LEBANON (jurnalislam.com) – Pemimpin Brigade Abdullah Azzam (AAB), sebuah afiliasi al Qaeda, telah menyerukan kaum Sunni di Libanon untuk menyerang Syiah Hizbullah, Hizbullah organisasi teroris yang didukung Iran.
Sirajeddine Zurayqat, yang merupakan amir baru AAB, mengajak melakukan serangan anti-Hizbullah dalam serangkaian posting pada akun Twitter resmi-nya pada 13 Oktober.
Ajakan Zurayqat ditujukan untuk "pemuda kita di Tripoli," dan mengatakan bahwa mereka harus menyerang Syiah Hizbullah, bukan Tentara Lebanon. Hizbullah adalah "dalang" di balik tentara dan dinas keamanan Libanon, Zurayqat menulis, dan Hizbullah jugalah yang telah merubah pemerintah berbalik menyerang Sunni.
"Oleh karena itu, seranglah dalangnya dan jangan sibuk dengan kaki tangannya. Jika kepala rusak, tangan menjadi lumpuh," Zurayqat berpendapat dalam tweet yang diterjemahkan oleh The Daily Star. " Di seluruh Lebanon ada pusat, pos pemeriksaan, jalur pasokan, pemimpin dan anggota [Hizbullah]. Membunuh mereka berarti membalaskan dendam anak-anak Lebanon dan Suriah."
Pemimpin AAB ini juga berpendapat bahwa Syiah Hizbullah merupakan "penjaga setia" Israel sejak 1996. Kembali disusunnya perang 2006 antara Hizbullah dan Israel "tidak lebih dari sekedar melanggar aturan keterlibatan mereka." Zurayqat mengatakan bahwa dengan gagalnya kelanjutan perang, berarti Hizbullah telah memberikan legitimasi internasional untuk eksistensi Israel.
Pernyataan Zurayqat ini dimaksudkan untuk merusak persepsi publik terhadap SyiahHizbullah. Dan menegaskan kekuatan tempur anti-Israel yang efektif. Namun ironisnya, Iran dan sekutu kelompok lainnya berbuat lebih banyak untuk memerangi Israel dibandingkan AAB atau faksi lain yang didukung al-Qaeda. Tapi AAB dan kelompok al Qaeda-sekutu lainnya telah mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan kecil di Israel, termasuk konflik selama musim panas.
Panggilan Zurayqat untuk melawan Syiah Hizbullah konsisten dengan kampanye propaganda anti-Iran yang dilancarkan oleh Jabhatun Nushrah, cabang resmi al-Qaeda di Suriah. Jabhatun Nushrah beroperasi di Lebanon dan telah mengajak kelompok Sunni di negara itu untuk bangkit melawan pemerintah Lebanon, Syiah Hizbullah dan Iran yang mendukung mereka.
Baik Jabhatun Nushrah dan IS yang pernah menjadi cabang al Qaeda, telah berjuang melawan pasukan Libanon dan Hizbullah. Bahkan ada laporan yang terus menerus menunjukkan bahwa Jabhatun Nushrah dan IS telah melakukan operasi bersama di Lebanon meskipun terdapat perselisihan antar mereka di Suriah.
Pada bulan Agustus, Jabhatun Nushrah dan IS mengambil sejumlah sandera dari kalangan prajurit Lebanon, dan beberapa dari mereka ada yang terbunuh setelah negosiasi untuk membebaskan mereka terhenti. Jabhatun Nushrah menyalahkan Hizbullah dan Iran atas kegagalan untuk mencapai kesepakatan yang akan membebaskan para tawanan. Dan Jabhatun Nushrah menggunakan sandera dalam video bermaksud untuk memberikan opini publik di Lebanon terhadap pemerintah dan Hizbullah.
Pada bulan September, Zurayqat membahas mengenai sandera Lebanon tersebut dalam sebuah rekaman audio yang dirilis secara online. Ia melarang orang untuk bergabung dengan Tentara Lebanon, dan mengatakan "jika Anda melawan kaum Sunni, maka tidak ada penghalang antara Anda dan kami kecuali pedang." Menurut Al Akhbar, Zurayqat mengancam, "Mujahidin menguasai Irak dalam beberapa hari saja, dan beberapa hari ini mereka juga bisa berada di pusat kota Beirut."
Brigade Abdullah Azzam telah melakukan serangan terhadap kepentingan Iran di Libanon. Pada November 2013, Brigade Abdullah Azzam mengklaim telah melakukan serangan isytisyhad kembar di luar Kedutaan Besar Iran di Beirut. Hampir dua lusin orang, termasuk atase kebudayaan Iran, tewas dan lebih dari 150 lainnya luka-luka dalam ledakan. [ded412/long war journal]