahan terbaru.

Ini adalah merupakan pesan al Quran kepada umat Islam yang tersirat pada surat Syura ayat 13 : “Maka tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah”. Persatuan umat meruoakan kunci kebangkitan dan kemenangan umat sebagaimana dinyatakan dalam al Quran surah Al Anfal ayat 46 : “Taatlah kamu kepada Allah dan Rasulnya dan janganlah kamu berpecah belah, sebab itu akan membuatmu gagal dan hilang kekuatan”.

Semoga umat Islam tetap sadar bahwa organisasi dan perbedaan paham bukan menjadi sebab kepada perpecahan, sebab itu menjadi penyebab kekalahan.

Dengan munculnya gerakan 212 merupakan gambaran kesadaran umat terhadap ketidak mapanan dan ketidak adilan merupakan refleksi berulangnya sejarah yang ada di negeri ini. Mari kita tetap bersatu semua anak bangsa jangan rela di adu domba. Fatabiru Ya Ulil albab

FUIS Desak Polda Jateng Bertindak Tegas Hentikan Peredaran Miras

SEMARANG (jurnalislam.com)- Maraknya peredaran minuman beralkohol atau miras membuat perwakilan ormas-ormas Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam Semarang (FUIS) mendatangi Polda Jateng, Jl Pahlawan, Semarang, pada Jum’at (8/11/2024).

Kedatangan tersebut dalam rangka melakukan audiensi, meminta pihak aparat untuk menekan peredaran miras di Kota Semarang sehingga tidak bebas beredar secara terbuka.

“Kami kesini ingin menyampaikan aspirasi terkait keluhan masyarakat karena banyaknya miras yang beredar,” ucap Wahyu Kurniawan, Ketua FUIS.

Ia juga mengatakan, bahwa minuman keras merupakan induk kejahatan, karena menurutnya tindakan kriminal hampir semuanya berawal karena minuman beralkohol.

Sementara itu dari salah satu mubaligh semarang Ustadz Abdul Karim menyampaikan, bahwa peredaran miras sudah sangat memprihatinkan, bahkan miras sudah bisa dipesan aplikasi ojeg online, dan juga katanya sudah ada miras untuk paket anak-anak.

“Penjualan miras sudah sangat memprihatinkan, bahkan bisa dipesan melalui ojeg online,” katanya

Sementara itu perwakilan dari Jamaah Ansharu Syariah Semarang, Ustadz Danang Setyadi menyampaikan agar aparat mengambil tindakan preventif untuk mencegah terjadinya kejahatan akibat miras.

“Jangan sampai kasus penusukan santri di Jogja terjadi di Semarang akibat kelalaian kita semua, membiarkan miras itu bebas beredar, jangan sampai hal itu terjadi baru kita bertindak,” tuturnya

Sementara itu dari pihak polda yang diwakili oleh Kasat Intelkam Polda Jateng, Ari Imam Prasetya menyampaikan banyak terimakasih kepada FUIS, yang telah menyampaikan aspirasinya kepada aparat.

Ia menyampaikan dari pimpinan akan segera merespon apa yang menjadi keluhan masyarakat, selain itu dari aparat juga menyampaikan jika menemukan pelanggaran agar segera melapor ke aplikasi Libas.

“Kami akan bertidak sesuai aturan, jika ada pelanggaran akan kami tertibkan, silakan bisa melapor ke Polsek terdekat, jika tidak ada tindakan bisa ke Polres, atau langsung ke aplikasi Libas,” jelasnya.

Reporter: Agus Riyanto