Amplop Milik Ustaz Umar Untuk Insentif Imam Tarawih di Ponpes Attaqwa

Amplop Milik Ustaz Umar Untuk Insentif Imam Tarawih di Ponpes Attaqwa

CIANJUR (Jurnalislam.com) – Staff Pondok Pesantren Attaqwa Cikidang, Cianjur, Sobihin membantah bahwa Ustaz Umar terlibat dalam kerusuhan di Jakarta 21-22 Mei lalu. Sobihin mengatakan, Ustaz Umar yang merupakan pimpinan Ponpes tersebut hanya akan mengikuti aksi damai 22 Mei di Bawaslu.

Ia pun menceritakan, Ustaz Umar berangkat dari pondok pada hari Senin tanggal 21 Mei sekitar jam 10 malam. Ustaz Umar bersama dua orang santrinya Jamaludin dan Wahyudin dan Ustaz Muhammad Karim (supir) berangkat menggunakan mobil ambulan milik Gerakan Islam Reformis (Garis).

“Sampai Jakarta jam 1 ke Masjid Sunda Kelapa untuk istirahat. Kemudian menjelang waktu sahur Ustaz didatangi oleh salah satu tim medis di Jakarta, karena tim medis itu melihat ada ambulan kosong maka mau pinjam. Awalnya dia bilang ke supirnya, tapi supirnya gak berani kalau gak sama Ustaz Umar, maunya dengan ustaz Umar,” kata Sobihin kepada Jurnalislam saat ditemui di komplek Ponpes Attaqwa Cikidang, Cianjur, Jawa Barat, Senin (27/5/2019).

Akhirnya, Ustaz Umar pun mengizinkan ambulannya dipinjam dengan syarat ia ikut dalam ambulan tersebut.

“Karena diminta untuk kemanusiaan, karena banyak korban di Petamburan akibat gas air mata akhirnya Ustaz mau,” tutur Sobihin.

Sobihin melanjutkan, Ustaz Umar sempat membawa tiga korban dari Petamburan ke klink terdekat. Namun dalam perjalanan kembali ke Petamburan ambulan dicegat oleh aparat.

“Setelah pulang dari situ mau balik ambil lagi pasien, Ustaz Umar dicegat Brimob, akhirnya mobil disuruh dibuka, diperiksa, tapi yang ditarik hanya dua santri itu. Jadi Ustaz Umar gak ikut demo dan santri juga belum turun dari ambulan,” paparnya.

Terkait amplop berisi uang yang terdapat nama Ustaz Umar yang diklaim polisi disita dari dua santri yang ditangkap itu, Sobihin menjelaskan uang itu untuk para imam tarawih di Ponpes Attaqwa.

“Ustaz Umar memang suka ngasih insentif untuk imam-imam tarawih, jumlahnya beda-beda, ada yang Rp200.000, Rp300.000, Rp500.000, tergantung jumlah harinya. Kalau dibuka amplopnya itu ada rinciannya,” ungkapnya.

Sobihin mengatakan, dua santri itu memang membersamai Ustaz Umar sepanjang hari itu. Ustaz Umar menitipkan amplop-amplop itu ke salah satu santri bernama Jamaludin.

“Kalau keluar Ustaz Umar suka ngajak santri dua atau tiga orang. Nah amplop itu dititipkan ke Jamal untuk nanti dibagikan tanggal 25. Jamal memang seperti udah jadi asistennya Ustaz,” ujar Sobihin.

“Jadi masalah apa yang terjadi di lapangan seperti penemuan senjata dan lain-lain itu Ustaz Umar gak tahu itu. Jadi gak pernah ikut kerusuhan, Ustaz Umar hanya mau ikut Aksi Damai 22 Mei di Bawaslu,” lanjut Sobihin.

Reporter: Taufik Hady

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.