Akui Ekonomi Sangat Berat, Menkeu: Bisa Minus 0.4 Persen

Akui Ekonomi Sangat Berat, Menkeu: Bisa Minus 0.4 Persen

JAKARTA(Jurnalislam.com) – Pandemi virus corona (COVID-19) yang terjadi di dunia memunculkan krisis kesehatan.

Dalam waktu singkat, krisis kesehatan ini menjalar menjadi krisis ekonomi. Sejumlah negara maju ekonominya tumbuh minus, dan bahkan ada yang sudah masuk jurang resesi.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, kemarin di DPR mengatakan, skenario berat ekonomi Indonesia tahun ini adalah masih bisa tumbuh positif 2,3%.

Ada juga skenario sangat beratnya, yaitu ekonomi Indonesia tumbuh minus 0,4% pada tahun ini. Berat dan sangat berat ini tergantung berapa lama pandemi COVID-19 akan berlangsung.

“Kemungkinan skenario sangat berat mungkin terjadi atau minus 0,4%. Ini kalau kuartal III-2020 kita tidak bisa recover atau pandemi terus berjalan. Kalau itu dilakukan, kita masuk ke skenario berat,” jelas Sri Mulyani di Gedung DPR, kemarin.

CNBC Indonesia pernah mendengar paparan Sri Mulyani soal dua skenario ekonomi Indonesia di tengah krisis COVID-19 yang terjadi.

Untuk skenario pertama ini, ekonomi diprediksi masih bisa tumbuh positif 2,3%. Jumlah orang miskin akan bertambah 1,16 juta orang, dari perhitungan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2019 yaitu 24,79 juta orang (9,22% dari jumlah penduduk).

Kemudian jumlah pengangguran juga akan bertambah 2,92 juta orang, dari perhitungan terakhir BPS per Februari 2020 sebanyak 6,88 juta orang.

Pada skenario ini, ekonomi diprediksi tumbuh negatif 0,4%. Jumlah orang miskin akan bertambah 3,78 juta orang, dari perhitungan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2019 yaitu 24,79 juta orang (9,22% dari jumlah penduduk).

Kemudian jumlah pengangguran juga akan bertambah 5,23 juta orang, dari perhitungan terakhir BPS per Februari 2020 sebanyak 6,88 juta orang.

sumber: cnbcindonesia

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.