GAZA (jurnalislam.com)- Sayap militer Hamas, Brigade Izz al-Din al-Qassam, pada Senin (29/12/2025) mengumumkan penunjukan juru bicara militer yang baru. Dalam pernyataan tersebut, Al-Qassam sekaligus mengonfirmasi bahwa Abu Ubaidah telah meninggal dunia akibat serangan militer Israel di Gaza City pada Agustus lalu.
Pengumuman disampaikan melalui pidato rekaman yang disiarkan sejumlah media Arab. Juru bicara baru Brigade al-Qassam menyampaikan ungkapan duka atas wafatnya Abu Ubaidah, yang disebut sebagai figur senior dan kepala kantor media sayap militer Hamas.
“Hari ini kami berduka atas Abu Ubaidah, yang nama aslinya Huthaifa Samir al-Kahlout, seorang pemimpin besar yang selama dua dekade menghadapi musuh-musuhnya,” ujar juru bicara tersebut dalam rekaman yang beredar.
Dalam pernyataan yang sama, ia juga menyampaikan bahwa Mohammed al-Sinwar, yang pernah menjabat sebagai komandan Brigade al-Qassam, dilaporkan tewas dalam operasi militer Israel pada Mei lalu. Selain itu, beberapa pejabat militer senior Hamas lainnya disebut telah meninggal dunia, termasuk Raed Saad yang dilaporkan tewas pada awal bulan ini.
Dalam wawancara yang pernah dimuat media pada 2005, Abu Ubaida menyatakan bahwa keluarganya merupakan pengungsi akibat peristiwa Nakba 1948 dan kemudian menetap di Gaza. Pada kesempatan tersebut, ia mengaku berusia awal 20-an, yang mengindikasikan tahun kelahiran pada pertengahan 1980-an.
Menurut laporan sejumlah media Timur Tengah, hanya kalangan sangat terbatas di internal Hamas yang mengetahui identitas asli Abu Obaida selama ia masih hidup. Nama samaran “Abu Ubaidah” disebut diambil dari Abu Ubaidah ibn al-Jarrah, salah satu sahabat Nabi Muhammad yang dikenal dalam sejarah Islam.
Pernyataan Terakhir dan Peran Abu Ubaidah
Pernyataan publik terakhir Abu Ubaidah disampaikan pada awal September 2025, bertepatan dengan dimulainya tahap awal operasi militer Israel yang baru di Kota Gaza. Dalam pernyataan tersebut, ia menyebut wilayah tersebut telah berubah menjadi zona pertempuran, seiring hancurnya ratusan bangunan tempat tinggal dan terjadinya pengungsian massal warga Palestina.
Sejumlah media internasional mencatat bahwa Abu Ubaidah selama bertahun-tahun menjadi figur sentral dalam komunikasi Hamas di Gaza. Ia kerap menyampaikan pernyataan terkait perkembangan situasi keamanan, dinamika gencatan senjata, serta isu pertukaran tawanan antara Israel dan kelompok Palestina, terutama selama gencatan senjata singkat pada awal 2025 yang kemudian berakhir.
Abu Ubaidah pertama kali dikenal tahun 2002 sebagai bagian dari pejabat lapangan Al Qassam. Ia berbicara pada banyak media melalui konferensi pers, namun tidak pernah menampakkan wajahnya.
Kemudian dikenal luas pada tahun 2006 ketika ia mengumumkan penangkapan tentara Israel Gilad Shalit dalam sebuah operasi lintas batas. Sejak saat itu, ia menjadi simbol komunikasi militer Hamas, tampil dengan wajah tertutup dan identitas pribadi yang dijaga ketat.
Latar Belakang dari Media Internasional
Menurut laporan media Timur Tengah dan Barat, Israel telah beberapa kali menyatakan upaya menargetkan Abu Ubaidah sejak awal konflik bersenjata besar di Gaza. Radio militer Israel bahkan mencatat bahwa setidaknya dua upaya sebelumnya gagal sebelum klaim keberhasilan pada akhir Agustus 2025.
Media internasional seperti Al Jazeera dan sejumlah kantor berita global juga melaporkan bahwa pada April 2024, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap Abu Ubaidah dengan tuduhan keterlibatannya dalam aktivitas komunikasi strategis dan propaganda Hamas.
Abu Ubaidah, bersama Mohammed Sinwar, menjadi bagian dari daftar tokoh Hamas yang kematiannya dikonfirmasi Israel dalam dua tahun terakhir. Daftar tersebut mencakup sejumlah figur penting lain, baik dari sayap politik maupun militer Hamas, seiring meningkatnya intensitas konflik di Jalur Gaza.