Israel Rugi Triliunan Rupiah per Hari Akibat Serangan Rudal Iran

Israel Rugi Triliunan Rupiah per Hari Akibat Serangan Rudal Iran

ISRAEL (jurnalislam.com)– Perang yang berkecamuk antara Israel dan Iran sejak 13 Juni 2025 dilaporkan menelan biaya hingga ratusan juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara triliunan rupiah per hari di pihak Israel.

Menurut laporan Wall Street Journal (WSJ) pada Kamis (19/6), beban finansial yang ditanggung Israel berasal dari penggunaan rudal pencegat untuk menangkis serangan rudal balistik Iran, serta amunisi, operasional pesawat, dan kerusakan besar akibat serangan yang disebut para ahli sebagai “belum pernah terjadi sebelumnya”.

Para analis menyebut, besarnya biaya ini akan sangat memengaruhi berapa lama serangan militer Israel terhadap Iran akan berlangsung.

“Faktor utama yang benar-benar akan menentukan besaran biaya perang adalah durasinya. Jika hanya berlangsung selama seminggu, itu satu hal. Namun jika mencapai dua minggu atau sebulan, itu cerita yang sangat berbeda,” ujar Karnit Flug, mantan Gubernur Bank Israel yang kini menjadi peneliti senior di lembaga pemikir Israel Democracy Institute.

Sejak Israel memulai operasi militer terhadap Iran pada 13 Juni, Teheran telah menembakkan lebih dari 400 rudal balistik ke wilayah Israel. Untuk menangkisnya, Israel mengerahkan sistem pertahanan udara Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow 3.

𝗕𝗶𝗮𝘆𝗮 𝗜𝗻𝘁𝗲𝗿𝘀𝗲𝗽𝘀𝗶 𝗖𝗮𝗽𝗮𝗶 𝗥𝗽𝟯,𝟮𝟴 𝗧𝗿𝗶𝗹𝗶𝘂𝗻 𝗽𝗲𝗿 𝗛𝗮𝗿𝗶

Menurut para ahli, operasi intersepsi rudal saja diperkirakan menghabiskan biaya hingga USD 200 juta per hari, atau sekitar Rp3,28 triliun.

Setiap kali sistem David’s Sling diaktifkan, biayanya sekitar USD 700 ribu (sekitar Rp11,48 miliar), dengan asumsi penggunaan minimal dua rudal pencegat.

Sementara itu, sistem Arrow 3 disebut menghabiskan biaya hingga USD 4 juta per satu kali intersepsi, atau sekitar Rp65,6 miliar.

𝗞𝗲𝗿𝘂𝘀𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗕𝗲𝘀𝗮𝗿 𝗱𝗶 𝗜𝗻𝘀𝘁𝗶𝘁𝘂𝘁 𝗦𝗮𝗶𝗻𝘀 𝗪𝗲𝗶𝘇𝗺𝗮𝗻𝗻

Serangan besar terjadi pada 14 Juni, ketika puluhan rudal Iran menghantam Tel Aviv dan Haifa. Salah satu targetnya adalah Institut Sains Weizmann di Rehovot, yang sering disebut sebagai “MIT-nya Israel”.

Menurut pihak kampus, serangan itu mengakibatkan kerusakan pada tiga gedung utama laboratorium dan memengaruhi sekitar 45 laboratorium lain, dengan total kerugian mencapai 2 miliar shekel atau setara dengan sekitar USD 570 juta (Rp9,35 triliun).

Kerugian tersebut hanya mencakup infrastruktur fisik dan belum termasuk kerugian ilmiah seperti hancurnya bahan penelitian langka, sampel yang tak tergantikan, dan terhentinya riset jangka panjang. Diperkirakan biaya pembangunan ulang tiap laboratorium bisa mencapai puluhan juta dolar (setara ratusan miliar rupiah per laboratorium).

𝗥𝗶𝗯𝘂𝗮𝗻 𝗥𝘂𝗺𝗮𝗵 𝗛𝗮𝗻𝗰𝘂𝗿, 𝗥𝗶𝗯𝘂𝗮𝗻 𝗞𝗹𝗮𝗶𝗺 𝗔𝘀𝘂𝗿𝗮𝗻𝘀𝗶

Iran terus melancarkan serangan hampir setiap hari sejak 13 Juni. Serangan ini mengakibatkan kehancuran atau kerusakan parah pada ribuan bangunan, dan menyebabkan ribuan warga Israel kehilangan tempat tinggal.

Data dari Otoritas Pajak Israel mencatat, hingga awal pekan ini, telah ada 9.900 klaim kompensasi, yang terdiri dari:

– 8.549 klaim untuk kerusakan struktural rumah,

– 668 klaim untuk kerusakan kendaraan, dan

– 683 klaim untuk kerusakan isi rumah dan properti lainnya.

Antara 13 hingga 16 Juni saja, serangan rudal Iran diperkirakan menyebabkan kerugian hingga 1 miliar shekel, atau setara USD 277 juta (sekitar Rp4,54 triliun).

𝗞𝗶𝗹𝗮𝗻𝗴 𝗠𝗶𝗻𝘆𝗮𝗸 𝗱𝗮𝗻 𝗘𝗸𝗼𝗻𝗼𝗺𝗶 𝗧𝗲𝗿𝗱𝗮𝗺𝗽𝗮𝗸

Risiko keamanan yang meningkat juga berdampak pada aktivitas ekonomi dan perusahaan internasional di Israel.

Stasiun televisi Channel 12 Israel melaporkan bahwa perusahaan pelayaran raksasa Maersk telah menangguhkan aktivitas di Pelabuhan Haifa karena ancaman serangan rudal dari Iran.

Sementara itu, kilang minyak terbesar di Israel milik Bazan Group di Haifa terpaksa ditutup sejak 16 Juni setelah dihantam rudal Iran. Serangan itu menewaskan tiga pekerja dan melumpuhkan pembangkit listrik utama di kompleks tersebut.

Kilang tersebut menyuplai hampir 60 persen kebutuhan solar Israel dan sekitar 50 persen kebutuhan bensin nasional, sehingga penutupan ini sangat berdampak pada pasokan energi nasional. (Bahry)

Sumber: Cradle

Bagikan