ANKARA (Jurnalislam.com) – Operasi Turki melawan kelompok Islamic State (IS) di sekitar kota Jarabulus Suriah utara adalah tanggapan terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok teror seperti IS dan PYD dukungan AS, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Rabu (24/08/2016), lansir Anadolu Agency.
Operasi Perisai Efrat (Operation Euphrates Shield) diluncurkan Rabu pagi, ketika artileri dan serangan udara yang diikuti oleh tank Turki melintasi perbatasan untuk menargetkan IS dan PYD. (baca juga: Sedikitnya 20 Tank Turki Memasuki Suriah Lancarkan Serangan Darat Rebut Jarablus dari IS)
“Saat ini, sayangnya, semua serangan yang terjadi di Gaziantep dan Kilis … membawa masalah tersebut ke titik ini,” kata Erdogan di Istana Presiden di Ankara.
“Inilah akhirnya. Kami katakan ini harus selesai dan proses telah dimulai pagi ini pada pukul 4:00. Kita harus memecahkan masalah.”
Sejak Januari, serangan roket di provinsi Kilis Turki dari wilayah kekuasaan IS di Suriah telah menewaskan sedikitnya 21 orang, sementara serangan teroris di Gaziantep dituduh dilakukan oleh IS termasuk bom bunuh diri hari Sabtu dalam acara pernikahan yang menewaskan 54 orang undangan dan serangan bom mobil bulan Mei yang membuat tewasnya dua petugas polisi.
Sementara itu, PYD – yang mengontrol wilayah Suriah utara di sepanjang perbatasan Turki – dituduh melakukan pembersihan etnis di daerah kekuasaannya, sewenang-wenang menahan lawan-lawan politik mereka dan memaksa warga sipil untuk berperang. Kelompok ini adalah cabang Suriah dari kelompok teror PKK yang telah mengobarkan perang di Turki sejak tahun 1984.
Presiden menekankan bahwa IS dan PYD dukungan AS mengancam Turki dari Suriah utara dan mengatakan kelompok teror atau pendukung mereka tersebut mencari kesempatan melawan persatuan dan solidaritas Turki.
“Anda tidak bisa memecah bangsa kami, Anda tidak dapat menurunkan bendera kami, Anda tidak dapat menghancurkan tanah air kami, negara kami, Anda tidak dapat membungkam seruan kami untuk berdoa, Anda tidak dapat membawa negara ini bertekuk lutut untuk Anda, Anda tidak dapat membawa orang-orang ini ke tumit,” Erdogan mengatakan.
Dia menambahkan: “Bangsa ini ada dan akan selalu ada dengan orang-orang, militer, polisi dan penjaga, menghadapi ancaman apa pun yang melawan Turki.”