Israel Culik Ratusan Relawan Global Sumud Flotilla di Perairan Internasional, Termasuk Greta Thunberg dan Mandla Mandela

Israel Culik Ratusan Relawan Global Sumud Flotilla di Perairan Internasional, Termasuk Greta Thunberg dan Mandla Mandela

JAKARTA (jurnalislam.com)– Pasukan pendudukan Israel kembali melakukan kejahatan di laut internasional. Armada kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) yang membawa lebih dari 500 relawan internasional menuju Gaza dicegat secara ilegal pada Rabu malam (1/10/2025).

Dalam laporan yang diterima Jurnalislam.com dari Tim Media Global Peace Convoy Indonesia disebutkan, intersepsi brutal itu berujung pada penculikan massal ratusan aktivis dari 46 negara, termasuk aktivis iklim dunia Greta Thunberg dan Mandla Mandela, cucu Nelson Mandela.

“Sedikitnya 12 kapal telah dinaiki secara ilegal oleh pasukan Israel, sementara lebih dari 200 dari total 500 aktivis sempat hilang kontak sebelum akhirnya terkonfirmasi ditahan,” demikian laporan Tim Media Global Peace Convoy Indonesia, Kamis (2/10).

Tim Media menambahkan, “Kapal utama Alma, Sirius, dan Adara dinaiki pasukan Israel. Kapal Mikeno disemprot meriam air, sementara kapal Florida ditabrak. Dari total armada, 14 kapal dalam keadaan darurat dan delapan di antaranya mengalami kerusakan ketika konvoi masih berada 60 mil laut dari Gaza.”

Otoritas Israel mengklaim lebih dari 70 aktivis telah ditangkap pada intersepsi awal dan dibawa ke pelabuhan Ashdod. Hingga Kamis (2/10), jumlah tersebut meningkat menjadi 497 peserta flotilla. Israel menuduh flotilla terhubung dengan Hamas. Namun, panitia GSF membantah keras dan menegaskan, “Misi ini murni bersifat kemanusiaan, bertujuan mengirim bantuan langsung kepada warga Gaza yang terkepung 18 tahun akibat blokade Israel.”

𝗚𝗲𝗹𝗼𝗺𝗯𝗮𝗻𝗴 𝗣𝗿𝗼𝘁𝗲𝘀 𝗗𝘂𝗻𝗶𝗮

Aksi culik massal ini langsung memicu protes di berbagai negara. Ribuan orang turun ke jalan di Paris, Berlin, Brussels, Roma, Genoa, Milan, dan Napoli. Konfederasi Buruh Umum Italia bahkan menyerukan mogok nasional sebagai bentuk solidaritas.

Di dunia Muslim, aksi besar berlangsung di Istanbul, Ankara, Konya, serta Athens, Yunani. Tunisia juga menjadwalkan aksi solidaritas pada Kamis (2/10).

Presiden Kolombia Gustavo Petro mengusir diplomat Israel dan membatalkan perjanjian perdagangan bebas. Dari Eropa, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez mengecam blokade Israel, sementara Irlandia, Meksiko, dan Australia mendesak jaminan keselamatan bagi warga negaranya yang ikut dalam flotilla.

Sekretaris Jenderal International Transport Workers’ Federation (ITF), Stephen Cotton, menilai intersepsi Israel di perairan internasional sebagai “pelanggaran serius terhadap hukum laut internasional.”

Peristiwa ini menandai eskalasi baru dalam krisis Gaza. Misi kemanusiaan yang semestinya membawa bantuan justru berakhir dengan penculikan massal oleh Israel. Bantuan bagi warga Gaza kembali tertunda, sementara keselamatan ratusan relawan kini menjadi perhatian dunia internasional.

Bagikan