Al Qaeda Kecam Arab Saudi atas Kesepakatan dengan Donald Trump

Al Qaeda Kecam Arab Saudi atas Kesepakatan dengan Donald Trump

ARAB SAUDI (Jurnalislam.com) – Pada tanggal 20 Mei, media Al Qaeda, yaitu As Sahab, mengeluarkan sebuah pesan audio dari putra mendiang Syeikh Usamah bin Laden, Hamza bin Laden. Hamzah mengikuti jejak ayahnya mengkritik keluarga kerajaan Saudi. Pidatonya merupakan bagian kedua dalam rangkaian yang ditujukan ke the House of Saud. Bagian 1, di mana Hamza meminta perubahan rezim, dirilis Agustus lalu.

Dia tidak menyebut Presiden Trump atau delegasi Amerika. Sebaliknya, ia berfokus pada dekade awal dinasti Saudi, menggambarkannya sebagai rezim korup yang melayani kepentingan Barat.

Kemudian, pada tanggal 21 Mei, al Qaeda menerbitkan buletin Al Nafir ke-15 (lihat gambar di bawah artikel). Newsletter satu halaman tersebut ditujukan untuk kunjungan Trump. “Para penguasa Al Saud dan semua penguasa murtad hadir di hadapan kita hari ini dalam upacara yang sia-sia untuk menawarkan kesetiaan dan memperbarui kesetiaan mereka kepada master Tentara Salib Gedung Putih yang penuh kebencian, Trump,” tulis buletin tersebut.

Beberapa jam sebelum Al Nafir dirilis secara online, Presiden Trump menghadiri sebuah upacara dengan Raja Salman dan Presiden Mesir Abdel Fatah al-Sissi untuk memperingati pembukaan Pusat Global untuk Memerangi Ideologi Ekstrimis di Riyadh. Al Nafir mengkritik langkah tersebut, dengan alasan bahwa “penguasa” telah benar-benar berkomitmen untuk membangun “tentara murtad dalam memerangi syariat jihad dan para mujahidin dengan alasan memerangi teror dan terorisme.” Pusat Global tersebut akan digunakan “untuk melawan iman, Kemurnian, dan komitmen, di bawah seruan untuk melawan ekstremisme, keterbelakangan, dan intoleransi,” Al Qaeda menjelaskan.

Di Al-Nafir, Al Qaeda juga menyampaikan bahwa seharusnya pemerintah Saudi memberikan uangnya kepada rakyat daripada menginvestasikannya dalam kesepakatan pertahanan dan pengaturan lainnya dengan AS. Al Qaeda menegaskan dua hal ini – Saudi menyalahgunakan dana dan penciptaan pusat baru – mengikuti kemauan AS untuk memperbarui seruan jihad.

Syeikh Ayman al Zawahiri Bantah Tuduhan IS atas Al Qaedah

“Jadi, inilah Tentara Salib dan orang-orang murtad, dan mereka telah mencuri uang Anda, melawan agama Islam Anda, menumpahkan darah Anda, dan melanggar kehormatan Anda,” Al Nafir melanjutkan. “Kapan Anda akan kembali ke agama Islam Anda dan melakukan jihad dengan sebenar-benarnya Jihad di jalan Allah?”

Al Qaeda telah meningkatkan profil media Hamza sejak musim panas 2015, saat dia pertama kali diperkenalkan sebagai tokoh jihad terkemuka. Pada tanggal 13 Mei, hanya satu pekan sebelum pesan anti-Saudi Hamza yang baru, As Sahab merilis pidato lain putra Syeikh Usamah tersebut. Dalam pembicaraan itu, Hamza memberikan nasehat kepada “pencari kesyahidan” yang tinggal di Barat.

Dalam pesan terakhirnya, Hamza mengatakan pemerintah Saudi mengumumkan versi palsu sejarahnya sendiri, dengan alasan bahwa “generasi telah membangkitkan” ketidakpedulian terhadap apa yang sebenarnya terjadi pada tahun-tahun pertama abad ke-20, ketika the House of Saud bangkit. Hamza bin Laden sangat ingin menjelaskan warisan Raja Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Saud (Ibn Saud), yang menggambarkannya sebagai agen intelijen Inggris. Hamza mengatakan, ketika sejarah diceritakan secara tepat maka umat Islam “akan memahami besarnya ketidakadilan yang dibawa” negara mereka dan kemudian berupaya “mengembalikan” hak-hak mereka yang dicuri”.

Berpisah dengan Al Qaeda, Inilah Rilisan Terjemahan Lengkap Syeikh al Jaulani

Hamza memaparkan bahwa Ibn Saud bekerja dengan Inggris sejak awal, mencari “persetujuan” mereka sebelum meninggalkan Kuwait (tempat keluarga Saud tinggal) dan menaklukkan kota Riyadh pada tahun 1902. Riyadh dan sebagian besar semenanjung Arab dikendalikan oleh pasukan Ibn Rashid, yang berkoalisi dengan Khilafah Ottoman saat itu, bahwa Ibn Saud hanya bisa memperluas kekuasaannya dengan mengorbankan sekutu kekhilafahan Ottoman dan dia meminta bantuan dari Inggris untuk melakukannya. Dari perspektif agama Islam, ini melanggar hukum Islam, karena Ibn Saud menyerang sesama Muslim saat bekerja dengan Inggris.

Menurut bin Laden, Arab Saudi yang mengisahakan penaklukan awal Ibn Saud mengabaikan “pelanggaran syariah ini,” termasuk serangan terhadap sekutu Ottoman “untuk melayani Inggris” dan “pembunuhan Muslim yang melawan hukum”.

Hamza mengingatkan bahwa Kapten William Henry Irvine Shakespear, seorang utusan Inggris, bertugas sebagai penasihat militer Ibn Saud dan “memerintah” pasukan Muslim sambil mengatur “barisan mereka.” Ini adalah bagian dari dukungan “finansial dan militer” Inggris yang lebih luas untuk Ibn Saud. Ini semua adalah “bukti nyata” dukungan Inggris, jelas Hamza, dan menimbulkan “hegemoni Tentara Salib” di wilayah tersebut.

Hubungan awal Saudi dengan Barat berakibat penguasaan Inggris terhadap Palestina dan, kemudian, pembentukan negara Israel.

Syeikh Usamah bin Laden pernah menjelaskan bahwa ada konspirasi “Zionist-Crusader” melawan Muslim. Putranya, Hamza, melanjutkan tema ini, menjadikannya salah satu pokok pembicaraannya dan mengungkap House of Saud menjadi bagian darinya.

Putra Syeikh Usamah: Al Qaeda telah Berkembang Pesat Meskipun Hadapi Perang 15 Tahun

Bagikan