WASHINGTON (Jurnalislam.com) – AS pada hari Selasa (11/9/2018) mengecam Rusia, Iran dan rezim Suriah di tengah meningkatnya serangan militer di provinsi Idlib Suriah barat laut.
“Rusia, Iran dan Assad sedang menghancurkan Idlib dan meminta kami untuk menyebutnya perdamaian,” kata Nikki Haley, utusan AS untuk PBB dalam pernyataan di hadapan Dewan Keamanan, Anadolu Agency melaporkan.
Sejak awal September, sedikitnya 30 warga sipil tewas di Idlib dan Hama, dan puluhan lainnya terluka, akibat serangan udara dan gempuran oleh pesawat tempur rezim Assad dan Rusia, menurut lembaga pertahanan sipil White Helmets.
PBB pada hari Senin memperingatkan bahwa sedikitnya 30.000 warga di Idlib telah mengungsi dalam sembilan hari pertama bulan ini di tengah serangan udara Rusia dan rezim di sana.
Baca juga: KTT untuk Idlib: Erdogan Peringatkan Pertumpahan Darah, Putin Tolak Gencatan Senjata
Haley lebih lanjut menyalahkan Rusia dan rezim karena diduga melakukan lebih dari 100 serangan udara, beberapa di antaranya dia katakan adalah serangan “ketukan ganda kejam” yang menargetkan warga sipil.
“Ini adalah taktik teroris (Assad) yang menjijikkan, bukan tentara profesional,” katanya.
Dia mengatakan Moskow, Teheran, dan Damaskus tidak tertarik untuk mengejar solusi politik terhadap krisis Suriah, sambil mengatakan “Turki belajar dari pengalaman ini pekan lalu” selama pembicaraan trilateral di ibukota Iran.
“Amerika Serikat sudah lama percaya dengan kata-kata Rusia dan Iran bahwa mereka tertarik untuk melindungi warga sipil di Idlib dari kekerasan lebih lanjut,” katanya. “Jika Assad, Rusia, dan Iran terus berjalan di jalur mereka, konsekuensinya akan menjadi mengerikan. Dunia akan meminta mereka bertanggung jawab. Dan tidak ada pertemuan Dewan Keamanan yang akan mengubahnya.”
Baca juga: 14 Kelompok Oposisi Moderat dan HTS Siap Pertahankan Idlib
Vasily Nebenzia, duta besar Rusia di PBB, membela situasi keamanan yang memburuk di Idlib, yang merupakan “zona de-eskalasi” yang didirikan sebagai bagian dari pembicaraan trilateral.
“Cepat atau lambat,” kata Nebenzia, daerah-daerah semacam itu “pertama-tama harus diganti oleh gencatan senjata lokal, dan jika itu tidak berhasil, operasi anti-teroris.”
“Proses Astana sedang berlangsung, dan dengan bantuan proses ini kami akan mendapatkan hasil nyata,” katanya, mengacu pada proses trilateral dengan Iran dan Turki.
Pekan lalu, PBB memperingatkan serangan terhadap Idlib kemungkinan akan mengarah pada “bencana kemanusiaan terburuk abad ke-21”.
2 thoughts on “AS Kecam Rusia, Iran dan Rezim Assad di Tengah Serangan ke Idlib”